Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Kariman: Jurnal Pendidikan Keislaman

EFEKTIVITAS PELATIHAN MINDFULNESS UNTUK MENINGKATKAN PSYCHOLOGICAL WELL-BEING IBU BEKERJA YANG MENGALAMI WORK-FAMILY CONFLICT Ruth Natalia Susanti
Kariman: Jurnal Pendidikan dan Keislaman Vol. 5 No. 2 (2017): Pendidikan dan Keislaman
Publisher : Institut Kariman Wirayudha Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.11 KB) | DOI: 10.52185/kariman.v5i2.23

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas pelatihan mindfulness untuk meningkatkan psychological well-being ibu bekerja yang mengalami work-family conflict. Hipotesis dalam penelitian ini adalah pelatihan mindfulness efektif dalam meningkatkan psychological well-being ibu bekerja yang mengalami work-family conflict. Ibu bekerja mengalami work-family conflict dalam penelitian ini adalah wanita yang bertanggung jawab sebagai istri dan ibu, sekaligus bekerja di luar rumah yang mengalami ketidakseimbangan antara pekerjaan dan keluarga. Subjek penelitian ini adalah empat orang ibu bekerja dengan skor tinggi work-family conflict dan skor rendah psychological well-being yang mengikuti pelatihan mindfulness. Data penelitian didapatkan dari skala work-family conflict dan skala psychological well-being. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif desain ekperimen one group pretest posttest design. Hasil analisis data dengan Wilcoxon Signed-Rank Test, didapatkan nilai z sebesar -2.000 dengan p = 0.046 (p<0.005) yang berarti ada pengaruh signifikan pelatihan mindfulness dalam meningkatkan psychological well-being ibu bekerja yang mengalami work-family conflict.Hal ini berarti dengan pelatihan mindfulness yang bertujuan meningkatkan kesadaran atau mindful, dengan memberi perhatian terhadap pengalaman saat ini secara disengaja, tanpa penilaian agar mampu merespon dengan penerimaan, membuat ibu bekerja yang mengalami ketidak seimbangan peran antara keluarga dan pekerjaan, dapat meningkatkan psychological well-beingnya, yang ditandai dengan meningkatkan penerimaan diri, lebih mampu membina hubungan positif dengan orang lain, lebih memiliki kemandirian, dapat lebih efektif mengatur lingkungannya, memiliki tujuan hidup yang lebih jelas, serta terus mengembangkan dirinya.