Yohanes Sukendar
Sekolah Tinggi Pastoral Yayasan Institut Pastoral Indonesia

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Sapa: Jurnal Kateketik dan Pastoral

PARTISIPASI UMAT KATOLIK DALAM KEGIATAN PENDALAMAN IMAN DI LINGKUNGAN – LINGKUNGAN PAROKI MARIA DIANGKAT KE SURGA KEUSKUPAN MALANG Yohanes Sukendar; Intansakti Pius X; Emmeria Tarihoran; ME Kakok Kurniantono; Irminus Sabinus
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.5

Abstract

Para Peneliti bertolak dari kenyataan bahwa doa lebih disukai daripada pendalaman iman. Pada hal tugas Gereja yang utama adalah mewartakan. Menurut teori sosiologi Emile Durheim ada hubungan antara keterlibatan seseorang dengan pastisipasi. Untuk itu mau dicoba menemukan data tentang hubungan antara partisipasi umat Katolik dalam Pendalaman Iman di lingkungan dengan integrasinya dalam lingkungan. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ada korelasi positif antara partisipasi umat dalam pendalaman iman dengan integrasinya dalam lingkungan, maksudnya semakin umat berintegrasi semakin tinggi partisipasinya dalam pendalaman iman.
MENYEMBAH YAHWEH BERHALA GAYA BARU? Paskalis Edwin Nyoman Paska; Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 1 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53544/sapa.v1i1.14

