Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Jaringan Distribusi Air Baku Desa Guyangan Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro: Analysis Of Raw Water Distribution Network Guyangan Village, Trucuk District, Bojonegoro Regency Ayu Setiyani; Yulia Indriani; Yulis Widhiastuti
Jurnal teknik sipil Vol. 7 No. 2 (2022): De'Teksi : Jurnal teknik sipil
Publisher : Universitas Bojonegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.636 KB)

Abstract

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan mendasar dalam menunjang kehidupan manusia, Desa Guyangan Kecamatan Trucuk semakin banyak membutuhkan air seiring dengan perkembangannya yaitu khususnya air bersih. Di Desa Guyangan Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro terdapat jaringan pipa distribusi air bersih, namun belum semua pelanggan terlayani dan distribusi kurang lancar. Dalam penelitian ini dilakukan kajian pemenuhan Kebutuhan dan ketersediaan air bersih di Desa Guyangan Kecamatan Trucuk dilakukan dengan metode kuantitatif. Berdasarkan hasil Kajian didapatkan jumlah Pertumbuhan penduduk Desa Guyangan untuk 10 tahun mendatang menggunakan metode Aritmatik dan 10 tahun mendatang dimulai dari tahun 2021 sampai tahun 2031 dengan jumlah penduduk di tahun 2021 sebanyak 1975 jiwa dan ditahun 2031 sebanyak 2365 jiwa. Berdasarkan hasil perhitungan dari program EPANET 2.2 tekanan dan kecepatan jaringan distribusi air belum memenuhi kriteria perencanaan jaringan transmisi dan distribusi maka direncanakan penambahan Pompa dengan head 60 m dan perubahan diameter pipa 50 mm. Hasil rekomendasi analisis simulasi hidrolis dari program EPANET versi 2.2. menunjukkan bahwa kecepatan aliran (Velocity) diatas 0,3 m/s paling besar 3,97 m/s dan paling rendah 0,30 m/s dan tekanan (pressure) lebih dari 10 m yaitu paling besar 78,73 m dan paling rendah 14,73 m. Sehingga dari rekemondasi perencanaan penambahan pompa dan perubahan dimensi pipa menunjukkan perhitungannya sesuai dengan kriteria perencanaan jaringan transmisi dan distribusi.
Analisis Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam Desain Sistem Drainase Yulia Indriani
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 7 No. 2 (2023): Agustus 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecamatan Purwosari merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bojonegoro yang mengalami laju pertumbuhan penduduk cukup tinggi. Bertambahnya areal pemukiman, maka area resapan akan berkurang dan mengakibatkan nilai koefisien pengaliran menjadi semakin besar. sehingga debit limpasan permukaan bertambah besar. Maka diperlukan penataan sistem drainase yang mampu menampung limpasan hujan hingga beberapa tahun mendatang. Analisis frekuensi terhadap data curah hujan dengan kala ulang 5 tahun menggunakan metode Log-Person III. Metode Rasional digunakan untuk mendapatkan debit rencana (Qrenc). Dilakukan analisis hidraulika untuk menghitung debit Kapasitas (Qkaps) dari saluran eksisting dan saluran rencana. Dari kedua hasil itu dibandingkan (Qkaps>Qrenc) untuk mengetahui kemampuan dari setiap ruas saluran dalam menampung debit rencana. Nilai koefisien C tahun rencana 2040 pada tiap-tiap catchment area mengalami peningkatan karena adanya perubahan tata guna lahan dari lahan terbuka menjadi kawasan terbangun. Sehingga apabila saluran drainase didesain dengan dimensi 80 x 80 cm, maka terjadi limpasan yaitu di Saluran P1 (Ruas Jalan BTS Kota Bojonegoro – Padangan) dan P29 (Ruas Jalan Purwosari – Malingmati).
Analisis Jaringan Pipa Distribusi Air Baku WTP1 Waduk Gongseng Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur Menggunakan Qepanet yulia indriani
Rekayasa Sipil Vol. 17 No. 3 (2023): Rekayasa Sipil Vol. 17 No. 3
Publisher : Department of Civil Engineering, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.rekayasasipil.2023.017.03.8

