Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

SISTEM PENGURUSAN SIGN ON BUKU PELAUT CREW KAPAL DI KANTOR KSOP KHUSUS BATAM PADA PT. PUTRA ANAMBAS SHIPPING BATAM Netty Kesuma; Fadiyah hani Sabila; Chrisnatalanta Chrisnatalanta
Journal of Maritime and Education (JME) Vol. 4 No. 2 (2022): Article Research, Agustus 2022
Publisher : Politeknik Adiguna Maritim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156.755 KB) | DOI: 10.54196/jme.v4i2.87

Abstract

PT. Putra Anambas Shipping Batam merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang agen perkapalan (Shipping Agency) baik dalam Negri Maupun luar Negri PT. Putra Anambas Shipping melayani jasa perizinan keluar masuk kapal, izin keluar masuk crew asing ke Indonesia, perpanjangan sertifikat crew maupun sertifikat kapal, dan pengurusan sign on dan sign off buku pelaut crew. Proses pengurusan dokumen crew dimulai sejak crew tersebut menandatangani perjanjian kerja laut (PKL) bagi pelaut yang akan bergabung di kapal berbendera Indonesia dan agreement bagi pelaut yang bergabung di kapal berbendera Asing. Metode pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam penulisan makalah ini adalah metode pengamatan lapangan (field research) dan metode pustaka (library research) untuk mengetahui lebih dekat bagaimana perusahaan PT. Putra Anambas Shipping Batam dalam melaksanakan kegiatan pengurusan dokumen crew sesuai dengan kebutuhan crew tersebut. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui proses pengurusan sign on buku pelaut crew kapal pada PT. Putra Anambas Shipping Batam, prosesnya dimulai setelah adanya arahan dari pihak owner bahwasanya akan ada kegiatan crew change, setelah itu proses pengurusan sign on buku pelaut crew ke Kantor KSOP Khusus Batam. Sign on pada buku pelaut crew sangatlah penting bagi seorang pelaut selain sebagai tanda bahwa pelaut dinyatakan telah sah bergabung dalam kapal, juga menambah pengalaman kerja bagi pelaut. Adapun masalah – masalah yang dihadapi dalam proses sign on buku pelut crew adalah terlambatnya informasi dari pihak owner untuk sign on buku pelaut crew yang mengakibatkan apabila kapal akan berangkat dan buku pelaut belum di sign on sehingga menghambat proses clereance. Kerjasama serta koordinasi yang baik antara perusahaan pelayaran dengan instansi terkait dalam kegiatan sign on buku pelaut sangat dibutuhkan demi kelancaran pelayanan terhadap penangan dokumen crew. Perlu di ingat maksud dari koordinasi yang dimaksud adalah supaya instansi terkait dapat melakukan tugas dan fungsinya sehingga pelayanan terhadap pengurusan dokumen crew kapal dapat berjalan dengan lancar, aman, dan efisien.
PENANGANAN DOKUMEN EKSPOR BATU BARA DI PELABUHAN PANJANG PADA PT. TIGADE ARTHA SAMUDERA BANDAR LAMPUNG Fadiyah Hani Sabila; Netty Kesuma; Risperto Purba
Journal of Maritime and Education (JME) Vol. 5 No. 1 (2023): Article Research
Publisher : Politeknik Adiguna Maritim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.345 KB) | DOI: 10.54196/jme.v5i1.99

