KB or family planning is a program from the government to reduce the birth rate and control excessive population growth. Injectable contraception is a type of contraception that has a hormonal effect, the type of injectable contraception consists of injectable contraceptives for 1 month and injectable contraceptives for 3 months. Problems that may arise from this injectable contraceptive are amenorrhea (unable to menstruate), bleeding / spotting, fever and weight. The research method is an analytic study with a cross-sectional design, namely an epidemiological study that studies prevalence, distribution and relationships. This study aims to determine whether there is a relationship between the use of injectable contraceptives and the incidence of amenorrhea in PMB Endah Wulansari Congkrang Muntilan with a total of 43 respondents. The results of the relationship between the use of injectable contraceptives and the incidence of amenorrhea using the chi square test obtained a significance value of p = 0.001 (p < 0.05), so Ha was accepted and Ho was rejected. The use of injectable contraception can cause amenorrhea, the most percentage of amenorrhea occurs in the 3-month type of injectable contraception. For PMB or midwives, intensive counseling and outreach are given to acceptors of new injectable contraception, so that an understanding is obtained regarding the risk of occurrence after reinjection of contraception. Abstrak KB atau keluarga berencana merupakan suatu program dari pemerintah untuk menekan angka kelahiran dan mengendalikan pertumbuhan penduduk yang berlebih. Kontrasepsi suntik adalah jenis kontrasepsi yang memiliki kandungan hormonal, jenis kontrasepsi suntik terdiri dari kontrasepsi suntik 1 bulan dan kontrasepsi suntik 3 bulan. Masalah yang mungkin muncul dari kontrasepsi suntik ini adalah amenore (tidak dapat haid), perdarahan /perdarahan bercak (spotting), meningkatnya berat badan. Metode penelitian menggnakan penelitian analitik dengan desain cross sectional yaitu studi epidemiologi yang mempelajari tentang prevalensi, distribusi maupun hubungan dengan satu kali pengukuran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan penggunaan kontrasepsi suntik dengan kejadian amenore di PMB Endah Wulansari Congkrang Muntilan . Responden penelitian ini adalah 43 akseptor kontrasepsi suntik. Hasil penelitian hubungan penggunaan KB suntik dengan kejadian amenore diproses dengan menggunakan uji chi square dan didapat nilai signifikansi p = 0,001 (p< 0,05), sehingga Ha diterima dan Ho ditolak. Berdasarkan hasil tersebut didapatkan kesimpulanya bahwa terdapat hubungan penggunan KB suntik dengan kejadian amenorhea sekunder, yang artinya bahwa penggunaan KB suntik dapat mengakibatkan kejadian amenore dengan persentase amenore terbanyak terjadi pada jenis kontrasepsi suntik 3 bulan. Bagi PMB atau bidan hendaknya diadakan konseling dan penyuluhan yang intensif terhadap akseptor kontrasepsi suntik baru, sehingga diperoleh pemahaman terkait dengan risiko terjadinya kejadian amenore setelah penyuntikan ulang kontrasepsi.