Mochammad Syafiuddin Shobirin
Universitas KH. A. Wahab Hasbullah, Indonesia12

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

USAHA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBIASAKAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA (STUDI KASUS DI MADRASAH TSANAWIYAH BABUSSALAM KALIBENING MOJOAGUNG JOMBANG) Nasikhabi Bulloh; Mochammad Syafiuddin Shobirin
ANSIRU PAI : Pengembangan Profesi Guru Pendidikan Agama Islam Vol 7, No 1 (2023): JURNAL ANSIRU PAI
Publisher : Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30821/ansiru.v7i1.12458

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi tentang Usaha Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membiasakan Membaca Al-Qur’an Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Babussalam Kalibening Mojoagung Jombang serta untuk mendeskripsikan usaha guru Guru Pendidikan agama islam membiasakan membaca Al-Qur’an siswa dan untuk mengetahui Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi usaha guru PAI membiasakan membaca Al-Qur’an siswa di Madrasah Tsanawiyah Babussalam. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan subyek penelitian atau informan adalah kepala Sekolah, Kepala Kurikulum, dan Guru Al-Qur’an di MTs Babussalam Kalibening. Dengan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah tringulasi. Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa menurut informan bahwa Pembiasaan membaca Al-Qur’an di MTs Babussalam kalibening mojoagung dilakukan setiap hari sebelum kegiatan belajar mengajar jam 06:45 dengan durasi kira-kira 15 menit. Usaha guru dalam membiasakan membaca al qur'an siswa di MTs Babussalam kalibening mojoagung menugaskan guru yang mengajar di jam pertama untuk mengawasi dan membimbing  siswa dalam membaca al-Qur’an. Faktor pendukung dan penghambat usaha guru PAI dalam membiasakan membaca Al-Qur’an siswa di MTs Babussalam Kalibening Mojoagung. Faktor penghambatnya yaitu siswa yang tidak hanya berasal dari pondok pesantren. Namun, juga bersasal dari luar pesantren, siswa yang selesai melaksanakan pembelajaran di sekolahan tidak mendapatkan pengawasan atau kontrol dari orang tua. Faktor pendukung yaitu menyediakan guru yang professional, lingkungan madrasah  yang sudah terbiasa membaca al-Qur’an.