Prank merupakan konten yang berisi candaan, berolok-olok yang dipertonton dan dilakukan dengan berbagai cara seperti, ada yang mengagetkan, berpura-pura atau menipu, menakut-nakuti, sampai kepada hal yang bersifat mengkhawatirkan dan membahayakan keselamatan orang lain. Perilaku Nge-Prank dapat memberikan pengaruh terhadap berbagai hal, termasuk spiritualitas di dalamnya. Tujuan penelitian ini yaitu agar para umat Buddha dan generasi Buddhis lebih terbuka wawasannya tentang pandangan Nge-Prank dalam kajian Buddhis. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan (library research) yang bersumber pada kajian Tipitaka Pali. Berdasarkan dari sumber Tipitaka pali, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Nge-Prank dalam pandangan Buddhis merupakan tindakan yang salah atau keliru dan kurang tepat dalam pelaksanaanya. Hal ini tentunya menjadi masalah serius karena bermuara kepada degradasi moral yang menjadikan generasi Buddhis terbiasa hidup dengan kebohongan. Salah satu langkah dalam mengatasi fenomena Nge-Prank adalah dengan mengembangkan cinta kasih (metta). Semua orang mengakui bahwa tanpa cinta hidup tidak ada artinya. Cinta yang sempurna adalah Brahma Vihara, empat keadaan pikiran yang luhur.