Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Komparatif Kotowaza Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia Berunsur Nama Hewan: Kajian Semantik Rani Arfianty
KIRYOKU Vol 7, No 1 (2023): Jurnal Kiryoku
Publisher : Vocational College of Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v7i1.35-49

Abstract

Penelitian ini, menganalisis makna kotowaza yang berunsur nama hewan. Unsur pembentuk hewan dianalisis untuk mengaitkan makna kotowaza dengan kemiripan perilaku, sifat hewan itu sendiri sehingga dugaan penggunaan nama hewan tersebut pada kotowaza yang dimaksud. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, analisisnya berupa penjelasan yang memudahkan pembaca untuk memahaminya. Sumber data adalah buku-buku peribahasa bahasa Jepang. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan mencari padanan kotowaza pada peribahasa bahasa Indonesia. Analisis data menemukan sebanyak 22 data  kotowaza bahasa Jepang dan peribahasa bahasa Indonesia yang berpadanan makna konotasinya dan sebanyak 2 data berpadanan makna  konotasi dan denotasinya. Sebanyak 15 data kotowaza berkonotasi negatif (-) karena bermakna sindiran dan kritikan, sebanyak 7 data kotowaza berkonotasi positif (+), bermakna kebenaran ajaran hidup dan pemikiran pengetahuan hidup, dan sebanyak 1 kotowaza dapat berkonotasi positif maupun negatif (+/-) karena dapat bermakna sindiran maupun ajaran hidup, tergantung konteks pemakaiannya. Bentuk konotasi dan denotasi kotowaza bahasa Jepang dan kotowaza bahasa Indonesia. Kotowaza yang menggunakan unsur hewan ditinjau dari segi semantik memiliki makna yang hampir mirip, hanya saja hewan yang digunakan hanpir seluruhnya berbeda. Perbedaan unsur hewan yang digunakan ini tentunya berdasarkan kearifan lokal masing-masing negara yang berbeda hingga mempengaruhi unsur hewan yang muncul pada peribahasanya kedua bahasa.
Konstruksi Ergatifitas Bahasa Indonesia dan Bahasa Jepang: Kajian Tipologi Rani Arfianty; Mulyadi Mulyadi
KIRYOKU Vol 7, No 2 (2023): Kiryoku: Jurnal Studi Kejepangan
Publisher : Vocational College of Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/kiryoku.v7i2.8-16

Abstract

AbstrakFenomena linguistik yang memperlakukan peran subjek pada klausa intransitif sama dengan peran objek pada klausa transitif, tetapi, berbeda perannya dengan subjek pada klausa transitif disebut dengan ergativitas. Kasus ergativitas dalam lintas bahasa juga ditemukan pada bahasa Indonesia dan bahasa Jepang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku S, A, dan P pada kalimat ergatif masing-masing bahasa, khususnya yang berhubungan dengan subjek dan transitifitas.Melalui metode kajian komparatif antara bahasa Indonesia dan bahasa Jepang, penelitian ini menganalisis bagaimana kaitan morfologis, sintaksis dengan konstruksi ergatif di kedua bahasa tersebut. Dalam analisis dijelaskan ciri-ciri konstruksi ergatif pada masing-masing bahasa. Hasil analisis menunjukkan bahasa Indonesia dapat dikategorikan kepada bahasa bertipe ergatif secara sintaktis, dan morfologis. Disebabkan S yang berperilaku sama dengan P, tetapi memiliki perilaku yang berbeda dengan A. Tetapi, bahasa Indonesia juga dapat dikategorikan ke dalam bahasa yang bertipe akusatif secara sintaktis. Di sisi lain, konstruksi ergatif pada bahasa Jepang, bercirikan morfem khusus yang menunjukkan fungsi ergatif dengan dua tipe bentuk verba, yaitu tipe V-e (intransitif) dan V-ar (transitif). Konstruksi V-e tidak memungkinkan untuk pembentukan pada bentuk progresif, bentuk lampau, vokatif, dan imperative. Tetapi, V-ar- konstruksi dapat terjadi bersamaan dengan ekspresi progresif, penanda lampau, vokatif dan imperatif. Keywords:  ergatif; intransitif; akusatif; konstruksi ergatif
THE IMPORTANCE OF USE OF THE REGIONAL LANGUAGE MALAY DELI IN FORMAL EDUCATION IN MEDAN CITY Fenty Debora Napitupulu; Diah Kusyani; Rani Arfianty
PEBSAS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2023): November
Publisher : Yayasan Insan Cipta Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61721/pebsas.v1i2.244

Abstract

The aim is to hone regional language skills and develop students' personalities. It is our obligation as Indonesian citizens (WNI) to master and apply Indonesian in our daily lives properly and correctly, so that our regional languages maintain their authenticity. The aim of this research is to find out; 1) Understanding the language, 2) Indonesian language courses for students, 3) The importance of regional languages in formal education, 4) Aims and benefits of Indonesian language courses. So Indonesian is important to study in higher education, because Indonesian is a unifying language, a guide to the preparation and use of good and correct language in scientific communication, as well as to deepen the language in communication and to be preserved by native speakers.
Japanese Women Language Politeness in Communication Interview: Sociolinguistic Study Rani Arfianty; Dara Mubshirah; Mhd. Pujiono
Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing dan Sastra Vol 7, No 2 (2023): ERALINGUA
Publisher : Makassar State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26858/eralingua.v7i2.47890

Abstract

Abstract. This study aims to investigate and define Japanese women's language politeness in communication interviews. This study is descriptive, using a content analysis approach. This study collected Japanese women's words, phrases, and clauses from YouTube videos and used free-conversation listening and note-taking techniques to acquire data. The results showed three main types of Japanese woman’s polite language in communication interviews: teineigo, kenjougo, and sonkeigo. Sonkeigo is used when the speaker wishes to show respect for the other person and the person being discussed. In contrast, the phrase kenjyogo puts the speaker on a lesser level with the recipient. Teineigo is best described as a form of polite or formal speech. It is found that keigo is a method of Japanese women to express their politeness, etiquette and also emotional in the same time This finding also contributes to a greater understanding of social position and social status in Japanese society, as well as how Japanese women communicate to maintain their image in the eyes of others Keywords: Japanese Woman, Politeness Language, Communication Interview, Sociolinguistic
Grammatical and lexical errors of japanese sentence essay of stikes medistra Lubuk Pakam nurses as apprentices to Japan Adriana Hasibuan; Rani Arfianty
ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2019): ABDIMAS TALENTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (324 KB) | DOI: 10.32734/abdimastalenta.v4i2.4058

Abstract

This paper aims to analyze Japanese grammatical and lexical errors in written languages. This study involved 45 nurses from the School of Health Sciences as apprentices to Japan with a 180-word Japanese essay sample based on the Language error definition of Corder (1981) and Weinreich's interference definition (1970). In the process of switching Indonesian into Japanese, errors always occur as they speak. Language learners simply move the grammar rules of Indonesian language into Japanese without thinking about the rules that exist in Japanese. Translating from Indonesian into Japanese, interference is the most powerful factor. When learning Japanese, Indonesian as a mother tongue (B1) is always disruptive, Indonesian language has an influence on grammatical and lexical errors of Japanese written by STIKES nurse of Medistra Lubuk Pakam as apprentices to Japan. Errors made by nurses based on linguistic categories were 33.66% errors in the morphology field, 23.38% syntactic errors and 42.96% errors in the lexical field. Error occurred due to negative transfer.