Ketut Sumerjana, Ketut
Institut Seni Indonesia Denpasar

Published : 19 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search
Journal : Journal of Music Science, Technology, and Industry (JOMSTI)

ANALISIS BENTUK DAN STRUKTUR KOMPOSISI “MORNING HAPPINESS” GUS TEJA Ariesta, I Made Jacky; Ardini, Ni Wayan; Darmayuda, I Komang; Sumerjana, Ketut
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol 1 No 1 (2018)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.9 KB) | DOI: 10.31091/jomsti.v1i1.504

Abstract

  Gus Teja World Music?s musical composition "Morning Happiness" (2008) was inspired when its composer Agus Teja Sentosa (Gus Teja) had been suddenly stunned to see his child smile after being recovered from illness in one morning. The sounds of happiness or the morning bliss was then poured into the instrumental musical composition which was put in his group?s first album "Rhytm of Paradise". The problem of this research is how the form and structure of the composition was. The research method used is qualitative. The theory used to solve the problem is the form and structure analysis theory of song. Primary data sources were obtained from interviews, observations, and discography (VCD). Secondary data were obtained from books, journals, and internet sources. The result of the research showed the musical instruments used in this composition, are flute, selokro, tingklik baro, guitar, bass, kendang angklung. In this composition, the flute plays an important role as the main melody of the song. The instruments are made from bamboos, and the flute used in this composition is a blend of Balinese flute with Indian and Bandung ones. From the musical aspects, there are rules such as the provisions of number of bars, sukat, progress chord in which rhythm patterns are played in accordance with what are usually determined. This composition uses the basic tone D = do, with an allegro tempo (120MM), and uses a ¾ and a three-part shaped A, B, C, C', started with an introduction.
PSYCHOPHYSIOLOGICAL RESPONSES TO “YOGYAKARTA NYAMAN” MUSIC COMPOSITION Sumerjana, Ketut
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol 2 No 1 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.251 KB) | DOI: 10.31091/jomsti.v2i1.608

Abstract

  Manusia selalu berusaha sehat. Ketika sakit, mereka akan mencari serta menemukan pengobatan dan metode yang sesuai untuk kondisi fisiologis dan psikologis. Salah satu pengobatan dan metode yang unik dalam proses pengobatan adalah menggunakan musik untuk memberikan campur tangan terhadap kondisi psychophysiologicalnya. Beberapa studi lain menggunakan frekuensi tinggi modulasi (HFC) dalam merangsang kondisi peserta dan telah mendapatkan hasil yang baik. Tetapi penggunaan benda-benda ini hanya berupa satu suara yang dipilih dari lebar kisaran frekuensi musik dan bahkan tidak diarahkan ke musik. Salah satu jenis musik yang begitu menarik adalah MIDI sebagai musik yang berasal dari sampel suara komposisi yang ternyata memiliki wilayah frekuensi cukup lebar, salah satunya adalah wilayah ultrasonik dalam proyek musikal penulis yang berjudul ?Yogyakarta Nyaman?. Secara fisik, dalam dunia medis, frekuensi suara ultrasonik digunakan dalam intervensi kondisi fisiologis. Berdasarkan uraian di atas, fokus dari studi ini adalah untuk menggunakan ?Yogyakarta Nyaman? untuk mendapatkan tanggapan psikofisiologis para peserta. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan responden 18 yang dibagi menjadi sembilan laki dan sembilan perempuan. Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara di mana hasilnya dikonversi ke dalam angka untuk memberikan gambaran numerikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ?Yogyakarta Nyaman? mampu memberikan campur tangan bagi kondisi fisiologis dan psikologis responden dengan fhitung > ftabel. Nilai fhitung  adalah 5.179 lebih besar dari ftabel sekitar 3.86.
TROMPONG, TROMBONE, TRUMPET, AND JEGOGAN IN TROM-TROM-TRUM COMPOSITION Cahyadi, Agus; Ardini, Ni Wayan; Suarti Laksmi, Desak Made; Sumerjana, Ketut
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1164.5 KB) | DOI: 10.31091/jomsti.v2i2.864

Abstract

Trom-Trom-Trum diciptakan oleh seniman Bali I Nyoman Windha pada tahun 2003. Judul ini merupakan ungkapan dari penggunaan kombinasi alat musik trompong, trombone, dan trompet yang digunakan dalam komposisi musik ini. Dua di antaranya adalah instrumen Barat, yaitu trombone dan trompet, dan instrumen lainnya adalah gamelan Bali, yaitu trompong dan satu pasang jegogan yang fungsinya dalam komposisi ini sebagai aksen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumen, dan diskografi. Hasil penelitian menunjukkan, dalam Trom-Trom-Trum, dari aspek musikalnya, terdapat kaidah-kaidah seperti ketentuan jumlah birama, tanda sukat, progress chord, dan pola ritme yang harus dibawakan sesuai dengan yang ditentukan. Komposisi ini menggunakan nada dasar C, dengan tempo allegro (100MM) dan memakai sukat 9/8. Komposisi ini berbentuk tiga bagian, yaitu AABCAAB, yang diawali dengan introduksi.
ANALISIS LAGU TORAJA MARENDENG MARAMPA ARANSEMEN TINDOKI BAND Lamba, Linesti; Ardini, Ni Wayan; Darmayuda, I Komang; Sumerjana, Ketut
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol 2 No 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (186.348 KB) | DOI: 10.31091/jomsti.v2i2.865

