Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia)

Deteksi Dini Pencegahan Karies Gigi Pada Anak dengan Cara Sikat Gigi di Paud Balqis, Asifa dan Tadzkiroh Di Desa Babakan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Tri Ardayani; Hengki T Zandroto
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 2: Mei (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.435 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i2.33

Abstract

Abstrak: Karies gigi merupakan masalah yang sering ditemukan pada kesehatan gigi yang buruk, hal ini sering dialami oleh anak usia 4-6 tahun, dikarenakan anak belum mampu mengosok gigi dengan benar, pola makan yang buruk. Karies gigi dapat menganggu anak dalam beraktifitas, kurang konsentrasi, akibat lain dari karies gigi pada anak adalah penyebaran toksin atau bakteri pada mulut melalui aliran darah, saluran pernafasan, hal tersebut akan menyebabkan daya tahan tubuh anak menurun dan anak akan mudah terkena penyakit. Anak TK / PAUD tidak mengosok gigi, mengosok gigi adalah rutinitas kita sebaiknya 2 x dalam sehari, mengosok gigi sangatlah banyak manfaatnya, merawat gigi seperti mengosok gigi, membersihkan karang gigi, menghindari bau mulut, tidak terjangkit penyakit gusi. Hasil karakteristik survey kesehatan, prevalensi karies gigi pada balita usia 3-5 tahun sebesar 81.7 %. Prevalensi karies gigi menurut usianya usia 3 tahun (60%), usia 4 tahun (85 %), dan usia 5 tahun (86.4 %) dengan demikian umur balita merupakan golongan rawan terjadi karies gigi. Usia anak menjaga kesehatan gigi memang tidak mudah untuk bisa mandiri merawat giginya, apalagi mengosok gigi dua kali sehari, pada usia dini, anak belum memahami pentingnya kesehatan gigi. Kesehatan gigi perlu diterapkan sejak usia dini, agar gigi mereka tumbuh dengan baik.Abstract: Dental caries is a problem that is often found in poor dental health, and this is often experienced by children aged 4-6 years because children have not been able to brush their teeth properly, poor diet. Dental caries can disrupt children in their activities, lack of concentration, another result of dental caries in children is the spread of toxins or bacteria in the mouth through the bloodstream, respiratory tract, it will cause the child's immune system to decline, and the child will be susceptible to disease. Kindergarten / PAUD children do not brush their teeth, brushing their teeth is a routine we should do two times a day, brushing teeth is very beneficial, caring for teeth such as brushing teeth, cleaning tartar, avoiding bad breath, not contracting gum disease. The results of the characteristics of the health survey, the prevalence of dental caries in children aged 3-5 years by 81.7%. The prevalence of dental caries according to age three years (60%), age four years (85%), and age five years (86.4%) thus the age of toddlers is a group prone to occur dental caries. The age of the child to maintain dental health is indeed not easy to be able to independently care for his teeth, let alone brush his teeth twice a day, at an early age, children do not understand the importance of dental health. Dental health needs to be applied from an early age so that their teeth grow well.
Deteksi Dini Kanker Payudara Melalui Pemeriksaan Sadanis (Pemeriksaan Payudara Dengan Tenaga Medis) Di Desa Babakan Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung Tri Ardayani; Liliek Fauziah; Neti Sitorus
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 1: Februari (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (710.241 KB) | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i1.20

Abstract

Abstrak: Kanker payudara (KPD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia, dikarenakan banyaknya kesakitan dan kematian akibat kanker. Di Indonesia di laporkan bahwa kanker payudara mayoritas ditemukan pada kelompok wanita, meskipun angka insidensi kanker payudara ini menduduki peringkat kedua di antara Negara asia Peningkatan angka kejadian kanker payudara terutama di Negara berkembang dikarenakan adanya perubahan gaya hidup diantaranya: rendahnya partisipasi masyarakat dalam olahraga, peningkatan jumlah orang yang mengalami obesitas, dan konsumsi alcohol. Beberapa program untuk mengurangi faktor risiko kanker payudara telah dilakukan diantaranya skrining kanker payudara (SADANIS) di mana pemeriksaan payudara dilakukan oleh petugas medis, dimana SADANIS lebih murah dan mudah bila dibandingkan dengan pemeriksaan Mammography. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Immanual bekerjasama dengan Puskesmas Pakutandang Kecamatan Ciparay Kabupaten Bandung untuk meningkatkan pengetahuan kelompok PUS (pasangan usia subuh) dan WUS (wanita usia subut) dan mengetahui lebih dini tanda dan gejala dari kanker payudara serta menurunkan angka kejadian kanker payudara di tahun 2020. Metode pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi: Pendidikan kesehatan pada kelompok PUS, WUS, Lansia tentang kanker payudara. Pendidikan kesehatan dan pelatihan pada kelompok Kader tentang pemeriksaan kanker payudara. Pemeriksaan deteksi dini kanker payudara (SADANIS) Stikes Immanuel dan Tenaga Kesehatan Puskesmas Pakutandang (Dokter dan Bidan). Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini antara lain: meningkatnya pengetahuan pada kelompok PUS, WUS, Lansia tentang kanker payudara, meningkatnya pengetahuan pada kelompok Kader tentang pemeriksaan kanker payudara. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan pada kelompok kader melakukan pemeriksaan sadanis. Abstract: Breast cancer is still a public health problem throughout the world due to the great amount of pain and death from cancer. In Indonesia, it was reported that the majority of breast cancers were found in the group of women, although the incidence of breast cancer was ranked second among Asian countries Increased incidence of breast cancer, especially in developing countries due to lifestyle changes including low community participation in sports, an increasing number people who are obese, and alcohol consumption. Several programs to reduce risk factors for breast cancer have been carried out including breast cancer screening ( where breast examinations are carried out by medical staff, where BREAST EXAMINATION WITH MEDICAL is cheaper and easier when compared to Mammography examinations. The aim of community service activities conducted by the Immanuel College of Health in collaboration with Public Health centerPakutandang, Ciparay Subdistrict, Bandung Regency is to increase the knowledge of EFA groups (early age couples) and women of childbearing age and find out early signs and symptoms of breast cancer and reduce the number the incidence of breast cancer in 2020. Methods of implementing these activities include Health education in the EFA, WUS, Elderly groups about breast cancer. Health education and training for cadre groups on breast cancer screening. Examination of early detection of breast cancer (BREAST EXAMINATION WITH MEDICAL) Health science Immanuel and Public health centerPakutandang Health (Doctors and Midwives). The results of these community service activities include increased knowledge in the EFA group, WUS, elderly about breast cancer, increased knowledge in the cadre group about breast cancer screening. Increased knowledge and skills in the cadre group conducting conscious checks.
Peningkatan Pengetahuan Tentang Puberitas Pada Siswa Kelas 4, 5, 6 SD Negeri Sukawening Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung Tri Ardayani; Neti Sitorus
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 1, No 4: November (2020)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v1i4.69

