<![CDATA[The COVID-19 pandemic is a non-natural disaster impacting various life sectors, including the economy, social, health, and education sectors. The family has a critical role in the alertness phase in the pandemic disaster management in society. The alertness realization to handle COVID-19 pandemic impacts is creating tough village to actualize public participation and empowerment, particularly all family members at the village level, followed by alertness development to self-maintain health. The study was performed at Blitar City, involving householder (KK) in the tough village environment. The study involved seven villages in the tough village areas of Sananwetan District, i.e., Sananwetan, Bendogerit, Gedog, Karang Tengah, Plosokerep, Rembang, and Klampok Villages. The Sananwetan District was selected since it has the highest COVID-19 transmission case at Blitar City. The study aimed to condition factors related to family alertness in handling COVID-19 pandemic effects in tough village of Blitar City. The study used the cross-sectional survey design with 110 KK as respondents, utilizing the stratified random sampling method. Data analysis used was logistic regression to discover the most dominant factor affecting family alertness in handling COVID-19 pandemic effects. Data analysis results show that the social capital factor had the most dominant relationship with family alertness, with the highest beta value of 5.917. Based on this result, it can be concluded that social capital is the most dominant factor related to family alertness in encountering COVID-19 pandemic effects in tough village of Blitar City. Abstrak: Pandemi COVID-19 merupakan bencana non alam yang berdampak pada berbagai sektor kehidupan, baik sektor perekonomian, sosial, kesehatan dan pendidikan. Keluarga memiliki peran penting dalam fase kesiapsiagaan dalam menejemen bencana akibat pandemi dalam lingkungan masyarakat. Wujud upaya kesiapsiagaan menghadapi dampak pandemi COVID-19 adalah dibentuknya kampung tangguh untuk mewujudkan peran serta dan pemberdayaan masyarakat, khususnya semua anggota keluarga di tingkat desa, disertai pengembangan kesiapsiagaan untuk memelihara kesehatan secara mandiri. Penelitian ini dilakukan di Kota Blitar dan melibatkan kepala keluarga (KK) di lingkungan kampung tangguh. Pada penelitian ini akan melibatkan 7 kelurahan yang ada pada wilayah kampung tangguh Kecamatan Sananwetan, yaitu Kelurahan Sananwetan, Bendogerit, Gedog, Karang Tengah, Plosokerep, Rembang, dan Klampok. Kampung tangguh Kecamatan Sananwetan dipilih karena merupakan wilayah yang memiliki kasus penyebaran COVID-19 paling tinggi di Kota Blitar. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19 di kampung tangguh Kota Blitar. Jenis penelitian ini menggunakan desain survey cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 110 KK dengan tehnik pengambilan sampling menggunakan stratified random sampling. Analisa data yang digunakan adalah Regresi Logistik untuk mengetahui faktor yang paling dominan berhubungan dengan kesiapsiagaan keluarga menghadapi dampak pandemi COVID-19. Hasil analisa data menunjukkan faktor modal sosial paling dominan hubungannya dengan kesiapsiagaan keluarga dengan nilai beta paling besar yaitu 5.917. Berdasarkan hasil analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa modal sosial merupakan faktor yang paling berhubungan dengan kesiapsiagaan keluarga dalam menghadapi dampak pandemi COVID-19 di Kampung Tangguh Kota Blitar.]]>
