Stefany Valentia, Stefany
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA RESILIENSI DAN PENERIMAAN ORANGTUA PADA IBU DARI ANAK YANG TERDIAGNOSIS AUTISM SPECTRUM DISORDER (ASD) Valentia, Stefany; Sani, Riryn; Anggreany, Yuliana
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 4, No 1 (2017): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (524.363 KB) | DOI: 10.24854/jpu12017-79

Abstract

Abstract — This study aims to examine the relationship between resilience and parental acceptance of mothers of children diagnosed with Autism Spectrum Disorder (ASD). The sample consisted of 51 mothers. Brief Resilience Scale (BRS) and Parental Acceptance- Rejection Questionnaire (PARQ) were used to assess mother’s resilience and parental acceptance level. The results indicated a significantly negative correlation between resilience and parental acceptance (r = -. 330, p <.05). Furthermore, this study also found significant correlations between some of the parental acceptance dimensions and resilience level.  Abstrak — Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara resiliensi dan penerimaan orangtua pada ibu dari anak yang terdiagnosis Autism Spectrum Disorder (ASD). Partisipan terdiri atas 51 orang ibu yang mengisi Brief Resilience Scale (BRS) sebagai instrumen pengukur resiliensi, dan Parental Acceptance-Rejection Questionnaire (PARQ) sebagai instrumen pengukur penerimaan orangtua. Hasil pengolahan data menunjukkan adanya hubungan signifikan yang berbanding terbalik antara variabel resiliensi dengan skor alat ukur penerimaan orangtua (r = -.330, p <.05). Penemuan lain yang terkait dengan hubungan antara dimensi resiliensi dan penerimaan orangtua juga turut didiskusikan.
PEMAKNAAN ORANG TUA YANG KEHILANGAN ANAK DALAM PERISTIWA KEKERASAN POLITIK: STUDI FENOMENOLOGI Valentia, Stefany; Mansoer, Winarini Wilman D.
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 6, No 2 (2019): Jurnal Psikologi Ulayat
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara (KPIN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.165 KB) | DOI: 10.24854/jpu02019-249

Abstract

Abstract ? This study aims to discover the experience of parents who lost their child as a result from political violence in 1998 and to outline their meaning-making process after the loss of their child. The study was conducted using qualitative method with phenomenological approach. Participants were parents of an undergraduate student who became the victim of the incident (some refer them as ?Reformation Heroes?), approached through convenience sampling. Data were collected by using in-depth interviews. Several themes elicited from the interview results in both parents: sorrow and resentment; refusal of loss; loss of happiness, warmth, enthusiasm, and hope; detachment from social life; social support; justice effort; and faith. Analytical findings showed that eventhough the incident has occured more than 20 years ago, participants were still going through complicated grief. Parents construe their child?s death as an ongoing sacrifice effort for justice, hence they are commited to end it by demanding legal justice. Abstrak ? Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman dan pemaknaan orang tua yang anaknya meninggal dalam peristiwa kekerasan politik pada tahun 1998. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan fenomenologi. Partisipan merupakan orang tua dari mahasiswa yang menjadi korban pada peristiwa tersebut (sering disebut sebagai Pahlawan Reformasi) dan partisipan dipilih berdasarkan ketersediaan sumber daya peneliti. Pengambilan data dilakukan melalui proses wawancara mendalam. Dari hasil wawancara dengan partisipan, ditemukan beberapa tema dalam pengalaman dan pemaknaan ayah maupun ibu, yaitu kesedihan mendalam; kemarahan yang besar; tidak menerima kematian anak; kehilangan kebahagiaan, kehangatan, semangat, dan harapan; menarik diri dari kehidupan sosial; bangkit karena dukungan sosial; memperjuangkan keadilan hukum; serta keimanan. Hasil analisa menunjukkan bahwa meskipun sudah 20 tahun lebih berlalu sejak peristiwa kematian anak, partisipan masih terus mengalami perasaan berduka yang kompleks. Kedua orang tua memaknai kematian anak mereka sebagai pengorbanan dan perjuangan yang belum selesai. Oleh karena itu, mereka berkomitmen untuk menyelesaikan perjuangan tersebut dengan menuntut keadilan hukum.
Hubungan antara resiliensi dan penerimaan orang tua pada ibu dari anak yang terdiagnosis Autism Spectrum Disorder (ASD) Valentia, Stefany; Sani, Riryn; Anggreany, Yuliana
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 4 No 1 (2017)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu59

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara resiliensi dan penerimaan orangtua pada ibu dari anak yang terdiagnosis Autism Spectrum Disorder (ASD). Partisipan terdiri atas 51 orang ibu yang mengisi Brief Resilience Scale (BRS) sebagai instrumen pengukur resiliensi, dan Parental Acceptance-Rejection Questionnaire (PARQ) sebagai instrumen pengukur penerimaan orangtua. Hasil pengolahan data menunjukkan adanya hubungan signifikan yang berbanding terbalik antara variabel resiliensi dengan skor alat ukur penerimaan orangtua (r = -.330, p &lt;.05). Penemuan lain yang terkait dengan hubungan antara dimensi resiliensi dan penerimaan orangtua juga turut didiskusikan.
Pemaknaan orang tua yang kehilangan anak dalam peristiwa kekerasan politik: Studi fenomenologi Valentia, Stefany; Mansoer, Winarini Wilman D.
Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology Vol 6 No 2 (2019)
Publisher : Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jpu95

Abstract

This study aims to discover the experience of parents who lost their child as a result from political violence in 1998 and to outline their meaning-making process after the loss of their child. The study was conducted using qualitative method with phenomenological approach. Participants were parents of an undergraduate student who became the victim of the incident (some refer them as ‘Reformation Heroes’), approached through convenience sampling. Data were collected by using in-depth interviews. Several themes elicited from the interview results in both parents: sorrow and resentment; refusal of loss; loss of happiness, warmth, enthusiasm, and hope; detachment from social life; social support; justice effort; and faith. Analytical findings showed that eventhough the incident has occured more than 20 years ago, participants were still going through complicated grief. Parents construe their child’s death as an ongoing sacrifice effort for justice, hence they are commited to end it by demanding legal justice.