Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH PERTAHANAN TANAMAN DALAM PENGUSIRAN HAMA PADA MODEL PENANGGULANGAN HAMA TANAMAN TERPADU Ali Kusnanto; Siswandi; Jaharuddin; Farida Hanum
MILANG Journal of Mathematics and Its Applications Vol. 19 No. 1 (2023): MILANG Journal of Mathematics and Its Applications
Publisher : Dept. of Mathematics, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/milang.19.1.43-51

Abstract

Dalam tulisan ini dikembangkan model pengendalian hama tanaman terpadu yang didasarkan pada model mangsa-pemangsa Leslie-Gower. Dalam model ini terdapat unsur pertahanan tanaman (tanaman yang mengeluarkan senyawa/bau) yang akan mampu mengusir sebagian hama yang ada di sekitarnya. Populasi yang terlibat dalam model ini yaitu populasi tanaman, populasi hama, dan populasi pemangsa hama. Tujuan tulisan ini adalah menentukan pengaruh pertahanan tanaman terhadap dinamika populasi yang terlibat. Dari analisis, menghasilkan empat titik tetap. Simulasi dilakukan untuk melihat pengaruh perubahan koefisien efisiensi pertahanan tanaman terhadap kestabilan titik tetap yang diperoleh. Telah ditunjukkan bahwa jika nilai koefisien efisiensi pertahanan tanaman diperbesar, mengakibatkan hama dan pemangsa hama menuju kepunahan dan populasi tanaman akan bertambah banyak.
PENERAPAN MODEL SEIRU PADA KASUS COVID-19 DI JAKARTA Septia Rahma Dilla; Fahren Bukhari; Mochamad Tito Julianto; Ali Kusnanto
MILANG Journal of Mathematics and Its Applications Vol. 19 No. 2 (2023): MILANG Journal of Mathematics and Its Applications
Publisher : Dept. of Mathematics, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/milang.19.2.81-95

Abstract

Sejak awal penyebaran COVID-19, telah diambil langkah-langkah pembatasan aktivitas publik untuk meredakan laju penularan, termasuk di Provinsi DKI Jakarta yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dalam upaya menganalisis dampak kebijakan tersebut, digunakan model epidemiologi SEIRU, yang mempertimbangkan periode laten dan efek pembatasan aktivitas publik. Penelitian ini mengimplementasikan model SEIRU pada kasus COVID-19 di Jakarta, mengevaluasi parameter yang paling sesuai untuk merepresentasikan dinamika kasus, serta mengidentifikasi dampak dari penerapan PSBB terhadap kesesuaian model. Bahasa pemrograman Julia digunakan untuk mengimplementasikannya. Dari penelitian ini ditunjukkan bahwa model SEIRU cocok untuk menggambarkan perkembangan kasus COVID-19 hingga berakhirnya PSBB pertama, tetapi kurang sesuai untuk masa perpanjangan PSBB. Analisis juga mengindikasikan bahwa penerapan PSBB dapat mengurangi jumlah kasus terlapor hingga 41%, dengan rata-rata waktu individu yang terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala adalah 7 hari, dan durasi rata-rata periode laten adalah 6 jam.
PENGARUH LAJU VAKSINASI PENYEBARAN PENYAKIT COVID-19 DENGAN VAKSINASI DUA DOSIS Arindria Sekar Putri Valentinna; Ali Kusnanto; Paian Sianturi; Hadi Sumarno; Ngakan Komang Kutha Ardana
MILANG Journal of Mathematics and Its Applications Vol. 19 No. 2 (2023): MILANG Journal of Mathematics and Its Applications
Publisher : Dept. of Mathematics, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29244/milang.19.2.117-128

Abstract

Penyakit Coronavirus 2019 (Covid-19) adalah penyakit karena virus SARS-CoV-2. Upaya melawan penyebaran penyakit ini salah satunya dengan vaksinasi. Penyebaran Covid-19 dan proses vaksinasi dua dosis ini dimodelkan menggunakan model matematika SEIV1V2RS. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh laju vaksinasi terhadap perubahan bilangan reproduksi dasar (. Berdasarkan analisis terhadap sensitivitas parameter, yang memiliki pengaruh signifikan terhadap adalah laju efektif penularan penyakit, laju vaksinasi dosis 1 dan laju vaksinasi dosis 2. Dari data yang dipilih pada penelitian ini menunjukkan bahwa jika hanya vaksinasi dosis 1 yang dilakukan maka lajunya harus dinaikkan sebesar 50% baru dapat membuat penyakit akan hilang. Tanpa vaksinasi dosis 1, laju vaksinasi dosis 2 harus dinaikkan 25 kali lipat agar penyakit akan hilang.