This Author published in this journals
All Journal JURNAL ILMIAH PLATAX
Bethzy J. Pattiasina
Program Studi Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Pattimura

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Morphology Characteristic, Growth And Survival Rate Of The Early Larval Stages Of Mud Crab, Scylla serrata (Forsskal, 1775) For The Rearing Process Chrisoetanto P. Pattirane; Bethzy J. Pattiasina
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 8 No. 1 (2020): ISSUE JANUARY-JUNE 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.8.1.2020.28597

Abstract

The availability of female adult mature will continuously support mud crab hatchery to produce the best quality of larvae. Bray et al., (1990b) proposed that zoea length can be used as an index of larval quality. Larval quality is dependent on the physiology condition related to the growth and survival rate of several larval development stages (Racotta et al., 2003). The mortality in all development stages was due to the high sensitivity of larvae for the environment changes. Two aquariums and sterilized water were used in all rearing process and larvae of Scylla serrata fed once a day. It was fed by rotifer (Branchionus plicatilis) and Artemia sp on the third and fifth days. The results showed that the eye was a distinguishing characteristic between zoea I and zoea II. Development of zoea I range about 0 (zero) to fourth days and zoea II about fifth to seventh days. Observation of growth for six days indicate an increasing significantly on the fourth to sixth days. The survival rate of Scylla serrata larvae without food holds three days out. Otherwise, larvae that were fed on everyday hold seven days out. ABSTRAKKetersediaan induk yang matang telur secara berkesinambungan akan sangat mendukung usaha pembenihan kepiting bakau dalam menghasilkan larva dengan kualitas yang baik. Bray et al., (1990b) bahwa panjang zoea dapat digunakan sebagai suatu indeks kualitas larva. Selain itu, kualitas larva juga bergantung kepada kondisi fisiologis larva dan berkaitan dengan rata-rata pertumbuhan dan sintasan selama beberapa tahapan larva (Racotta et al., 2003). Seluruh proses pemeliharaan digunakan air steril dengan menggunakan wadah berupa akuarium sebanyak dua buah. Larva kepiting bakau, S. serrata selama pemeliharaan diberi pakan satu kali sehari. Pakan yang diberikan berupa rotifer (Branchionus plicatilis) dan artemia pada hari kelima dan ketiga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ciri morfologi pembeda antara tahap zoea I dan zoea II adalah mata. Perkembangan zoea I berkisar antara hari 0 sampai dengan hari 4 selanjutnya zoea II antara hari kelima sampai hari ketujuh. Pertumbuhan yang diamati selama masa pemeliharaan hari pertama sampai hari keenam, menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada hari keempat sampai hari keenam. Tingkat kelangsungan hidup larva S. serrata yang tidak diberi pakan dapat bertahan mencapai tiga hari. Sebaliknya untuk larva yang diberi pakan selama masa pemeliharaan mampu bertahan hingga mencapai tujuh hari.Kata kunci: Larva zoea, Scylla serrata, pertumbuhan, tingkat kelangsungan hidup