Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme.Hal itu terjadi karena dapat menyerap dan meningkatkan kinerja bahan, berdifusi ke produk dan proses migrasi serta memperpanjang masa simpan bahan yang dikemas. Namun, kerusakan pada buah dan sayur dipengaruhi oleh faktor alamiah dan lingkungan pada pengemasan. Tujuan penelitian ini diketahuinya perbandingan kemasan berpori dan tidak berpori pada bahan pangan sayur.Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan membandingkan kemasan berpori dan tidak berpori sebagai wadah untuk menghambat pertumbuhan bakteri atau pembusukan bahan pangan di suhu rendah. Data disajikandalam bentuk tabel dan narasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kemasan berpori sayur pada hari ke lima mengalami kerusakan meliputi sawi, kubis dan kacang panjang, sedangkan pada kelompok kontrol mengalami kerusakan pada hari ke dua. Pada kemasantidak berpori pada sayur mulai mengalami kerusakan pada hari ke tujuh, yaitu kacang panjang, sedangkan kelompok kontrol mengalami kerusakan hari ke dua.Kesimpulan dari penelitian ini adalah keadaan buah dan sayur pada kemasan berpori lebih tahan lama dari pada kemasan tidak berpori. Disarankan agar masyarakat dapat menggunakan kemasan yang cocok dengan bahan yang dikemas dan peneliti lain melanjutkan penelitian dengan metode dan variable yang berbeda.Kata kunci: Kemasan Berpori, Tidak Berpori, Buah, Sayur