Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Modus Konten Self-Harm Demi Gift Points Pada Aplikasi TikTok di Indonesia Dede Suprayitno; Nuril Ashivah Misbah; Anindita Lintangdesi Afriani
Jurnal Ilmu Komunikasi (J-IKA) Vol 10, No 1 (2023): April 2023
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/kom.v10i1.15702

Abstract

Kehadiran media sosial memberi perubahan pada cara orang berinteraksi. Salah satunya melalui fitur live streaming TikTok, memungkinkan orang dapat berinteraksi secara online. Bukan hanya itu, bagi TikTokers yang melakukan live streaming bisa mendapatkan apresiasi dari para penonton berupa koin yang dapat dikonversi dengan nominal uang. Tapi sayangnya, untuk mencapai hal tersebut para TikTokers sering membuat konten-konten yang kontroversial. Melalui teori presentasi diri (self-presentation theory), penulis menemukan adanya konten yang mengandung unsur melukai diri (self-harm) sebagai bentuk presentasi diri untuk mendapat perhatian. Hal tersebut nampak pada beberapa live streaming di TikTok Indonesia yang menampilkan perilaku seperti pemukulan benda keras di kepala sendiri. Perilaku self-harm itu dapat dikategorikan sebagai bentuk gangguan mental. Bukan hanya itu, live streaming juga ada yang menampilkan konten gangguan makan berupa memakan makanan ekstrim atau menjijikan. Hal itu bisa memicu perubahan dan gangguan makan pada penonton. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi pustaka deskriptif. Data primer dalam penelitian digali melalui observasi lapangan dengan pengamatan langsung pada aktivitas pengguna TikTok. Sementara itu, pengumpulan data sekunder menggunakan studi literatur yang terkait penggunaan aplikasi TikTok. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas self-harm dilakukan untuk menarik perhatian penonton. Melalui presentasi diri lewat self-harm mereka mencari gift-points dari penonton. Padahal manajemen TikTok mengklaim telah menerapkan panduan komunitas TikTok untuk menghindari munculnya konten-konten yang berpotensi negatif. Termasuk diantaranya konten self-harm dan gangguan makan.Kata KunciĀ : TikTok, Melukai Diri, Gangguan Makan, Konten
Identity Construction of Fans: Virtual Community Through Chat Room LINE (Case Study EXO-L Bandung Community) Kumala Hayati; Anindita Lintangdesi Afriani
Journal of Communication and Public Relations Vol. 2 No. 1 (2022): Journal of Communication & Public Relations
Publisher : Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37535/105002220235

Abstract

For fans outside of South Korea, the existence of social media can open the possibility to follow all their idol activities and express their identity as fans freely because not all community can accept them. LINE is a medium of information exchange that forms a fan culture as a form of identity consumption of the fans. This research uses a qualitative method with Creswell's constructivism paradigm discussing identity construction among members of Bandung EXO - L community. LINE chat group is a discussion forum to learn how to support idols by conducting virtual fangirling activities that become the lifestyle of community members. Thus, the community environment shapes both verbal and non-verbal communication between community members. This has an impact on the emergence of loyal and active feelings possessed by community members. This loyalty is interpreted as obligations for fan identity because consuming EXO related stuffs is not only based on the work produced, but as an absolute identity.