Abstract

This study aims to describe the musical form of Marendeng Marampa'", a local song in Toraja, Tana Toraja Regency, South Sulawesi Province, Indonesia, arranged by the Tindoki Band. The qualitative data in this research are obtained by doing observation, interviews, documentation, and discography. The results of this research show that " Marendeng Marampa'" arranged by Tindoki Band have two parts, i.e. the form A-B, with the sequence A-A' A-A-A'-B-B-B" consisting of several figures, motives, phrases (antecedent phrase and consequent phrase). Its musical instruments used in this arrangement are collaboration between the traditional musical instruments in Toraja, including Toraja gandang, Toraja flute, basin bassin/tulali, karombi, and modern (Western) music, i.e. electric guitar, bass guitar, keyboard, and electric drums, which lyrics are incorporated into the arrangement of Ma'bugi and Manimbong. Marendeng Marampa'" means safe, peaceful land of birth and is also a unifying song for the people of Toraja. The song is a reminiscent for the people of Toraja to remind their home region that tondok kadadian is their land of birth.
Analisis Bentuk dan Struktur Komposisi “Morning Happiness” Gus Teja I Made Jacky Ariesta; Ni Wayan Ardini; I Komang Darmayuda; Ketut Sumerjana
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol. 1 No. 1 (2018)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1520.901 KB) | DOI: 10.31091/jomsti.v1i1.504

Abstract

Gus Teja World Music’s musical composition "Morning Happiness" (2008) was inspired when its composer Agus Teja Sentosa (Gus Teja) had been suddenly stunned to see his child smile after being recovered from illness in one morning. The sounds of happiness or the morning bliss was then poured into the instrumental musical composition which was put in his group’s first album "Rhytm of Paradise". The problem of this research is how the form and structure of the composition was. The research method used is qualitative. The theory used to solve the problem is the form and structure analysis theory of song. Primary data sources were obtained from interviews, observations, and discography (VCD). Secondary data were obtained from books, journals, and internet sources. The result of the research showed the musical instruments used in this composition, are flute, selokro, tingklik baro, guitar, bass, kendang angklung. In this composition, the flute plays an important role as the main melody of the song. The instruments are made from bamboos, and the flute used in this composition is a blend of Balinese flute with Indian and Bandung ones. From the musical aspects, there are rules such as the provisions of number of bars, sukat, progress chord in which rhythm patterns are played in accordance with what are usually determined. This composition uses the basic tone D = do, with an allegro tempo (120MM), and uses a ¾ and a three-part shaped A, B, C, C', started with an introduction.
Psychophysiological Responses to “Yogyakarta Nyaman” Music Composition Ketut Sumerjana
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol. 2 No. 1 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.251 KB) | DOI: 10.31091/jomsti.v2i1.608

Abstract

Manusia selalu berusaha sehat. Ketika sakit, mereka akan mencari serta menemukan pengobatan dan metode yang sesuai untuk kondisi fisiologis dan psikologis. Salah satu pengobatan dan metode yang unik dalam proses pengobatan adalah menggunakan musik untuk memberikan campur tangan terhadap kondisi psychophysiologicalnya. Beberapa studi lain menggunakan frekuensi tinggi modulasi (HFC) dalam merangsang kondisi peserta dan telah mendapatkan hasil yang baik. Tetapi penggunaan benda-benda ini hanya berupa satu suara yang dipilih dari lebar kisaran frekuensi musik dan bahkan tidak diarahkan ke musik. Salah satu jenis musik yang begitu menarik adalah MIDI sebagai musik yang berasal dari sampel suara komposisi yang ternyata memiliki wilayah frekuensi cukup lebar, salah satunya adalah wilayah ultrasonik dalam proyek musikal penulis yang berjudul “Yogyakarta Nyaman”. Secara fisik, dalam dunia medis, frekuensi suara ultrasonik digunakan dalam intervensi kondisi fisiologis. Berdasarkan uraian di atas, fokus dari studi ini adalah untuk menggunakan “Yogyakarta Nyaman” untuk mendapatkan tanggapan psikofisiologis para peserta. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan responden 18 yang dibagi menjadi sembilan laki dan sembilan perempuan. Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara di mana hasilnya dikonversi ke dalam angka untuk memberikan gambaran numerikal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa “Yogyakarta Nyaman” mampu memberikan campur tangan bagi kondisi fisiologis dan psikologis responden dengan fhitung > ftabel. Nilai fhitung adalah 5.179 lebih besar dari ftabel sekitar 3.86.
Trompong, Trombone, Trumpet, and Jegogan in Trom-Trom-Trum Composition Agus Cahyadi; Ni Wayan Ardini; Desak Made Suarti Laksmi; Ketut Sumerjana
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1180.797 KB) | DOI: 10.31091/jomsti.v2i2.864

