Poppi Nastasia Yunita Dewi
STT Minyak dan Gas Cilacap

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : JUMANTIK: Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan

Analisis Potensi Bahaya dengan Metode HIRADC pada Industri Pengolahan Sulfur di PT X Cilacap Estri Kartika; Poppi Nastasia Yunita Dewi; Nita Sofia Rakhmawati; Andy Wijaya; Effendi Sitohang
Jumantik Vol 10, No 1 (2023): JUMANTIK : Jurnal Mahasiswa dan Peneliti Kesehatan
Publisher : Muhammadiyah Pontianak University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29406/jjum.v10i1.5418

Abstract

Industri pengolahan sulfur memiliki berbagai potensi bahaya yang dapat berdampak buruk bagi keselamatan dan kesehatan pekerja. Potensi bahaya tersebut berasal dari material yang digunakan antara lain; mesin produksi, lingkungan kerja, dan berbagai sumber bahaya lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis potensi bahaya untuk menentukan tindakan pengendalian bahaya yang tepat. Jenis penelitian ini adalah kualitatif analitik menggunakan teknik pengambilan data melalui wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Informan penelitian ini berjumlah 3 orang (pengawas, pimpinan, pekerja) yang ditentukan menggunakan purposive sampling. Variabel penelitian ini adalah hazard identification, risk assessment, dan determinant control. Analisis potensi bahaya dilakukan dengan menggunakan metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Determinant Control (HIRADC) dan matriks analisis risiko AS/NZS 4360:2004. Hasil hazard identification diperoleh beberapa potensi bahaya, yaitu ledakan, kebakaran, terhirup debu sulfur, paparan kebisingan, dan terpeleset. Hasil risk assessment diketahui potensi bahaya terhirup debu sulfur termasuk kategori extreme risk, sedangkan bahaya ledakan, kebakaran, paparan kebisingan, dan terpeleset termasuk kategori high risk. Hasil determinant control diketahui bahwa PT X telah melakukan beberapa upaya pengendalian seperti penyediaan APAR, melakukan safety briefing, dan menyediakan beberapa APD, namun belum berjalan optimal terutama pada tingkat kepatuhan pekerja dalam menggunakan alat pelindung diri. Dapat disimpulkan bahwa proses pengolahan sulfur di PT X memiliki tingkat risiko yang tinggi namun upaya pengendalian yang dilakukan belum maksimal. Oleh sebab itu diharapkan PT X dapat menyediakan APD yang sesuai dan membuat kebijakan terkait standar operasional prosedur untuk meminimalisir kecelakaan kerja.