Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pelatihan Speed Reading Bagi Guru-Guru SD Mata Pelajaran Bahasa Inggris Se-Kecamatan Tarogong Kabupaten Garut Ruminda Ruminda; Dewi Kustanti
Al-Khidmat Vol 1, No 2 (2018): Al-Khidmat : Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat LP2M UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jak.v1i2.3337

Abstract

Salah satu kemampuan berbahasa yang paling mendasar adalah kemampuan membaca. Kemampuan membaca terutama membaca teks berbahasa asing merupakan kemampuan dasar yang penting dimiliki oleh seorang pengajar bahasa asing agar dapat menyampaikan materi pembelajaran kepada peserta didiknya. Speed reading atau membaca cepat merupakan salah satu kemampuan membaca yang penting dimiliki karena dapat menunjang proses pemahaman suatu materi dengan waktu yang efektif dan efisien. Kemampuan membaca cepat memerlukan latihan karena kemampuan ini merupakan kemampuan tambahan yang perlu dilatih agar dapat memperoleh manfaat dari penerapannya. Mengingat pentingnya kemampuan membaca cepat diterapkan pada para pengajar bahasa asing, tim Pengabdian kepada Masyarakat UIN Sunan Gunung Djati Bandung merasa perlu untuk memberikan pelatihan kepada para pengajar Bahasa Inggris dengan judul “Pelatihan Speed Reading bagi Guru-Guru SD Mata Pelajaran Bahasa Inggris Se-Kecamatan Tarogong, Kabupaten Garut”. Sasaran kegiatan ini adalah guru-guru Bahasa Inggris SD yang berada di wilayah Tarogong Kaler dan arogong Kidul Kabupaten Garut. Guru Bahasa Inggris SD dijadikan sasaran awal program PkM ini karena di wilayah kecamatan Tarogong Kaler dan Kidul ini mata pelajaran Bahasa Inggris telah diberikan di tingkat Sekolah Dasar.
PROBLEMATIKA BUDAYA BERBICARA BAHASA INGGRIS Dewi Kustanti; Yadi Prihmayadi
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 14, No 1 (2017): al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v14i1.1798

Abstract

Hanya manusia yang memiliki bahasa dan hanya manusia yang menggunakan bahasa namun tidak semua manusia  menggunakan semua bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi  antar manusia mempunyai  makna  sebagai penyampaian idea atau gagasan dan pikiran manusia . Dengan  bahasa pula dapat mempengaruhi sikap dan perilaku orang . Pekerjaan  yang dilakukan  akan menimbulkan kebiasaan dan kebiasaan yang dilakukan terus menerus menjadi sifat , sifat yang  berkelanjutan akan terbentuk karakter  dan karakter yang diterima oleh suatu masyarak menjadi sebuah budaya. Nampaknya perilaku  yang  jika dibiasakan sebagai sebuah  keharusan akan menghasilkan budaya yang baik. Budaya berbahasa Inggris  jika semua sistem mendukung maka akan   terbentuk budaya yang baik  dalam berbicara bahasa Inggris .Dapat dikatakan bahwa jika minat serta motivasi  yang tinggi yang ada pada diri  manusia itu sendiri, serta lingkungan yang kondusif  akan turut berperan serta  pada pembentukan  budaya  yang baik. 
FLOUTING MAXIM IN EMMA WATSON’S “BEING 30 AND HAPPILY SINGLE” BRITISH VOGUE INTERVIEW Yulia Rahayu; Dewi Kustanti; Erfan Muhammad Fauzi
CALL Vol 4, No 2 (2022): CALL
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/call.v4i2.16998

Abstract

This study was done to find out more about how a person talks. Conversations between two or more people are usually inseparable from mistakes, uncooperative actions and often exceed expectations. Therefore, an observation in an interview between Paris Lee and Emma Watson is intended to examine the flouting maxim in the speeches made. This research uses qualitative methods with Grice’s supporting theories cooperative principle and flouting maxim. Several data are included in the flouting maxim, namely four data flouting maxim of quantity, three data flouting maxim of quality, four data flouting maxim of manner, and two data flouting maxim relation. From the data analysis, it can be known that the flouting maxim arises when one of the participants, Watson and Paris, insert implied meaning into their speech until they were not cooperative during the interview. Keywords: flouting maxim, cooperative principle, utterance, conversation, interview
EMBRACING THE ABSURD CONDITION OF EXISTENCE IN SAMUEL BECKETT’S ENDGAME CHARACTERS Restu Dwi Gilang Permana; Dewi Kustanti
Saksama Vol 1, No 1 (2022): Saksama
Publisher : Saksama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.977 KB)

Abstract

This research initially attempts to determine characteristics and characterization of the characters; Clov, Hamm, Nagg, and Nell, as well as how it represented the concept of absurdity. The play involves a critical review and otherwise, more appropriately, a conception addressed toward the audience or reader. As a result, researcher chooses to utilize a moral-philosophical approach to conduct this research. As according Camus, absurdity cannot be fully investigated. It is only determined by utilizing the method for explaining the concept of absurdity. Several concepts are represented throughout the drama by the characters' acts, utterances, and thoughts. Those ideas include monotony routine, meaningless circumstances, and the end. Depending to Camus' theory of absurdity, those concepts might well be classified as a representation of such the absurdity concept. The author's condemnation on existence of humankind in the play script may be recognized by considering the perspective regarding Camus' absurdity concept as the characteristics and characterization of characters represents the absurdity concept.