Faktor pembatas dari pengembangan kakao di Kabupaten Soppeng adalah serangan penyakit busuk buah, kekeringan pada saat penanaman bibit dan ketersediaan pupuk yang tidak memadai. Sistem produksi kakao berbasis biochar merupakan suatu teknologi budidaya kakao yang memanfaatkan limbah perkebunan kakao dan sekitarnya untuk diolah menjadi biochar yang akan digunakan sebagai sumber bahan organik tanah. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan petani terhadap teknologi sistem produksi kakao berbasis biochar ditinjau dari sudut pandang, pemerintah, peneliti lokal dan internasional serta praktisi. Luaran dari kegiatan ini adalah 6 orang dosen dari Universitas Muhammadiyah Parepare melakukan kegiatan di luar kampus dalam bentuk pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini juga melibatkan 15 orang mahasiswa agroteknologi dan 5 mahasiwa ekonomi dan bisnis untuk berkegiatan diluar kampus yang dapat mengkonversi CPMK 3 matakuliah: 1)budidaya tanamana pangan dan perkebunan; 2) kesuburan tanah dan pemupukan; dan 3) penyuluhan. Selain itu penerima manfaat yang lebih utama adalah kelompok tani Mamminasa Deceng sebanyak 25 orang. Dalam kegiatan ini diperoleh komitmen dari 25 orang kelompok tani untuk melakukan pengolahan bahan organik melalui pembakaran tanpa asap. Kata kunci: Biochar, karbon kredit, lokakarya, perkebunan, kelompok tani. ABSTRACT The limiting factors for cocoa development in Soppeng Regency are black pod disease, drought during seed planting and inadequate availability of fertilizers. The biochar-based cocoa production system is a cocoa cultivation technology that utilizes cocoa plantation waste and its surroundings to be processed into biochar which will be used as a source of soil organic matter. This activity aims to increase farmers' insight and knowledge of the technology of biochar-based cocoa production systems from the point of view of the government, local and international researchers and practitioners. The output of this activity was that 6 lecturers from Muhammadiyah Parepare University carried out activities outside the campus in the form of community service. This activity also involved 15 agrotechnology students and 5 economics and business students for activities outside the campus that could convert CPMK 3 courses: 1) food crop and plantation cultivation; 2) soil fertility and fertilization; and 3) counseling. In addition, the more important beneficiaries are the Mamminasa Deceng farmer group of 25 people. In this activity a commitment was obtained from 25 farmer groups to process organic matter through smokeless combustion. Keywords: Biochar, carbon credit, workshops, plantations, farmer groups.