Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Alih Kode dan Campur Kode Serta Faktor Penyebabnya dalam Video Youtube Iqbal Ramadhan Duta Ananda Putri; Enzari Puspaningtyas; Muhammad Zayyinul Aalimil Hakim
JBSI: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 2 No. 02 (2022): Artikel Riset Periode November 2022
Publisher : Information Technology and Science(ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.652 KB) | DOI: 10.47709/jbsi.v2i02.1785

Abstract

Kontak  bahasa  merupakan  kondisi sosiolinguistik  yang  memungkinkan  terjadinya  tindakan  spontan  seorang  penutur untuk  mengganti  kode  bahasa  yang  sedang  digunakan  dalam  suatu  proses komunikasi.  Alih kode dan capur kode dimaksudkan untuk memudahkan komunikasi dengan lawan bicaranya. Iqbal Ramadhan merupakan selebritas Indonesia yang bersekolah di luar negeri yang menyebabkan banyak melakukan alih kode dan campur kode di video youtubenya. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan penelitian kualitatif. . Teknik   pengumpulan   data   dan   analisis   data   yaitu,   (1)   mengamati   video,   (2) mengumpulkan   data,   yaitu   dengan   mencatat   beberapa   tuturan   yang   terdapat alih   kode   dan   campur   kode,   (3)   mengidentifikasi   data,   yaitu   dengan mengklasifikasikan   tuturan   yang   telah   didapatkan,   (4)   menyajikan   data   dan menarik simpulan. Dari analisis yang dilakukan, penutur menggunakan dua bahasa yakni bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Hal ini disebabkan penutur menyelesaikan sekolah menengah atas di United World Collage, Amerika Serikat dan menlanjutkan kuliah di Monash University, Australia. Berdasarkan hasil pembahasan, terdapat 19 bentuk alih kode eksternal dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris dan alih kode dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Faktor yang menjadi penyebab alih kode dalam tuturan Iqbaal Ramadhan yaitu: 1) disebabkan oleh penutur, 2) disebabkan oleh pokok pembicaraan, dan 3) disebabkan oleh sekadar bergengsi. Penggunaan campur kode yang dijumpai dalam video yaitu 14 bentuk yang disebabkan oleh faktor kebutuhan mendesak serta motif prestise.
Analisis Gaya Bahasa Sarkasme pada Lirik Lagu Iwan Fals Berjudul “Bongkar” Duta Ananda Putri; Rismayani Pelawi; Ika Febriana
JBSI: Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia Vol. 3 No. 01 (2023): Artikel Riset Periode Mei 2023
Publisher : Information Technology and Science(ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.986 KB) | DOI: 10.47709/jbsi.v3i01.2247

Abstract

Bahasa memiliki peran penting dalam kehidupan sosial manusia. Penggunaan bahasa dapat disajikan dengan beragam sesuai dengan konteks tuturan yang dikehendaki oleh si penutur. Keberagaman bahasa tidak lepas dari ruang lingkup dan konteks informasi dari pemakai bahasa. Para Para penutur yang tidak sama menyebabkan terjadinya keragaman. Hal ini juga disebabkan oleh kegiatan interaksi yang sangat beragam. Ujaran yang dituturkan juga akan menimbulkan keragaman gaya bahasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan cara memutar lagu berjudul Bongkar, memperdengarkan liriknya dengan seksama, dan  mencatat  kembali  lirik  lagu Teknik yang digunakan untuk  menganalisis  lirik lagu Bongkar karangan Iwan Fals adalah analisis isi (content  analysis). Berdasarkan hasil penelitian, gaya bahasa sarkasme ditemukan pada bait kesatu, kedua, ketiga, kelima, dan keenam. Sarkasme tersebut berupa sindiran kepada pemerintah yang sudah tidak peduli pada rakyatnya. Akhirnya rakyat turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi. Namun usaha demonstrasi juga tidak membuahkan hasil apa-apa. Bahkan pada era orde baru, banyak demonstran yang hilang tanpa jejak. Lirik lagu Bongkar berisi sarkasme dari masyarakat kecil yang merasa muak terhadap sikap para pejabat. Pemerintah dinilai tidak lagi memiliki kebijaksanaan terutama saat peristiwa penculikan aktivis pada masa orde baru. Pada masa seperti ini, wakil rakyat seharusnya mau mendengarkan rakyat agar kursinya tidak di “Bongkar”.