Abstract

The WTP 1 service area is planned to meet raw water needs in the Temayang and Sukosewu Districts with a raw water supply of 150 l/s. The research objective is to plan a pipeline network to help the people of Temayang and Sukosewu Districts meet their clean water needs. The pipeline network is planned using the QEpanet application to make it easier to describe the network and find out the elevation and length of the pipes. Hydraulic simulation using the Epanet application with the calculation of energy loss using the Hazen William method. The projected population is calculated using the arithmetic method. The pipeline network is planned to use pipes with a diameter of 76.2 – 406.4 mm. The pump is placed in WTP1 with a capacity of 150 l/s and a pump head of 130 m. From the results of the Epanet 2.2 hydraulic simulation on the Junc J22 branch, the pressure value is 1.19 m. so a pump is needed on the L22 pipe section.
KAJIAN TEKNIS KINERJA SISTEM IRIGASI DI DAERAH IRIGASI NGLAMBANGAN Yulia Indriani; Bayu Wicaksono
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 3 No. 2: Jurnal Cahaya Mandalika
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fenomena perubahan iklim dan cuaca yang terjadi ditambah dengan kerusakan hutan yang ada, tentunya berpengaruh terhadap kondisi ketersediaan sumber daya air. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi pemerintah, karena sumber daya air merupakan hajat hidup orang banyak baik dalam kebutuhan air baku rumah tangga, industri maupun irigasi pertanian. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bojonegoro, merupakan lahan pertanian. Dengan mencermati perubahan ketersediaan sumber daya air yang ada, maka perlu dilakukan peninjauan kembali terhadap kondisi masing-masing Daerah Irigasi yang menjadi kewenangan Kabupaten sehingga pelayanan pemenuhan kebutuhan air irigasi pertanian dapat dilakukan secara lebih optimal. Berdasarkan analisis kondisi Jaringan Irigasi Nglambangan Kabupaten Bojonegoro diketahui bahwa tingkat keruskan Baik, Rusak Ringan (<10%), dan Rusak Sedang (10% - 20%), terjadi pada beberapa bangunan irigasi. Hal ini perlu segera dilakukan perbaikan untuk meningkatkan kinerja operasi dan pemeliharaan Jaringan Irigasi Nglambangan. Untuk realisasi tanam serta intensitas tanam daerah Irigasi Nglambangan masih dapat ditingkatkan jika kinerja operasi dan pemeliharaannya dapat meningkat. Dari sisi pemenuhan kebutuhan air irigasi, system pemberian air irigasi Daerah irigasi Nglambangan pun golongan untuk mencukupi kebutuhan air tanaman. Berdasarkan analisis inventarisasi yang telah dilakukan, yang menjadi factor prioritas utama dalam peningkatan kinerja OP hulu, tengah dan hilir Jaringan Irigasi Nglambangan adalah Normalisasi saluran irigasi, Pembangunan bangunan sadap, Perbaikan saluran irigasi, Pemeliharaan Pompa. Berdasarkan analisis neraca air yang telah dilakukan, intensitas tanam di Daerah Irigasi Nglambangan sebesar 180%.
EFFECTIVENESS OF ABSORPTION WELLS USING THE SUNJOTO METHOD TO CONTROL FLOODING IN THE VILLAGE OF NGRASEH BOJONEGORO Mushthofa Mushthofa; Fajrina Nur Fadhila; Yulia Indriani; Nasyiin Faqih; Mochammad Qomaruddin
Journal of Green Science and Technology Vol. 8 No. 1 (2024): Journal of Green Science and Technology Vol.8 No.1 March 2024
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Swadaya Gunung Jati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33603/jgst.v8i1.133

Abstract

Infiltration wells are a form of hydrological infrastructure used to manage rainwater. Infiltration wells are usually built as part of a rainwater management system to soak rainwater into the ground and reduce surface waterlogging as well as slow down surface runoff and allow rainwater to seep into the ground to renew aquifers or prevent waterlogging. Maintaining groundwater levels is an important step in sustainable water resource management. The aim of this research is to plan effective infiltration wells to replace rainwater catchment areas lost due to building construction. The planning of this infiltration well uses the Sunjoto  method. From the research results, it was found that an effective infiltration well design was calculated using the Sunjoto  method. With the data, each roof area of ​​the house has an optimum number of infiltration wells with a planned infiltration well diameter of 1 m with a depth of 2.5 m with an effective depth according to the calculations is as follows: 60 m2 number of 1 unit of absorption well with an optimum depth of 2.82 m, 80 m2 number of 2 units of absorption well with an optimum depth of 3.76 m, 100 m2 number of 2 units of absorption well with an optimum depth of 4.7 m, 120 m2 number of 2 units of infiltration wells with an optimum depth of 5.64 m, 140 m2 number of 3 units of absorption wells with an optimum depth of 6.58 m, 160 m2 number of 3 units of absorption wells with an optimum depth of 7.52 m, 180 m2 number of 3 units of absorption wells with an optimum depth of 8.46 m, 200 m2 total of 4 units of infiltration wells with  an  optimum depth  of 9.4 m.