Pemerolehan bahasa pada orang yang mengalami gangguan berbahasa akan berbeda dengan orang yang normal. Gangguan berbahasa sendiri dapat diakibatkan oleh faktor genetik, perkembangan motorik yang lambat atau tidak normal, dan karena kerusakan otak bagian hemisfer kiri akibat kecelakaan, kejang, dan trauma otak lainnya. Penelitian bertujuan untuk menganalisis pemerolehan bahasa pada seorang anak berusia 11 tahun berinisial FD, seorang penderita gagap akibat demam tinggi dan kejang. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan proses analisis berupa penerjemahan hasil temuan dalam bentuk hasil ujaran penderita gagap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik gagap yang dialami FD adalah adanya pengulangan pada bunyi huruf, pengulangan suku kata, pengulangan kata, serta sering pula ujaran terhenti di tengah-tengah kalimat. Kasus seperti FD ini bisa terjadi pada siapa saja. Dan umumnya tidak diberikan terapi secara khusus karena bukan karena faktor perkembangan yang lambat, tetapi telah terjadi kerusakan pada otak.