Ronaldo Santo Yusup Sijabat
Institut Sains dan Teknologi TD.Pardede

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KAJIAN TEKNIS ALAT PEREMUK (CRUSHER) BATU SPLIT PT. RAPI ARJASA BASECAMP MEGAWATI KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA Ronaldo Santo Yusup Sijabat
Jurnal Sains dan Teknologi ISTP Vol. 15 No. 2 (2021): Agustus
Publisher : LPPM ISTP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.284 KB) | DOI: 10.59637/jsti.v15i2.93

Abstract

ABSTRAK PT. Rapi Arjasa berada di Kota Binjai, Provinsi Sumatera Utara, yang bergerak dibidang pengelolaan batu split. Adapun pemanfaatan Batu Split setelah hasil produksi dari peremuk batu adalah dapat digunakan untuk kebutuhan aspal hotmix, beton, bangunan, jalan dan konstrusi Hambatan Teknis pada unit peremuk batu split adalah hambatan komponen yang di temukan pada unit peremuk batu yang dialami perbaikan waktu panjang dan perbaikan waktu pendek Hambatan Non Teknis pada unit peremuk batu Hambatan non teknis yang dialami oleh peralatan unit rangkaian peremuk adalah akibat hujan hambatan hujan terjadi selama 113 menit (1,88 jam) hambatan cuaca merupakan hambatan yang tidak dapat diatasi hujan dapat mengakibatkan seluruh peremukan batu berhenti total . produktivitas semua alat sebesar 665 ton/bulan. dengan melakukan pengumpanan atau pemasukan sebesar 30 ton/hari nya dapat menghasilkan target produksi sebesar 25.5 ton/hari dengan target produksi perbulan sebesar 765 ton/bulan . Tenaga yang terpasang atau efesiensi kerja tiap unit alat rata-rata > 60% faktor faktor yang mempengaruhi ketidaktercapaian target produksi yaitu karena waktu kerja efektif sebesar 4 jams/hari atau 87% dan waktu kerja yang tersedia 5 jam/hari untuk itu perlu pengawasan terhadap operator agar dapat bekerja secara maksimal dan meningkatkan kedisiplinannya. Perbaikan yang dilakukan secara rutin pada hambatan teknis dan non teknis untuk kapasitas unit peremuk meningkat sebesar 80 % sementara produksi sebelum perbaikan hanya mencapai 50 %. Dengan demikian kapasitas unit peremuk siap digunakan sesuai target produksi.