Pada tahun 2018 data dari WHO prevalensi penyimpangan perkembangan anak pada anak usia dibawah 5 tahun di Indonesia yaitu 7,51 %. Diperkirakan 5 sampai 10% mengalami keterlambatan perkembangan. Pada periode 2020-2021 Kemenkes melaporkan sebanyak 5.530 kasus gangguan perkembangan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perkembangan anak usia 12-24 bulan di ruangan Rawat Inap RSU Bunda Jakarta tahun 2023. Jenis penelitian survey analitik dengan desain cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 23 responden anak usia 12-24 bulan. Dengan Teknik pengambilan sampel total sampling. Instrument peneltian perkembangan menggunakan Koesiner Pra Skrining Perkembnagan (KPSP). Data dianalisis univariat menggunakan deskriptis stastistik dengan mencari distribusi frekuensi pada setiap variabel dan analisis bivariat menggunakan uji stastistik Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95 %. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat hubungan faktor status gizi (p = 0,000), imunisasi dasar (p = 0,001), vitamin A (p = 0,050), bonding (p = 0,007), stimulasi (p = 0,001) dengan perkembangan anak usia 12-24 bulan. Dan tidak adanya hubungan faktor kerentanan terhadap infeksi (p = 0,826) dengan perkambangan anak usia 12-24 bulan. Sebagian besar anak di Ruangan Rawat Inap RSU Bunda Jakarta mempunyai status gizi baik, pemberian imunisasi dasar dan vitamin A yang lengkap serta bonding dan stimulai yang diberikan orangtua baik dengan perkembangan yang sesuai dengan umurnya. Diharapkan kepada tenaga Kesehatan khususnya bagian ibu dan anak dapat meningkatkan frekuensi dan metoda dalam memberikan informasi dan edukasi tentang perkembangan anak dan pemantauan perkembangan anak usia 12-24 bulan untuk medeteksi terjadinya gangguan dan penyimpangan.