This Author published in this journals
All Journal Panggung
Rusman Nurdin, Rusman
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

The Relevance of Budug Basu Play with Fishermans Life In Panjunan Village Cirebon Nurdin, Rusman
PANGGUNG Vol 27, No 3 (2017): Education, Creation, and Cultural Expression in Art
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v27i3.279

Abstract

Abstract Intellectual property locality in inheritance between generations continues to this day, one of which is a play BudugBasu. Performing this play still appear in every activity of the indigenous fishing tradition in the village PanjunanLemahwungkukSubdistrict Municipality of Cirebon, his presence in the ceremony Nadran. Nadran events, is interrupting daily activities of fishermen in the source of life (matapencaharian) Based on the concept ritual of Victor Turner in a liminal - Liminoid. Liminoid concept in industrial societies (urban), with a busy industrial society continue to perform the ceremony in the groove work, play and leisure. This condition is a meeting point in the aspect of social life Fishermen today. Ethnographic methods with technical approaches literature study, observation and interviews as the process of collecting data in the field. The results obtained that, Nadran ceremony is an expression of thanksgiving to dikontruksi expression as the events of happiness, joy and catharsis, once created space, time and place in sakralitas embodiment phenomena.Keyword: Intellectual property locality, Lokon Budug Basu and symbolAbstrakKekayaan intelektual lokalitas dalam pewarisan antar generasi terus berlangsung sampai saat ini, salah satunya adalah lakon Budug Basu. Pertunjukan lakon ini tetap tampil dalam setiap kegiatan adat tradisi nelayan di Desa Panjunan Kecamatan Lemahwungkuk Kota Madya Cirebon, kehadirannya dalam pelaksanaan upacara Nadran. Peristiwa Nadran, merupakan interupsi aktivitas keseharian nelayan dalam sumber kehidupannya (mata pencaharian)Bertitik tolak dari konsep ritual Victor Turner dalam Liminal – Liminoid. Konsep Liminoid dalam masyarakat industri (urban), masyarakat industri dengan kesibukannya tetap melaksanakan upacara dalam alur bekerja, bermain dan waktu luang. Kondisi ini menjadi titik temu dalam aspek kehidupan sosial Nelayan saat ini.Penelitian ini menggunakan metode Etnografi dengan pendekatan teknis studi kepustakaan, observasi dan wawancara sebagai proses untuk pengumpulan data-data di lapangan. Hasil penelitian menjelaskan bahwa upacara Nadran merupakan ungkapan ekspresi syukur dengan dikontruksi sebagai peristiwa kebahagian, kegembiraan dan katarsis, sekaligus menciptakan ruang, waktu dan tempat dalam fenomena perwujudan sakralitas.Kata kunci: kekayaan intelektual lokalitas, Lakon Budug Basu dan Simbol SakralitasÂ