Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TRAGEDI PEMBUNUHAN GERAKAN CIVIL SOCIETY Gustomy, Rachmad
JUSS (Jurnal Sosial Soedirman) Vol 1 No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial and Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4438.419 KB) | DOI: 10.20884/1.juss.2017.1.1.391

Abstract

Peristiwa semburan lumpur panas di Sidoarjo adalah tenggelamnya 4 desa, dengan sedikitnys 12.000 keluarga, yang dituduhkan dilakukan oleh PT Lapindo Brantas. Masyarakat pada awalnya membentuk asosiasi korban lumpur sebagai upaya untuk menggalang kekuatan untuk meminta ganti rugi, namun semakin lama gerakan ini semakin terpecah dan 4 tahun kemudian lenyap menjadi individu-individu. Padahal tujuan belum tercapai, masih banyak korban lumpur yang belum mendapat pelunasan pembayaran, padahal ketika terpecah mereka menjadi semakin lemah dalam memperjuangkan haknya. Pertanyaannya artikel ini adalah, bagaimana rasionalitas di balik perpecahan itu terjadi dan apa konstruksi nalar yang melatarbelakanginya? Pendekatan yang digunakan adalah model kualitatif dari rational choice dalam konteks pengambilan keputusan multi agen. Penjelasan ini terikat oleh batasan rasionaltas pembentuknya (bounded rationality), yaitu bencana dan kebijakan yang diambil. Temuannya bahwa mekanisme transaksi yang dipakai membuat ‘komunitas besar’ warga korban lumpur terpecah dari komunitas menjadi individu. Penyebabnya adalah karena struktur pasca Orde Baru yang melahirkan politik liberal, mengkondisikan pilihan rasional masyarakat kedalam pola transaksional, yang pada akhirnya menggeser relasi ‘intimitas’ masyarakat dari komunitas menjadi individual.
StopAbleism: Reduksi stigma kepada penyandang disabilitas melalui intervensi bias implisit Yusainy, Cleoputri Al; Thohari, Slamet; Gustomy, Rachmad
Jurnal Psikologi Vol 43, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Psychology, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.922 KB) | DOI: 10.22146/jpsi.9168

Abstract

Diskriminasi kepada penyandang disabilitas dipengaruhi oleh dinamika antara stigma eksplisit dan stigma implisit. Eksperimen ini bertujuan untuk menguji apakah dalam konteks disabilitas fisik (1) stigma eksplisit memiliki asosiasi dengan stigma implisit, dan (2) paradigma bias implisit dapat mereduksi stigma eksplisit. Partisipan (N = 98 mahasiswa) dibagi ke dalam tiga kondisi eksperimen, yaitu kelompok yang terlebih dahulu mengerjakan (1) kuesioner stigma eksplisit (kelompok kontrol), (2) instrumen stigma implisit, diikuti feedback atas bias implisit (feedback segera), dan (3) instrumen stigma implisit, diikuti kuesioner stigma eksplisit dan feedback atas bias implisit (feedback tertunda). Stigma implisit diukur melalui adopsi computer-based response-latency task berupa Single-Category Implicit Association Test (SC-IAT), stigma eksplisit diukur melalui kuesioner self-reported. Hasil penelitian menunjukkan (1) tidak adanya korelasi antara stigma implisit dan stigma eksplisit, dan (2) pengerjaan instrumen stigma implisit dengan feedback tertunda dapat mereduksi sebagian stigma eksplisit. Paradigma bias implisit berpotensi meningkatkan efektivitas intervensi terhadap ableism, setidaknya dalam jangka pendek
Pemahaman Komunitas Penyandang Disabilitas Muslim terhadap CRPD Gustomy, Rachmad
Islamic Insights Journal Vol 2, No 1 (2020): Islamic Insights Journal
Publisher : Pusat Studi Pesantren dan Pemberdayaan Masyarakat, LPPM, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.iij.2020.002.01.1

Abstract

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman penyandang disabilitas muslim terhadap hak-haknya sebagaimana tertuang dalam CRPD. Tujuannya penelitian adalah untuk memahami persepsi CRPD kelompok muslim untuk menjadi landasan bagi kebijakan publik agar tidak distortif terhadap kepentingan penyandang disabilitas. Selain itu kepentingan dari studi ini adalah agar menjadi rujukan bagi advokasi atau program pemberdayaan tentang prioritas utama yang dibutuhkan oleh penyandang disabilitas. Penelitian dilakukan kepada kelompok pengajian difabel di dua kota, malang dan Mojokerto, dengan jumlah responden 41. Hasil dari temuan ini menunjukkan bahwa masih banyak penyandang disabilitas yang belum memahami haknya yang tertuang dalam CRPD. Oleh karena itu sangat penting untuk memberikan penguatan kesadaran kelompok penyandang disabilitas terhadap haknya dalam kajian keagamaan.