<![CDATA[Maluku memiliki kekayaan sumber daya laut dan pesisir yang melimpah, pemanfaatannya belum optimal karena nelayan kecil masih mengalami kesulitan untuk mendapatkan kualitas ekspor akibat keterbatasan penyimpanan ikan. Kendala utama yang ditemui nelayan adalah cara penanganan ikan dan proses penyimpanannya. Proses penyimpanan ikan yellowfin untuk nelayan hand line menggunakan Styrofoam sebagai tempat penyimpanan dan dilengkapi dengan es sebagai media pendingin. Permasalahan ini, memiliki keterbatasan waktu karena es yang berada dalam Styrofoam tidak mampu bertahan lama terutama saat ikan masuk. Kesulitan yang mempengaruhi waktu penyimpanan mulai dari penangkapan sampai pemasaran sangat mempengaruhi kualitas hasil tangkapan. Karena tempat penyimpanan hanya dapat bertahan dari 6-8 jam. Untuk mengatasi masalah tersebut maka dilakukan penelitian yang meliputi : pemilihan material pembuatan isolasi cool box yang memiliki konduktivitas panas rendah. Perbedaan nilai kerapatan material poliuretan untuk isolasi mempengaruhi nilai konduktivitas termal. Akhir dari penelitian adalah mendapatkan cool box yang memiliki konduktivitas panas rendah. Penelitian ini menggunakan metode observasi langsung, desain peletakan alat, pengukuran temperatur, dan menghitung laju perpindahan panas pada cool box material poliuretan dilapisi FRP. Pengukuran dilapangan adalah laju perubahan temperatur udara luar, temperatur dinding luar cool box, temperatur dinding dalam cool box, temperatur dalam cool box, temperatur es, dan temperatur ikan yellowfin. Hasil penelitian diperoleh sebagai berikut : 1. Lama waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan temperatur ikan dalam cool box poliuretan-FRP dengan massa ikan 18 kg selama 12 jam sedangakan untuk massa 23 kg membutuhkan waktu 16 jam, 2. laju perpindahan panas ikan yellowfin pada cool box poliuretan dengan jumlah es yang sama tergantung pada massa ikan.]]>
