Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBEDAAN PENGGUNAAN TABUNG VACUTAINER PLAIN DAN CLOT ACTIVATOR TERHADAP WAKTU PEMERIKSAAN GULA DARAH PUASA DI RUMAH SAKIT SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE Herlinda Djohan Dj; Dyah Yuana Putri; Laila Kamila; Sri Tumpuk
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 6, No 2 (2023): MEI 2023
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v6i2.1171

Abstract

Tabung vacutainer plain adalah tabung vakum kaca tidak mengandung zat aditif. Tabung vacutainer clot activator adalah tabung vakum plastik mengandung zat aktivator pembekuan. Perbedaan tabung vacutainer plain dan clot activator terdapat pada proses pembekuan darah. Pada tabung vacutainer plain proses pembekuan darah berlangsung normal 15-30 menit sedangkan  tabung vacutainer clot activator relatif lebih cepat proses pembekuan darahnya. Perbedaan waktu pembekuan darah ini membuat hasil pemeriksaan gula darah puasa relatif berbeda.Tujuan penelitian untuk mengkaji perbedaan penggunaan tabung vacutainer plain dan clot activator terhadap waktu pemeriksaan gula darah puasa. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dan metode pengambilan sampel consecutive sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien poli penyakit dalam dengan diagnosa diabetes mellitus tipe 2 yang melakukan pemeriksaan gula darah puasa.Hasil uji Wilcoxon perbedaan waktu pembekuan darah antara  penggunaan tabung vacutainer plain dan clot activator didapat nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05) yang berarti Ha diterima, terdapat perbedaan waktu pembekuan darah antara penggunaan tabung vacutainer plain dan clot activator di Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad Alkadrie. Hasil uji Kendall Tau hubungan waktu pembekuan darah tabung vacutainer plain dengan waktu pemeriksaan gula darah puasa diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05) berarti Ha diterima, ada hubungan antara waktu pembekuan darah penggunaan  vacutainer plain dengan waktu pemeriksaan gula darah puasa di Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad Alkadrie. Sedangkan pada Hasil uji Kendal Tau pada hubungan antara waktu pembekuan darah tabung vacutainer clot activator dengan waktu pemeriksaan gula darah puasa diperoleh nilai signifikansi 0,000 (p < 0,05) berarti Ha diterima, ada hubungan waktu pembekuan darah penggunaan  vacutainer clot activator terhadap waktu pemeriksaan gula darah puasa di Rumah Sakit Sultan Syarif Mohamad Alkadrie.
Perbedaan Penggunaan Antikoagulan K2EDTA DAN K3EDTA Terhadap Hasil Pemeriksaan Indeks Eritrosit Wahdaniah Wahdaniah; Sri Tumpuk
Jurnal Laboratorium Khatulistiwa Vol 1, No 2 (2018): Mei 2018
Publisher : poltekkes kemenkes pontianak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30602/jlk.v1i2.147

Abstract

Abstract: Routine blood examination is the earliest blood test or screening test to determine the diagnosis of an abnormality. Blood easily froze if it is outside the body and can be prevented by the addition of anticoagulants, one of which Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA). Currently available vacuum tubes containing EDTA anticoagulants in the form of K2EDTA and K3EDTA. K3EDTA is usually a salt that has better stability than other EDTA salts because it shows a pH approaching a blood pH of about 6.4. The purpose of this research is to know the difference of erythrocyte index results include MCH, MCV and MCHC using K3EDTA anticoagulant with K2EDTA. This research is a cross sectional design. This study used venous blood samples mixed with K2EDTA anticoagulant and venous blood mixed with K3EDTA anticoagulants, each of 30 samples. Data were collected and analyzed using paired different test. Based on data analysis that has been done on MCH examination, p value <0,05 then there is a significant difference between samples with K3EDTA anticoagulant with K2EDTA to erythrocyte index value. Then on the examination of MCV and MCHC obtained p value <0.05 then there is no significant difference between samples with K3EDTA anticoagulant with K2EDTA to erythrocyte index value.Abstrak: Pemeriksaan darah rutin merupakan pemeriksaan darah yang paling awal atau screening test untuk mengetahui diagnosis suatu kelainan. Darah mudah membeku jika berada diluar tubuh dan bisa dicegah dengan penambahan antikoagulan, salah satunya Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA). Dewasa ini telah tersedia tabung vakum yang sudah berisi antikoagulan EDTA dalam bentuk  K2EDTA dan  K3EDTA. K3EDTA  biasanya berupa garam yang mempunyai stabilitas yang lebih baik dari garam EDTA yang lain karena menunjukkan pH yang mendekati pH darah yaitu sekitar 6,4. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil indeks eritrosit meliputi MCH, MCV dan MCHC menggunakan antikoagulan K3EDTA dengan K2EDTA. Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional. Penelitian ini menggunakan sampel darah vena yang dicampur dengan antikoagulan K2EDTA dan darah vena yang dicampur dengan antikoagulan K3EDTA, masing-masing sebanyak 30 sampel. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan uji beda berpasangan. Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan pada pemeriksaan MCH didapatkan nilai p < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara sampel dengan antikoagulan K3EDTA dengan K2EDTA terhadap nilai indeks eritrosit. Kemudian pada pemeriksaan MCV dan MCHC didapatkan nilai p < 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara sampel dengan antikoagulan K3EDTA dengan K2EDTA terhadap nilai indeks eritrosit.