Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

TATANAN SPASIAL PADA BANGUNAN RUMAH SEMBAU SUKU BULUNGAN DI TANJUNG PALAS, KALIMANTAN UTARA Sholehah; Antariksa; Lisa Dwi Wulandari
JURNAL PERSPEKTIF ARSITEKTUR Vol. 9 No. 01 (2014): Jurnal Perspektif Arsitektur Volume 9 Nomor 1 Tahun 2014
Publisher : Jurusan Arsitektur UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rumah Sembau (Rumah Tinggi) merupakan salah satu artefak yang masih berdiri semenjak jaman Kesultanan Bulungan di Tanjung Palas, Kalimantan Utara. Tulisan ini merupakan bagian dari hasil penelitian tentang tradisi dan budaya pada arsitektur Rumah Sembau. Menggunakan metodologi penelitian kualitatif, diperoleh hasil bahwa pada tatanan spasial Rumah Sembau banyak dipengaruhi oleh kebutuhan dasar, kepercayaan dan nilai, privasi, keluarga, posisi perempuan, hubungan sosial, dan siklus daur hidup manusia (pernikahan, kelahiran, dan kematian).
PENGGUNAAN RUANG PADA TRADISI TARUB DI DESA BOJONG MUNGKID – MAGELANG Santi Darmasasi; Antariksa; Jenny Ernawati
JURNAL PERSPEKTIF ARSITEKTUR Vol. 9 No. 02 (2014): Jurnal Perspektif Arsitektur Volume 9 Nomor 2 Tahun 2014
Publisher : Jurusan Arsitektur UPR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.938 KB)

Abstract

Pernikahan tradisional Jawa sering dianggap rumit, kuno dan bahkan mengandung mistis. Masyarakat perkotaan memiliki keterbatasan waktu dan ruang, sehingga ketika melaksanakan hajat pernikahan lebih memilih meggunakan jasa WO (Wedding Organizer) dan gedung resepsi. Pada perkembangannya, pemilihan WO dan gedung resepsi tersebut menjadi tolok ukur status sosial dan ekonomi. Elemen dekoratif juga menjadi ukuran kemewahan. Itu adalah fenomena yang terjadi di perkotaan, bagaimana dengan pernikahan tradisional Jawa di pedesaan? Masyarakat pedesaan, terutama desa Bojong Mungkid Magelang masih memiliki tradisi gotong-royong salah satunya saat mempersiapkan pernikahan yang disebut dengan tarub. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan ruang tarub terbentuk dari aktivitas dan pelaku yang sesuai dengan kondisi sosial dan budaya masyarakat setempat yang mayoritas sebagai petani.