Abstract

Trom-Trom-Trum diciptakan oleh seniman Bali I Nyoman Windha pada tahun 2003. Judul ini merupakan ungkapan dari penggunaan kombinasi alat musik trompong, trombone, dan trompet yang digunakan dalam komposisi musik ini. Dua di antaranya adalah instrumen Barat, yaitu trombone dan trompet, dan instrumen lainnya adalah gamelan Bali, yaitu trompong dan satu pasang jegogan yang fungsinya dalam komposisi ini sebagai aksen. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi dokumen, dan diskografi. Hasil penelitian menunjukkan, dalam Trom-Trom-Trum, dari aspek musikalnya, terdapat kaidah-kaidah seperti ketentuan jumlah birama, tanda sukat, progress chord, dan pola ritme yang harus dibawakan sesuai dengan yang ditentukan. Komposisi ini menggunakan nada dasar C, dengan tempo allegro (100MM) dan memakai sukat 9/8. Komposisi ini berbentuk tiga bagian, yaitu AABCAAB, yang diawali dengan introduksi.
Analisis Lagu Toraja Marendeng Marampa Aransemen Tindoki Band Linesti Lamba; Ni Wayan Ardini; I Komang Darmayuda; Ketut Sumerjana
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol. 2 No. 2 (2019)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1013.655 KB) | DOI: 10.31091/jomsti.v2i2.865

Abstract

This study aims to describe the musical form of Marendeng Marampa'", a local song in Toraja, Tana Toraja Regency, South Sulawesi Province, Indonesia, arranged by the Tindoki Band. The qualitative data in this research are obtained by doing observation, interviews, documentation, and discography. The results of this research show that " Marendeng Marampa'" arranged by Tindoki Band have two parts, i.e. the form A-B, with the sequence A-A' A-A-A'-B-B-B" consisting of several figures, motives, phrases (antecedent phrase and consequent phrase). Its musical instruments used in this arrangement are collaboration between the traditional musical instruments in Toraja, including Toraja gandang, Toraja flute, basin bassin/tulali, karombi, and modern (Western) music, i.e. electric guitar, bass guitar, keyboard, and electric drums, which lyrics are incorporated into the arrangement of Ma'bugi and Manimbong. Marendeng Marampa'" means safe, peaceful land of birth and is also a unifying song for the people of Toraja. The song is a reminiscent for the people of Toraja to remind their home region that tondok kadadian is their land of birth.
Original Soundtrack dan Scoring Film Televisi Drama-Musikal “Bung Karno di Bawah Pohon Sukun” Guntur Eko Prasetyo; Ketut Sumerjana; I Komang Darmayuda; Ni Wayan Ardini; I Komang Arba Wirawan; I Wayan Adnyana; Nyoman Lia Susanthi; Agustinus Sani Aryanto
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.4 KB)

Abstract

“Perspektif”: Sebuah Komposisi Jazz untuk Band Kombo Kevin Valencio Suwandi; Ketut Sumerjana; I Wayan Suweca
Journal of Music Science, Technology, and Industry Vol. 5 No. 1 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1806.674 KB)

Abstract

Purpose: In this modern jazz composition entitled “Perspektif”, composers were exploiting 3 major aspects of music, which is: rhythm, melody and harmony. The main purpose in this piece is to persuade other composers to not only think creatively but to maximize and research deeply all the basic aspects of music. Research Methods: Modern jazz music can’t be separated from the old school jazz and classical music. The key to be making innovative and creative composition was by learning the music from the previous era. Results and Discussion: By learning the history and research deeply into all the basic aspects of music, the composers can easily come up with something innovative and creative, which in this case is combining jazz music instruments with different kind of sports as non-musical instrument. However, not only it features the sound of the sport but also playing advanced rhythm and filling the space what the music instruments can’t do. Implication: In the process of making this composition from 3 major aspects in music, the composers got enlightened that all of each aspect has many different ways to be looked at or played at. Since the composers named this piece “Perspektif” with a format of 4 pieces jazz combo, 2 guys playing badminton, 1 guy playing basketball and the other 2 doing boxing.