ABSTRACT Batee ranup has a variety of shapes and motifs, such as round or round oval shapes that have legs and there are also square shapes in general. Batee ranup has five kinds of forms, namely: Puan, ceurana, karaih, ceureupa, and keurandam. In this study, it used a descriptive qualitative method to describe the shape and function of the batee ranup in the Aceh museumFrom these problems the researcher examines the object of research using descriptive qualitative methods Analysis in data collection was carried out by means of data reduction, data presentation and verification conclusions. Researchers use the theory of from according to Jakob Sumardjo, which is to see the physical from of an object based on the value of artistc materials. The next theory uses Feldman’s theory in the translation of Sp. Gustami, namely the theory of physical function, social function theory, physical function is the creation of an object that can function as a container for placing ranup or other ramp materials.The social function is the function that is created by objects,namely in the form of a bare ramp container to be used in the traditional life of the Acehnese people in carrying out a tradition. The motifs contained in the batee ranup are: pucok rebong motif (bamboo shoots) boh meuria scale motif (Aceh salak) buya scale motif (crocodile), bungong meulu motif (jasmine flower) bungong tabue motif, (sow flower) puta taloe motif (suluran) , bungong camplie motif, (chili flower) pucok oen paku motif (pucuk aun paku), motif oen paku (nail leaves), bungong jeumpa (cempaka flower), bungong keupula (cape flower), Bungong gigoe daruet (leaf flower) gayo openwork motif, oen ranup motif (betel leaf).Keywords: batee ranup, shape and functionABSTRAK Batee ranup adalah wadah yang berbentuk bulat oval maupun persegi pada umumnya yang terbuat dari bahan perak dengan sepuhan emas maupun kuningan dan mempunyai motif Aceh pada bagian sisi. Batee ranup mempunyai lima macam bentuk yaitu puan, ceurana, karaih, ceureupa, dan keurandam. Gedung museum Aceh terletak di wilayah pusat Kota Banda Aceh yang di mana gedung museum Aceh tersebut menyimpan berbagai macam koleksi benda Aceh zaman dahulu yang hampir punah di kalangan masyarakat zaman sekarang. Museum Aceh tersebut menjadi objek dalam penelitian ini untuk mengkaji bentuk dan fungsi batee ranup. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Analisis dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Peneliti menggunakan teori bentuk menurut Jakob Sumardjo yaitu melihat bentuk fisik sebuah objek dari bentuk batee ranup. Teori selanjutnya menggunakan teori Feldman dalam terjemahan Sp. Gustami yaitu teori fungsi fisik, teori fungsi sosial. Fungsi fisik merupakan ciptaan suatu objek yang dapat berfungsi sebagai wadah untuk meletakkan ranup (sirih) maupun bahan Ranup lainnya. Fungsi sosial yaitu fungsi yang diciptakan benda yaitu berupa wadah batee ranup untuk digunakan dalam kehidupan adat masyarakat Aceh dalam melakukan sebuah tradisi. Motif-motif yang terdapat pada batee ranup yaitu: motif pucok rebong ( pucuk rebung) motif sisik boh meuria (salak Aceh) motif sisik buya (buaya), motif bungong meulu (bunga melati) motif bungong tabue, (bunga tabur) motif puta taloe (suluran), motif bungong camplie, (bunga cabe) motif pucok oen paku (pucuk daun paku), motif oen paku (daun paku), bungong jeumpa (bunga cempaka), bungong keupula (bunga tanjung), bungong gigoe daruet (bunga daun) motif kerawang gayo, motif oen ranup (daun sirih). Kata kunci: batee ranup, bentuk dan fungsi