Rumba Triana
Sekolah Tinggi Agama Islam Al-Hidayah Bogor

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah

ASTRONOMI DALAM AL-QUR’AN (Studi Tafsir Tematik Ayat Heliosentris dan Geosentris) Isa Nahdi; Ade Wahidin; Rumba Triana
Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah Vol 1, No 02 (2021): Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah
Publisher : STAI Al-Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (401.879 KB)

Abstract

Astronomi merupakan cabang ilmu dari science yang telah diteliti oleh ilmuwan muslim dan ilmuwan barat. Dengan berkembangnya ilmu astronomi sekarang maka terjadilah perbedaan pendapat mengenai peredaran matahari oleh kubu heliosentris dan geosentris. Heliosentris adalah pendapat yang mengklaim bahwa matahari statis sedangkan bumi beredar mengelilinginya dan geosentris adalah klaim bahwa sifatbumi statis sedangkan matahari dan bulan beredar di atasnya. Berdasarkan perbedaan tersebut maka dibutuhkan untuk meneliti tentang perspektif astronomi dalam Al-Qur’an.Jenis penelitian ini adalah kualitatif dan metodologi tafsir yang digunakan adalah mauḍu’i, untuk metodologi penelitian yang digunakan adalah library research. Berdasarkan hasil penlitian dari Q,S Yāsin 38-40, menunjukan matahari dan bulan melakukan pergerakan, dimana para mufassir di antaranya Jalalain mengatakan bulan dan matahari bergerak layaknya orang yang sedang berenang di atas air. Ini menunjukkan bahwa matahari tidak statis seperti yang dikatakan Nicolaus Copernicus, justru sebaliknya dengan teori Ptolemy yang justru lebih mendekati dengan hasil analisis ini
ADAB PENDIDIK DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-KAHFI AYAT 60-82 (Studi Tafsir Tematik) Riri Rafiani Fitri; Syaeful Rokim; Rumba Triana
Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah Vol 1, No 02 (2021): Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah
Publisher : STAI Al-Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.604 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adab seorang pendidik sebagaimana yang terkandung dalam surat Al-Kahfi ayat 60-82. Metode penelitian ini adalah tematik. Berdasarkan hasil analisa yang penulis lakukan terhadap tafsir surat Al-Kahfi ayat 60-82, dapat simpulkan bahwa di dalam kisah tersebut terdapat dua sosok guru, yaitu Nabi Musa yang merupakan guru dari Yūsha' bin Nūn, dan Khidir yang merupakan guru dari Nabi Musa. Dari kedua guru tersebut, penulis dapat simpulkan beberapa adab guru yang terkandung di dalamnya, yaitu adab Nabi Musa sebagai guru kepada Yūsha' bin Nūn adalah memaafkan kesalahan murid serta menerima alasan dan permintaan maaf murid. Adab Khidir sebagai guru kepada Nabi Musa yaitu: Rendah hati dan mengembalikan ilmu kepada Allah, menjumpai murid dengan persiapan yang maksimal, memaafkan kesalahan murid, tidak mengajarkan ilmu yang belum saatnya dipelajari  murid, berusaha mengetahui karakter calon murid, tidak menolak murid yang bertekad ingin belajar, memberikan penjelasan tentang ilmu yang akan diajarkan, bersabar terhadap perkataan murid yang menyakitkan. Sumber data primer yang dipakai dalam penelitian ini adalah: Tafsīr Al-Qurṭubī karya Abū ‘Abdullāh Al-Qurṭubī, Tafsir Fi Dzilalil al-Qur'an Karya Sayyid Qutb, Tafsir Al-Azhar karya Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), dan Tafsir Jami’ al-Bayan fi Ta’wil al-Qur’an karya Muhammad bin Jarir ath-Thabari.
ADAB PENDIDIK DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-KAHFI AYAT 60-82 (Studi Tafsir Tematik) Riri Rafiani Fitri; Syaeful Rokim; Rumba Triana
Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah Vol 3, No 1 (2023): Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah
Publisher : STAI Al-Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.822 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adab seorang pendidik sebagaimana yang terkandung dalam surat Al-Kahfi ayat 60-82. Metode penelitian ini adalah tematik. Berdasarkan hasil analisa yang penulis lakukan terhadap tafsir surat Al-Kahfi ayat 60-82, dapat simpulkan bahwa di dalam kisah tersebut terdapat dua sosok guru, yaitu Nabi Musa yang merupakan guru dari Yūsha' bin Nūn, dan Khidir yang merupakan guru dari Nabi Musa. Dari kedua guru tersebut, penulis dapat simpulkan beberapa adab guru yang terkandung di dalamnya, yaitu adab Nabi Musa sebagai guru kepada Yūsha' bin Nūn adalah memaafkan kesalahan murid serta menerima alasan dan permintaan maaf murid. Adab Khidir sebagai guru kepada Nabi Musa yaitu: Rendah hati dan mengembalikan ilmu kepada Allah, menjumpai murid dengan persiapan yang maksimal, memaafkan kesalahan murid, tidak mengajarkan ilmu yang belum saatnya dipelajari  murid, berusaha mengetahui karakter calon murid, tidak menolak murid yang bertekad ingin belajar, memberikan penjelasan tentang ilmu yang akan diajarkan, bersabar terhadap perkataan murid yang menyakitkan. Sumber data primer yang dipakai dalam penelitian ini adalah: Tafsīr Al-Qurṭubī karya Abū ‘Abdullāh Al-Qurṭubī, Tafsir fi Dzilalil Al-Qur'an Karya Sayyid Qutb, Tafsir Al-Azhar karya Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), dan Tafsir Jami’ Al-Bayan fi Ta’wil Al-Qur’an karya Muhammad bin Jarir ath-Thabari.
POTRET KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN WANITA DALAM ANALISIS AYAT-AYAT TENTANG KEPEMIMPINAN WANITA Rabiatun Adawiyah; Rumba Triana; Aceng Zakaria
Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah Vol 3, No 1 (2023): Cendikia Muda Islam: Jurnal Ilmiah
Publisher : STAI Al-Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.594 KB)

Abstract

Peran wanita dalam menduduki jabatan publik menjadi sebuah problematika besar dikalangan masyarakat. Dimana dalam masyarakat masih ada pemahaman bahwa kepemimpinan harus di pegang oleh laki-laki. Ditambah lagi dengan adanya isu-isu yang ramai terjadi di dalam masyarakat pada saat ini menjadi permasalahan kontroversial yang perlu untuk dikaji. Wanita sebagai pemimpin tidak jarang menghadapi banyak hambatan yang berasal dari sikap budaya masyarakat yang keberatan mengingat bahwa yang paling utama menduduki jabatan sebagai pemimpin adalah laki-laki. Selain itu, banyak anggapan yang mengatakan bahwa jika perempuan menjadi seorang pemimpin, maka akan mendapatkan banyak tantangan, baik itu dari faktor fisiknya maupun psikologisnya. Akan tetapi pemimpin di era modern ini banyak ditemukan bahwa kepemimpinan dikendalikan oleh kaum wanita, baik dalam sebuah negara, institusi, lembaga, perusahaan, dan sebagainya. Dalam konsep kepemimpinan wanita yang terdapat dalam Qs.an-Naml karaktersitik kepemimpinan wanita. Adapun karakteristik yang dijelaskan ialah 1. Karakteristik keimanan, 2. Pemimpin yang demokratis (suka bermusyawarah), 3. Pemimpin yang diplomasi dan cinta damai dan 4. Cerdas dan teliti.