Abstract

YHWH, nama kudus untuk Yang Ilahi, pada awalnya diucapkan oleh orang Yahudi, meski belum bisa dipastikan bagaimana mereka mengucapkannya. Namun, dalam perkembangannya, nama itu tidak diucapkan demi penghormatan kepada Yang Ilahi. Ketika bertemu dengan nama ini, orang Yahudi melafalkannya dengan Adonai (Tuanku), atau Hasyem (Nama itu). Cara melafalkan ini mempengaruhi cara menerjemahkan Kitab Suci. Pada umumnya, untuk menghindari penyebutan nama YHWH penerjemahan mengikuti gaya Yahudi, yakni dengan mengikuti lafalnya. Inggris, misalnya, dengan The Lord, atau Italia dengan Il Signore. Dalam bahasa Indonesia kata itu dilafalkan dengan TUHAN. Sekelompok orang di Indonesia salah memahami makna pelafalan itu, sehingga mereka menuduh TUHAN itu menerjemahkan kata YHWH yang tidak bisa diterjemahkan. Mereka menekankan kata YHWH harus diterjemahkan dengan Yahweh, padahal nama itu tidak biasa diucapkan, bahkan oleh orang Israel sendiri. Pernyataan bahwa memakai kata TUHAN adalah sesat dan orang hanya boleh memakai terjemahan Yahweh merupakan sebuah bentuk berhala, karena mempunyai ciri-ciri berhala, yakni membuat Allah lain dengan menyempitkan Allah hanya pada konsepnya sendiri.
KATEKESE DALAM KONTEKS SOSIO-RELIGIUS MENURUT PETUNJUK UMUM KATEKESEDAN RELEVANSINYA BAGI PENGEMBANGAN KATEKESE DI PAROKI Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 1 No 2 (2016)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan katekese atau pendalaman iman banyak dilaksanakan di paroki-paroki, biarpun minat umat untuk kegiatan katekese paroki ini masih kalah jauh dibandingkan dengan kegiatan devosi. Kadang-kadang tema-tema yang diberikan dalam katekese paroki belum mengarah ketujuan tertentu, kecuali katekese persiapan menerima sakramen. Petunjuk Umum Katekese yang dikeluarkan oleh kongregasi untuk Imam pada tahun 2010, dalam artikel 193 sampai dengan 201 membahas tentang katekese dalam konteks sosio-religius. Katekese dalam konteks sosio- religius ini sangat tepat untuk dikembangkan dalam paroki-paroki, sebab katekese ini membimbing umat dalam rangka: menghadapi situasi Indonesia yang kompleks dan plural; kegiatan devosi-devosi populer yang banyak dilaksanakan oleh umat; kegiatan ekumene; dialog dengan agama- agama dan kepercayaan lain serta katekese dalam hubungannya dengan gerakan-gerakan religius baru.
LIMA PEREMPUAN DALAM SILSILAH YESUS MENURUT INJIL MATIUS (Mat 1:1-17) Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 2 No 1 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bermaksud menganalisa kelima perempuan dalam Injil Matius 1:1-17. Kelima perempuan itu ialah: 1) Tamar perempuan Kanaan, (Kej 38:1-30). 2) Rahap, perempuan Kanaan yang menjadi pelacur, tetapi ia berjasa melindungi mata-mata orang Israel (Yos 2:1-24); 3)Rut, perempuan asing berasal dari Moab. (Bacalah kitab Rut). 4) Istri Uria (Batsyeba), adalah perempuan korban nafsu Daud. Keempat perempuan itu mempunyai kisah perkawinan dengan unsur skandal atau cemoohan. Tetapi mereka adalah sarana aktif Roh Allah untuk menurunkan Mesias. 5) Maria. Situasi perkawinan Maria juga aneh, karena mengandung tanpa melalui hubungan seksual dengan calon suaminya. Yusuf adalah seorang yang benar dan suci dalam keputusannya untuk menceraikan Maria. Tetapi Allah menjelaskan bahwa Maria adalah seorang yang lebih suci daripada Yusuf, karena Maria adalah sarana utama Roh Kudus. Dalam rahimnya terkandung Yesus Kristus. Metode yang digunakan adalah analisa teks. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa dengan memasukkan kelima perempuan itu Matius mau menunjukkan bahwa karya keselamatan Allah tidak terhalangi oleh dosa manusia. Bahkan Allah juga menggunakan orang-orang berdosa untuk melaksanakan karya keselamatan-Nya.
PENGAMPUNAN MENURUT KITAB SUCI PERJANJIAN BARU Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bermaksud menganalisa paham “pengampunan” menurut Kitab Suci Perjanjian Baru. Melalui analisa teks-teks dalam Kitab Suci mencoba menemukan makna dari pengampunan. Menurut Kitab Suci pengampunan yang berarti pembebasan atau pelepasan dari dosa atau kesalahan. Iman kristiani mewartakan bahwa Allah adalah Bapa yang baik hati yang suka mengampuni. Allah adalah Bapa yang baik hati yang suka mengampuni. Kebaikan Allah ini ditampakkan dalam hidup dan karya Yesus. Kita sebagai manusia diundang untuk bertobat dan memperoleh pengampunan dosa. Namun demikian ada konsekuensinya yaitu kitapun harus bersedia mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita. Pengampunan selalu erat kaitannya dengan Kristus yang telah wafat di kayu salib yang mencurahkan darah-Nya untuk pengampunan dosa. Seperti Allah yang selalu mengampuni, demikian pula kita juga harus mengampuni sesama kita tanpa batas. Yesus memberi kuasa kepada para murid-Nya untuk mengampuni dosa. Menurut Gereja Katolik, kuasa itu dilanjutkan oleh para pengganti para Rasul yaitu para Uskup dan rekan kerjanya yaitu para imam. Uskup dan imam dalam Gereja Katolik memiliki kuasa mengampuni dosa berkat sakramen Tahbisan yang diterimanya.
