Rokok elektronik sering dianggap kurang adiktif dibandingkan rokok konvensional (tembakau). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat ketergantungan pada pengguna rokok konvensional dan pengguna rokok elektronik pada usia remaja sampai dewasa muda. Penelitian menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional melalui survei menggunakan kuesioner online terhadap 48 responden yang terdiri dari 22 pengguna rokok elektronik, 13 pengguna rokok konvensional dan 12 pengguna keduanya pada usia remaja sampai dewasa muda. Evaluasi tingkat ketergantungan menggunakan kuesioner Fagerström test for nicotine dependence (FTND). Pengukuran motivasi alasan merokok menggunakan kuesioner Horn’s smoker’s self test. Analisis data menggunakan analsis statistik nonparametrik Mann-Whitney test dan Kruskal Wallis. Hasil penelitian ini menemukan bahwa perokok elektronik mempunyai tingkat ketergantungan nikotin yang lebih tinggi (rata-rata 2,18) dibandingkan perokok konvensional (rata-rata 1,15; p < 0,05). Hasil Mann-Whitney test didapatkan nilai signifikansi p < 0,05 untuk tingkat ketergantungan nikotin berdasarkan motivasi alasan merokok adalah ketagihan (craving), sedangkan didapatkan nilai signifikansi p > 0,05 untuk tingkat ketergantungan nikotin berdasarkan motivasi alasan merokok pada kategori stimulasi, kesenangan, crutch, kebiasaan, stres, dan sosial. Kesimpulan penelitian ini, terdapat perbedaan signifikan tingkat ketergantungan antara pengguna rokok konvensional dan rokok elektronik dengan tingkat ketergantungan lebih tinggi pada pengguna rokok elektronik.Â