Patimah Patimah
Universitas Darussalam Gontor

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Konsep ta’dib menurut Al-Attas sebagai solusi pendidikan moral usia dini Lutfiatul Khasanah; Mohammad Djaya Aji Bima Sakti; Achmad Reza Hutama Al Faruqi; Dhita Ayomi Purwaningtyas; Patimah Patimah
TA`DIBUNA Vol 12 No 2 (2023)
Publisher : LPPM Universitas Ibn Khaldun, Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32832/tadibuna.v12i2.8544

Abstract

Indonesia is a country that has the largest number of Islamic universities in the world. Currently, there are fifty-eight state Islamic universities under the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia, and thousands of Islamic universities under community (private) management. The presence of Islamic tertiary institutions in various forms and types has encouraged the birth of vertical and horizontal mobility of santri and rural communities to subsequently appear as a new middle class and social elite capable of occupying various strategic positions in government, private sector, and others. Through the role of Islamic university graduates, there has been a transformation of Islamic teachings in all aspects of life: social, economic, political, cultural, artistic, and so on. With this transformation, Islamic tertiary institutions have made a huge contribution to the realization of justice and prosperity, not only for Muslims themselves but for all Indonesian people and the world in general.   Abstrak Artikel ini menjelaskan tentang konsep ta’dib al-Attas sebagai basis solusi problem pendidikan Usia Dini ada Era milenial yang mempunyai ciri dan identik pengutamaan akal, empiris, materialistik, sekuler, hedonistik, hingga transaksional. Pendidikan usia dini merupakan asas penting dalam proses pembentukan akhlak dan moral, selain itu, perkembangan teknologi menjadi faktor pendukung ciri khas tersebut, sehingga moral anak-anak usia dini semakin memprihatinkan. Peneliti menggunakan kajian kepustakaan dengan menggunakan metode deskriptif dan analisis. Sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa orientasi pendidikan usia dini perlu diamati kembali dan direkonstruksi untuk menuju hasil output siswa dan karakter yang diharapkan. Selain itu juga, aspek agama dan pendidikan moral perlu diutamakan di samping ciri khas Barat tersebut, hal ini sejalan dengan ide ta’dib menurut Al-Attas, beliau menyimpulkan bahwa ranah pendidikan perlu dipurifikasi dari worldview Barat yang jauh dari kultur budaya Timur dan Islam. Salah satu hal yang perlu dipurifikasi yaitu proses pendidikan serta orientasi di dalam proses tersebut.