KORELASI ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGI GURU PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK DENGAN KEBERHASILAN SISWA SEKOLAH DASAR DI MALANG Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 3 No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk menemukan apakah ada korelasi antara kompetensi Guru Pendidikan Agama Katolik (PAK) dengan keberhasilan siswa dalam memperoleh nilai untuk rapor dan kehidupan siswa. Hanya saja dalam penelitian ini tidak semua komptensi guru diukur. Dari empat komptensi yang seharusnya dimiliki oleh guru, yang mau diteliti dalam penellitian ini adalah komptensi pedagogi. Komptensi pedagogi adalah kemampuan guru pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pendapat dari Petunjuk Umum Katekese bahwa proses pembelajaran bidang studi PAK yang paling menentukan adalah peranan Guru. Maka jika kemampuan guru dalam bidang pedagogi sangat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam hasl nilai dan kehidupan rohaninya sebagai anak Katolik. Metodologi yang dgunakan adalah kuesioner dan nilai raport. Subyek penelitian adalah semua Guru PAK SD di Malang dan murid-murid. Khusus untuk murid- murid dibatasi kelas 4 sampai 6 dan diambil antara 3 sampai 6 siswa. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa korelasi komptensi pedagogi Guru Agama Katolik dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran PAK, diperoleh hasil 0,237, artinya ada korelasi antara komptensi Guru Agama Katolik dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran. Semakin tinggi hidup rohani dan kemampuan pedagogi Guru Agama Katolik semakin tinggi pula partisipasi siswa dalam pembelajaran.
PELAKSANAAN DIALOG KEHIDUPAN OLEH UMAT KATOLIK DENGAN UMAT MUSLIM DI PAROKI MARIA DIANGKAT KE SURGA MALANG Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui sampai sejauh mana pelaksanaan dialog kehidupan yang dilakukan oleh umat Katolik dengan umat Muslim. Penelitian ini dilatar belakangi oleh kenyataan bahwa Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk baik dari segi suku maupun agama. Maka mau tidak mau setiap yang mengakui diri sebagai Bangsa Indonesia harus hidup dengan sesamanya yang berkeyakinan lain. Bangsa Indonesia ini mayoritas penduduknya beragama Muslim, maka umat Katolik yang merupakan minoritas mau tidak mau harus hidup bersama dengan mereka yang beragama Muslim. Maka umat Katolik dituntut untuk mampu membangun kehidupan yang rukun dengan sesamanya khususnya yang beragama Muslim. Dalam kenyataannya kehidupan bersama itu sering terjadi gesekan antara umat beragama. Pelaksanaan dialog dalam penelitian ini dibatasi pada dialog kehidupan. Dengan dialog kehidupan dimaksudkan kegiatan dialog dalam kenyataan hidup sehari-hari, baik dalam kehidupan biasa maupun hari raya keagamaan Khususnya Natal dan Idhul Fitri maupun hari raya kenegaraan, khususnya 17 Agustus. Pelaksanaan dialog kehidupan yang dilaksanakan oleh Umat Katolik di Paroki Maria diangkat ke Surga, dapat dikatakan cukup baik karena hasil pengolahan data secara keseluruhan dengan menggunakan score menunjukkan hasil 2,30.
PERJALANAN IMAN WANITA SAMARIA (Yoh 4: 1-42) Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 1 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Injil Yohanes 4:1-42 dikisahkan tentang percakapan Yesus dengan wanita Samaria di sebuah sumur di Sikhar. Tulisan ini bukan sebuah tafsiran atas perikop tersebut, melainkan uraian tentang perjalanan iman wanita Samaria. Wanita Samaria itu mula-mula mengenal Yesus sebagai orang Yahudi. Setelah tahu bahwa Yesus mengenal kehidupan pribadinya, maka ia mengakui Yesus sebagai nabi. Lebih lanjut setelah Yesus berbicara tentang penyebah yang benar, wanita itu mengakui Yesus sebagai Mesias. Dan akhirya bersama dengan orang-orang Samaria lain, wanita itu mengakui Yesus sebagai Penyelamat dunia. Perjalanan iman wanita Samaria itu jelas dibawah bimbingan Yesus. Peran Yesus sungguh menentukan perjalanan iman wanita Samaria itu. Demikian iman kita pun bertumbuh dan berkembang secara perlahan. Untuk dapat bertumbuh dan berkembang iman harus melalui ujian dan juga membutuhkan bimbingan orang lain. Pengakuan iman harus bersifat pribadi, tidak lagi bergantung pada orang lain.
MENGEMBANGKAN PERSAUDARAAN INSANI (TINJAUAN BIBLIS) Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dewasa ini ada banyak perpecahan dan pertikaian antara manusia, yang disebabkan oleh berbagai macam perbedaan dan kepentingan. Untuk menanggapi hal tersebut baru-baru ini Paus Fransiskus mengumandangkan keinginannya supaya umat Katolik mengembangkan persaudaraan insansi, yaitu relasi dengan sesama manusia yang tidak lagi dibatasi oleh sekat-sekat agama, ras, budaya, suku dan sebagainya. Dengan mengembangkan persaudaraan insani, diharapkan terjalinlah persaudaraan antara manusia, sehingga bumi di mana kita tinggal ini sungguh-sungguh damai. Tulisan ini bermaksud untuk mencoba menyoroti tentang tema tersebut dari sudut pandang Kitab Suci. Tulisan ini dibagi ke dalam tiga bagian, yang pertama tinjauan Perjanjian Lama, yang kedua tinjauan dari Perjanjian Baru dan ketiga kesimpulan.
Gambaran Anak Sekolah Dasar Mengenai Yesus Yohanes Sukendar
SAPA - Jurnal Kateketik dan Pastoral Vol 5 No 1 (2020)
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral IPI Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Yesus Kristus dalah pokok utama iman Kristen. Bagi umat Kristen Yesus adalah Tuhan, Anak Allah, penyelamat dan bahkah adalah Allah yang menjilma menjadi manusia. Di sekolah mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi tema Yesus selalu dibicarakan. Di Sekolah Dasar tema tentang Yesus berkaitan dengan kisah hidup-Nya mulai dari lahir, karya, sengsara, wafat, kebangkitan dan kenaikan Yesus ke surga. Juga dibicarakan tentang sikap-sikap Yesus misalnya, Yesus yang berbelas kasih, Yesus sang pengampun dan sebagainya. Penulis mencoba mengadakan survey kepada anak-anak Katolik Sekolah Dasar kelas III dan IV tentang siapa Yesus dan gambaran mereka tentang Yesus. Survey ini dilaksanakan baik untuk anak Katolik yang bersekolah di sekolah negeri maupun juga sekolah Katolik. Hanya saja penulis tidak membuat pembedaan paham antara anak yang bersekolah di sekolah negeri maupun yang disekolah katolik. Survey ni hanya ingin tahu siapa Yesus menurut anak-anak, artinya apa pemahaman anak sekolah dasar tentang Yesus dan bagaimana mereka menggambarkan sosok Yesus bagi diri anak sendiri.