Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Kajian Fitofarmaka Kulit Pisang Kepok sebagai Bahan Baku Awal Imunostimulan Ikan Rika Wulandari; Raja Marwita Sari Putri
Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Vol 38, No 2 (2021)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mib.2021.38.2.1138

Abstract

Upaya meningkatkan kesehatan ikan bisa dimulai dengan pemberian imunostimulan secara oral. Bahan herbal imunostimulan dapat diperoleh dari beberapa jenis tumbuhan, salah satunya ialah Pisang kepok (Musa balbisiana x Musa acuminata) . Dengan tingkat konsumsi buah Pisang Kepok di pulau Bintan yang cukup tinggi, tentunya akan menyumbang limbah seperti kulit ke lingkungan. Limbah kulit pisang kepok kuning inilah yang dimanfaatkan sebagai bahan baku imunostimulan untuk ikan budidaya sekaligus turut serta menjaga daya dukung lingkungan.Penelitian ini bertujuan menganalisis nilai probit logaritma dosis secara absis ekstrak kulit pisang kepok kuning agar layak dikonsumsi ikan budidaya. Penelitian ini meliputi pembuatan ekstrak menggunakan pelarut etanol, karakterisasi dan skrining fitokimia simplisia secara kualitatif, serta analisis probit ekstrak terhadap hewan uji Artemia salina. Konsentrasi ekstrak bertingkat yang digunakan yaitu 20 ppm, 40 ppm dan 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm dan 120 ppm. Data mortalitas hewan uji dianalisis dengan metode grafik probit log konsentrasi yang menempatkan persentasi respons dari tiap kelompok hewan pada ordinat dan logaritma dosis secara absis, dimana mortalitas pada konsentrasi ekstrak dengan LC50-24 jam lebih dari 50% bersifat toksik.Hasil penelitian mendapatkan persentase total rendemen dengan pengikat etanol 70% adalah 3,64% dan etanol 96% adalah 3,42%. Hasil uji fitokimia mendapatkan etanol 70% berhasil menarik senyawa bioaktif jenis flavonoid dan tanin, sedangkan etanol 96% berhasil menarik flavonoid, steroid dan triterpenoid. Nilai LC50-24 jam menunjukkan konsentrasi ekstrak yang mampu menyebabkan 50% kematian hewan uji pada fraksi etanol 70% sebesar 1,300 ppm dan etanol 96% sebesar 2,767 ppm.