Abstract

Abstrak: Setiap anak pasti mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara alami, baik secara fisik, mental dan kematangan organ reproduksi mulai berfungsi dan karakteristik seks sekunder mulai muncul pada remaja tersebut. Usia pubertas pada anak remaja sekitar usia 10 tahun sampai 20 tahun. Pada anak perempuan masa ini ditandai dengan menstruasi (menarche), pertumbuhan payudara, tumbuhnya rambut di daerah kemaluan, sedangkan pada anak laki-laki pada masa pubertas ditandai dengan perubahan suara yang disertai dengan tonjolan kerongkongan (Adam’s apple), perubahan panjang penis, dan tumbuhnya rambut kemaluan. Pada awal memasuki masa pubertas, seorang remaja biasanya membutuhkan banyak informasi mengenai perkembangan, pertumbuhan dan perubahan yang dialaminya sehingga anak mencari informasi dengan bertanya kepada orang tua, teman, atau orang-orang yang berada di sekitar lingkunganya, tidak semua orang sekitar lingkungan remaja bisa membantu permasalahan yang dihadapi remaja sehingga mereka mencari dengan cara sendiri, misalnya dengan bertanya pada orang dewasa lainnya, dari majalah, atau bahkan dari internet. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat yang di lakukan oleh Sekolah Tinggi Ilmu Immanuel bekerjasama dengan SD Sukawening adalah untuk meningkatkan pengetahuan anak remaja tentang pubertas, dan mempersiapkan lebih dini datangnya masa pubertas sehingga diharapkan anak lebih siap menghadapi perubahan secara fisik dan psikologis yang akan terjadi nanti sehingga dampak negatif pubertas tidak terjadi pada anak remaja. Metode kegiatan pelaksanaan tersebut meliputi memberikan pendidikan kesehatan tentang pubertas pada anak remaja kelas 4.5.6 dan pemutaran video. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat antara lain, pengetahuan anak meningkat tentang pubertas, anak sudah memahami perubahan yang akan terjadi pada masa pubertas baik secara fisiologis maupun secara psikologis, anak mengetahui bagaimana cara menghadapi masa pubertas dan kemana mencari informasi yang benar tentang pubertas jika mengalami masalah atau ada hal yang ingin di tanyakan tentang perubahan yang dialaminya. Peserta yang mengikuti kegiatan sebanyak 60 orang. Abstract: Adolescence experiences growth and development naturally, physically, mentally and the reproductive organs begin to function and secondary sex characteristics appeared. The age of puberty in adolescents is around the age of 10 to 20 years. The female period is being marked by menstruation (menarche), breast and pubic hair growth, while in male, puberty is characterized by voice changes accompanied by Adam's apple protrusion, changes in penis length, and pubic hair. At the beginning of puberty, adolescence usually needs a lot of information about the development, growth, and changes, thus they seek information by asking parents, friends, or people around. Sometimes, people around them will not be able to help; consequently, they search by themselves, such as asking other adults, read magazines, or even from the internet. The purpose of community service activities carried out by Immanuel School of Health Science in collaboration with SD Sukawening were to increase adolescent knowledge about puberty, and prepare for the early arrival of puberty; thus, they are expected to be better prepared facing physical and psychological changes; so that the negative impact puberty does not occur in them. The method of implementation involved providing health education about puberty and video screening to school-aged students in grades 4, 5, 6. The results of community service activities to adolescents such as increasing knowledge about puberty; understanding changes physiologically and psychologically; how to deal with puberty, and where to find correct information if they experience problems or to fulfill curiosity regarding puberty problems. There are sixty respondents participated during the program.