Abstract

Penelitian ini menjelaskan bagaimana Penanganan Dokumen Ekspor Batu Bara di PT. Tigade Artha Samudera Panjang Bandar Lampung. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengamatan lapangan (field research) yang dilakukan langsung dari lapangan yang berhubungan dengan objek penelitian dan yang kedua metode perpustakaan (library research) yang diperoleh dari penelitian bersifat teoritis yang bersumber dari buku-buku. Untuk mengetahui penanganan laut atau dapat melakukan pelayaran untuk mengangkut atau membongkar barang jika sudah dilengkapi dengan dokumen kapal yang telah disahkan oleh Syahbandar. Proses ini dimulai dari sebelum kapal tiba di pelabuhan dan setelah kapal tiba hingga kapal sandar dan kemudian kapal berangkat meninggalkan pelabuhan. Proses penanganan dokumen pengapalan muatan dimulai sejak perusahaan pelayaran atau keagenan mendapat surat atau dokumen shipping inruction. Shipping instruction merupakan sumber dokumen dari segala dokumen pengapalan muatan, atas data-data yang ada di shipping intruction maka pihak keagenan perkapalan membuat draft B/L. Apabila draft B/L tersebut dinyatakan sesuai dengan data dan sesuai dengan mate's receipt, maka agen pelayaran membuat B/L asli yang kemudian diserahkan kepada pengirim. Pihak agen juga akan mengajukan manifest keberangkatan (outward manifest), pengajuan tersebut harus sudah dilaksanakan sebelum kapal meninggalkan pelabuhan karena jika keterlambatan pengajuan akan dikenakan sanksi administrasi oleh pihak terkait. Instansi-instansi yang terkait dalam proses pengapalan muatan oleh keagenan di Pelabuhan Panjang Bandar Lampung antara lain: Shipper atau pemilik barang, Kantor Bea dan Cukai / Kepabeanan, Agen Pelayaran, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas 1 Panjang. Dan juga kerjasama dan koordinasi yang baik antara perusahaan pelayaran dengan instansi pemerintahan maupun swasta sangat dibutuhkan dalam hal ini demi kelancaran pelayanan terhadap kapal yang akan melakukan bongkar muat di pelabuhan. Perlu diingat bahwa koordinasi yang dimaksud adalah bahwa masing masing instansi dapat melakukan tugas dan fungsinya sehingga pelayanan terhadap kapal dapat berjalan dengan lancar, aman, dan efisien.
PENGURUSAN JASA KEPELABUHANAN DI KANTOR BP BATAM MENGGUNAKAN SISTEM B-SIMS PADA PT. SUKSES MAKMUR SAMUDRA BERJAYA BATAM Fadiyah Hani Sabila; Aulia Rahmah
Journal of Maritime and Education (JME) Vol. 5 No. 2 (2023): Article Research
Publisher : Politeknik Adiguna Maritim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54196/jme.v5i2.109

Abstract

Perusahaan pelayaran PT. Sukses Makmur Samudra Berjaya merupakan salah satu perusahaan pelayaran yang menyediakan jasa keagenan kapal yang sebagian besar melayani kapal tug boat dan tongkang serta kapal-kapal niaga lainnya. Penelitian ini menjelaskan tentang Bagaimana Pengurusan Jasa Kepelabuhanan di Kantor Badan Pengusahaan (BP) Batam menggunakan sistem Batam - Seaport Information Management System (B-SIMS) pada PT. Sukses Makmur Samudra Berjaya Batam. Proses pengajuan jasa kepelabuhanan ini terbagi menjadi empat bagian yakni labuh, tambat, pandu dan tunda. Dalam proses pengajuan jasa kepelabuhanan ini menggunakan sistem yang dinamakan sistem B-SIMS di Batam, diterapkannya B-SIMS bertujuan untuk meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanan sesuai dengan nilai Dedikasi (Terdepan, Dinamis, Kolaboratif, dan Terintegrasi) yang menjadi budaya kerja Badan Usaha Pelabuhan (BUP) BP Batam. Dengan penerapan B-SIMS, pengguna jasa tidak perlu lagi datang ke pelabuhan untuk mengurus PUK dan memonitor status nota sudah sampai di mana, sehingga bisa dikatakan pelayanan jasa kepelabuhanan di BUP sudah menerapkan digitalisasi sistem. Metode yang digunakan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini adalah: Metode Lapangan (Field Research) dan Metode Pustaka (Library Research). Adapun masalah – masalah yang dihadapi dalam pengurusan jasa kepelabuhan adalah lambatnya verifikasi dari sistem yang melibatkan instansi terkait. Kerjasama serta koordinasi yang baik antara perusahaan pelayaran dengan instansi terkait dalam kegiatan pengajuan jasa kepelabuhanan sangat dibutuhkan demi kelancaran. Perlu di ingat dari koordinasi yang dimaksud adalah supaya instansi terkait dapat melakukan tugas dan fungsinya sehingga pelayanan kapal dapat berjalan dengan lancar, aman, dan efisien.
System for Management of Sign on Ship Crew Sealing Books at the Batam KSOP Office at PT. Putra Anambas Shipping Batam Rolina Berutu; Fadiyah Hani Sabila
Jurnal Ilmiah Ekonomi, Akuntansi, dan Pajak Vol. 1 No. 2 (2024): Juni : Jurnal Ilmiah Ekonomi, Akuntansi, dan Pajak (JIEAP)
Publisher : Asosiasi Riset Ekonomi dan Akuntansi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/jieap.v1i2.197

