Udin Rosidin
Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Manuju : Malahayati Nursing Journal

Hubungan Pola Asuh Orang Tua terhadap Kejadian Stunting pada Balita Nurul Azmi Fauziyah; Udin Rosidin; Dadang Purnama; Wiwi Mardiah; Raini Diah Susanti; Laili Rahayuwati
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 5 (2023): Volume 5 Nomor 5 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i5.8554

Abstract

ABSTRACT Stunting caused by several interrelated factors. The risk factors for stunting consist of direct and indirect factors. One of the indirect risk factors is parenting. Parenting plays an important role in minimizing the two main factors that cause stunting, infection and poor food intake. Based on researchers initial observations, according to Sukamulya Village cadres, parenting patterns in Sukamulya Village was quite good. However, the prevalence of toddler stunting reaches 35.9%. The purpose of this study is to determine the relationship between parenting patterns and the incidence of stunting in toddlers. This study uses a correlational quantitative design with a cross-sectional approach. The population of this research is 96 people in Sukamulya Village who have toddlers and the sampling selected by total sampling technique. Data were analyzed univariate and bivariate using Chi-Square test. The results showed that 22 of 96 or 22.9% parents had bad parenting and 31 of 96 or 32.3% toddlers is stunting. The results of the correlation test between the two variables showed a p-value=0.043. There is a relationship between parenting patterns and the incidence of stunting in toddlers. Researchers recommend to make parenting pattern a point of concern in resolvinng stunting. Keywords: Parenting, Stunting, Toddlers  ABSTRAK Stunting disebabkan oleh faktor-faktor yang saling berhubungan. Faktor risiko stunting terdiri dari faktor risiko langsung dan tidak langsung. Salah satu faktor risiko tidak langsung stunting adalah pola asuh. Pola asuh berperan penting dalam meminimalisir dua faktor utama yang menyebabkan stunting, yakni infeksi dan asupan makanan yang buruk. Berdasarkan pengamatan awal, menurut kader Desa Sukamulya, pola asuh yang diberikan oleh orangtua di Desa Sukamulya tergolong cukup baik. Namun, angka prevalensi balita stuntingnya mencapai 35.9%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh orangtua terhadap kejadian stunting pada balita. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dari penelitian ini adalah 96 masyarakat Desa Sukamulya yang memiliki balita dan sampel diambil dengan teknik total sampling. Analisa data dilakukan secara univariat dan bivariat menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 22 dari 96 atau sebanyak 22,9% orangtua memiliki pola asuh yang buruk dan 31 dari 96 atau 32,3% balita mengalami stunting. Hasil uji korelasi antar kedua variabel menunjukkan nilai p value 0,043. Terdapat hubungan antara pola asuh orangtua dengan kejadian stunting pada balita. Peneliti memberikan rekomendasi untuk menjadikan pola asuh sebagai salah satu titik perhatian dalam penanggulangan stunting. Kata Kunci: Pola Asuh, Stunting, Balita
Hubungan Pengetahuan Fungsi Keluarga dengan Pelaksanaan PHBS Masa Covid-19 pada Tokoh Masyarakat Udin Rosidin; Hartiah Haroen; Nina Sumarni; Dadang Purnama; Witdiawati Witdiawati; Rohmahalia M Noor
Malahayati Nursing Journal Vol 5, No 12 (2023): Volume 5 Nomor 12 2023
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v5i12.12923

Abstract

ABSTRACT The public health problem that threatens human life today is the spread of various diseases which have been exacerbated by the emergence of COVID-19 so that the death rate has increased. A preventive effort to overcome this is the implementation of a Clean and Healthy Lifestyle (PHBS). The implementation of PHBS must start from the family level, so in this case the function of the family in implementing PHBS has an important role. To be able to carry out these family functions, good knowledge is needed. So the purpose of this study was to find out the relationship between knowledge about family functions and the implementation of PHBS. The study was designed in an analytic correlation with a Cross Sectional Study approach. The results showed that: there is a significant relationship between knowledge of family functions and the implementation of PHBS (pvalue = 0.002). Based on the dimensions of family function, which have a significant relationship include the dimension of knowing the problem (pvalue=0.012), the dimension of making decisions (pvalue=0.004), the dimension of home care (pvalue 0.034), and the dimension of modifying the home environment (pvalue 0.002). Meanwhile, the dimension that has no significant relationship is the utilization of health services (pvalue 0.153). So it can be concluded that the better the knowledge about family functions, the better the implementation of PHBS. Keywords: Family Functions, Knowledge, PHBS, Community Figures  ABSTRAK Masalah kesehatan masyarakat yang mengancam kehidupan manusia saat ini adalah merebaknya berbagai penyakit yang diperburuk dengan munculnya COVID-19 sehingga angka kematian meningkat. Upaya preventif untuk mengatasi hal ini adalah penerapan pelaksanaan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penerapan PHBS harus dimulai dari tingkat keluarga, maka dalam hal ini fungsi keluarga dalam pelaksanaan PHBS memiliki peranan penting. Untuk bisa melaksanakan fungsi keluarga tersebut diperlukan adanya pengetahuan yang baik. Maka tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang fungsi keluarga dengan pelaksanaan PHBS Pada Masa COVID-19. Penelitian dirancang secara analitik korelasi dengan pendekatan Cross Sectional Study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan fungsi keluarga dengan pelaksanaan PHBS (pvalue=0,002). Berdasarkan dimensi  fungsi keluarga, yang memiliki hubungan signifikan antara lain dimensi mengenal masalah (pvalue=0,012), dimensi mengambil keputusan (pvalue=0,004), dimensi perawatan dirumah (pvalue 0,034), dan dimensi modifikasi lingkungan rumah (pvalue 0,002). Sedangkan dimensi yang tidak ada hubungan secara signifikan adalah pemanfaatan layanan kesehatan (pvalue 0,153). Maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan tentang fungsi keluarga maka pelaksanaan PHBS semakin baik. Kata Kunci: Fungsi Keluarga, Pengetahuan, PHBS, Tokoh Masyarakat