Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

CONSCIENTIOUSNESS DAN KEBIJAKAN ORGANISASI: MAMPUKAH MENGURANGI PERILAKU CYBERLOAFING? Sekar A. Ati; Anita Zulkaida
Arjwa: Jurnal Psikologi Vol 1, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.758 KB) | DOI: 10.35760/arjwa.2022.v1i4.7309

Abstract

Dengan semakin meningkatnya penggunaan internet saat ini turut juga mendorong pemanfaatannya di dunia korporasi. Namun, hal ini mendorong karyawannya untuk memanfaatkan fasilitas ini untuk hal-hal di luar pekerjaan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kepribadian big five dimensi conscientiousness dan kebijakan organisasi terhadap perilaku cyberloafing. Subjek penelitian merupakan karyawan pada level staf yang tempat kerjanya memberikan fasilitas akses internet, sudah bekerja di perusahaan saat ini selama minimal enam bulan, serta domisili bekerja di daerah Jabodetabek dan didapatkan sejumlah 120 responden dengan teknik purposive sampling. Analisis yang digunakan adalah teknik regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa conscientiousness dan kebijakan organisasi secara bersamaan tidak berpengaruh terhadap perilaku cyberloafing. Conscientiousness juga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku cyberloafing sementara kebijakan organisasi memiliki pengaruh signifikan secara positif terhadap perilaku cyberloafing.
KEPUASAN DALAM HUBUNGAN BERPACARAN PADA DEWASA AWAL: APAKAH TIPE KEPRIBADIAN PENTING? Raysha Agustini; Anita Zulkaida
Arjwa: Jurnal Psikologi Vol 1, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (170.416 KB) | DOI: 10.35760/arjwa.2022.v1i3.7307

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan antara big five personality dengan kepuasan hubungan pada dewasa muda yang berpacaran. Responden penelitian ini terdiri dari 202 orang dewasa muda yang telah berpacaran minimal 6 bulan. Untuk mengukur kepuasan hubungan dan kepribadian lima besar, peneliti mengadaptasi Skala Penilaian Hubungan (RAS) dan Lima Besar Inventarisasi (BFI). Data dianalisis dengan mengkorelasikan setiap dimensi big five personality dengan kepuasan hubungan menggunakan Korelasi Product Moment Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 4 dari 5 dimensi big five personality memiliki korelasi yang signifikan dengan kepuasan hubungan. Conscientiousness, openness, dan extraversion berkorelasi positif dengan kepuasan hubungan, neuroticism berkorelasi negatif, sedangkan agreeableness tidak berkorelasi dengan kepuasan hubungan.
KONTRIBUSI OCCUPATIONAL SELF EFFICACY TERHADAP JOB INSECURITY PADA KARYAWAN KONTRAK Maytri Nuradha; Anita Zulkaida; Desi Susianti
Jurnal Kesehatan dan Kedokteran Vol. 1 No. 2 (2022): Juni: Jurnal Kesehatan dan Kedokteran
Publisher : Asosiasi Dosen Muda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56127/jukeke.v1i2.207

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kontribusi occupational self efficacy terhadap job insecurity padakaryawan kontrak. Responden dalam penelitian ini berjumlah 94 karyawan kontrak dengan karakteristikberjenis kelamin laki-laki maupun perempuan, minimal pendidikan terakhir SMA, masa kontrak kerja telahberjalan minimal 1 tahun, serta bidang pekerjaan operasional. Teknik pengambilan sampel menggunakanteknik purposive sampling.Alat pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner berupaskala job insecurity scale (JIS) dan occupational self efficacy scale (OCCSEFF). Uji hipotesis penelitian inimenggunakan teknik analisis regresi sederhana. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada kontribusi yangsignifikan occupational self efficacy terhadap job insecurity pada karyawan kontrak. Adapun koefisien Rsquare yang diperoleh sebesar 0,079 yang berarti bahwa terdapat kontribusi occupational self efficacyterhadap job insecurity sebesar 7,9%, sisanya 92.1 % merupakan pengaruh dari faktor lain diluar variabelpenelitian diantaranya role conflict, role ambiquity, locus of control, dan organizational change.
PELATIHAN KETERAMPILAN PENYELESAIAN MASALAH UNTUK MENURUNKAN DEPRESI PADA REMAJA PEREMPUAN DENGAN ORANG TUA YANG MENIKAH KEMBALI Trida Cynthia; Anita Zulkaida
Jurnal Psikologi Vol 5, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efektivitas pelatihan keterampilan penyelesaianmasalah dalam menurunkan tingkat depresi pada remaja perempuan yang mempunyai orangtua yang menikah kembali. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus (case study)berupa single case (N = 1) experimental design dengan bentuk quasi experiments. Gunamengukur tingkat depresi digunakan Beck Depression Inventory (BDI) dan Self RatingDepression Scale (SDS), dan guna melihat bagaimana subjek menilai keterampilannya dalammenyelesaikan masalah, digunakan Problem Solving Inventory (PSI) dan evaluasi subjek.Selain itu juga dilakukan observasi dan wawancara terhadap subjek. Perbandingan antaraskor sebelum dan setelah pelatihan dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi pada dirisubjek. Pelatihan dilakukan dalam tiga kali pertemuan. Hasil penelitian menunjukkan adanyapenurunan tingkat depresi, dimana skor BDI sebelum pelatihan adalah 20 dengan diagnosisdepresi rata-rata dan skor setelah pelatihan menjadi 12 dengan diagnosis minimal depression(tidak ada depresi). Untuk SDS, skor sebelum pelatihan adalah 66 dengan diagnosis depresiagak berat dan skor setelah pelatihan adalah 60 dengan diagnosis juga depresi agak berat,namun demikian, skor setelah pelatihan tersebut terdapat pada ambang batas antaradiagnosis depresi agak berat dan depresi ringan. Untuk PSI, sebelum pelatihan diperolehskor 70 dengan kategori sedang ke arah rendah, sedangkan setelah pelatihan diperoleh skor82 dengan kategori sedang ke arah tinggi. Hasil ini juga didukung oleh evaluasi subjek, dimana subjek menilai keterampilannya dalam menyelesaikan masalahnya sebelum mengikutipelatihan dengan skor 2, namun setelah mendapat pelatihan, skornya menjadi 9. Dari hasilwawancara dan observasi juga dapat disimpulkan bahwa subjek menjadi lebih lega, rileksdan humoris, serta percaya diri untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya.AbstractThe aim of the research was to know the effectivity of problem solving skill training to reducethe depression of adolescent girl who has re-marriage parents. The methode was case studysinglecase (N=1) experimental design with quasi experiments. We used Beck DepressionScale (BDI) and Self Rating Depression Scale (SDS) to see the changes of depression level. Tosee the changes of subject’s problem solving skill we used Problem Solving Inventory (PSI),subject’s evaluation, observation and interview. We compared the score before and after theproblem solving skill training to see the effectivity of training. The training had been done on3 meeting. The result, there were reducing of depression in BDI’s score before the trainingwere 20 (average), after the training the score was 12 (minimal depression or no depression).For SDS the score before the training was 66 (high depression) and after the training was 60(high depression), although the diagnosis before and after was the same, but we could see thatthere were reducing of score for SDS after the training and made the diagnosis changes tomild depression and average depression. For PSI, there were changes in before and afterscore, before training the score was 70 (mild to negative skill of problem solving) and aftertraining the score was 82 (mild to positive skill of problem solving), as well as the result toevaluation from subject to her problem solving skill, before the training the subject scored herproblem solving technic was 2, after the training the subject scored it to 9. The result from theinterview showed that subject was more confidence to solve the problems.