Abstract

The purpose of this paper is to study how the management process sign on in the ship seaman’s book PT. Putra Anambas Shipping Batam. The process begins with an order from the owner that there will be a crew change, and then proceeds to the KSOP Khusus Batam Office. As for the problem, the problem faced in the sign on crew book process is the late information from the owner to sign on the ship's seaman’s book. As a result, when the ship is to depart, the crew's book has not been signed, which results when the boat is to leave and the sailor's books have not been sign on thus hindering the clereance process. Cooperation and good coordination between the shipping company and the relevant authorities in the sign on book activities of the seafarers is imperative for the smooth handling of crew documents.
Handling Ship Banking MT. Clarice Loaded Church Liquid On PT. Tirtha Dasa Lintas Nusa Belawan Dimas Puzakesuma; Fadiyah Hani Sabila
Globe: Publikasi Ilmu Teknik, Teknologi Kebumian, Ilmu Perkapalan Vol. 2 No. 2 (2024): May : Publikasi Ilmu Teknik, Teknologi Kebumian, Ilmu Perkapalan
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/globe.v2i2.323

Abstract

To find out more closely how the shipping company PT. Tirtha Dasa Lintas Nusa Belawan in handling the docking process of ships loaded with liquid bulk. In this paper, it is explained how to handle berthing of MT ships. CLARICE contains liquid bulk and the ship departure process as well as any agencies involved in the ship berthing process. From handling arrival to departure, the ship must be served efficiently and effectively so that service is maintained well. The methodology used in this paper is first the field observation method and the library approach method. In carrying out ship berthing activities, the agent must notify the ship's arrival to several related agencies such as the harbormaster's office, the PT office. (Persero) Pelindo I, Immigration Office, Customs and Excise Office, Port Authority Office, Port Health Quarantine Office.
Procedure For Managing Export And Import Documents By PT. Adhigana Pratama Mulya Belawan Angelita Rohana Sibagariang; Fadiyah Hani Sabila
Globe: Publikasi Ilmu Teknik, Teknologi Kebumian, Ilmu Perkapalan Vol. 1 No. 4 (2023): November : Publikasi Ilmu Teknik, Teknologi Kebumian, Ilmu Perkapalan
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/globe.v1i4.333

Abstract

This paper aims to find out the process of managing export and import documents by PT Adhigana Pratama Mulya Belawan branch, the process starts from before the arrival of the ship to the port of Belawan, the agent has prepared the documents needed by the ship in loading and unloading activities. The data collection method used by the author in writing this paper is the field observation method (field research) and the library method (library research) to find out more closely how the company PT. Adhigana Pratama Mulya Belawan branch in carrying out export and import document management activities. The problems faced in the process of managing export and import documents are frequent quantity differences that cause revisions to documents. Good cooperation and coordination between shipping companies and related agencies in the management of export and import documents is needed for the smooth service of handling export and import documents
Procedure For Issuing Outward Manifest And Its Obstacles In Sea Transportation At PT. Admiral Lines Belawan Shelly Octavani Agustie; Fadiyah Hani Sabila
Globe: Publikasi Ilmu Teknik, Teknologi Kebumian, Ilmu Perkapalan Vol. 1 No. 2 (2023): Mei : Publikasi Ilmu Teknik, Teknologi Kebumian, Ilmu Perkapalan
Publisher : Asosiasi Riset Ilmu Teknik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61132/globe.v1i2.338

Abstract

To find out more closely how the company PT Admiral Lines Belawan Branch, carrying out shipping activities in the issuance of Outward Manifest in the Customs online system, this aims to carry out responsibilities in submitting cargo reporting documents to parties that are truly related and responsible. As for the completeness of customs documents to support and expedite the Outward Manifest issuance procedure. as for the obstacles in the Outward Manifest issuance process that make it difficult to issue the Ouward Manifest, which the company can overcome seriously so that the company does not experience losses caused by a staff in submitting online data. With the Manifest Module online system, it is easier to manage Outward Manifest documents that train staff to be more thorough. This paper uses 2 (two) types of research methods, namely: the Field Observation method (Flied Reseach), interviews with employees and the Heritage Study Method (Library Reseach), namely taking data from library books.