Devina Martina Bumi
Faculty of Medicine Universitas Udayana Bali

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penggunaan Opioid Free Anesthesia pada Pasien Kehamilan Ektopik Terganggu dengan Hemodinamik Stabil yang Menjalani Operasi Laparotomi Devina Martina Bumi; Tjahya Aryasa EM; Made Wiryana
Jurnal Anestesi Obstetri Indonesia Vol 6 No 2 (2023): Juli
Publisher : Indonesian Society of Obstetric Anesthesia and Critical Care (INA-SOACC)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47507/obstetri.v6i2.115

Abstract

Opioid adalah analgesia yang paling sering digunakan pada periode perioperatif. Saat ini di Amerika Serikat, adiksi opioid menjadi epidemi dan kematian akibat overdosis opioid sintetis meningkat pesat selama dekade terakhir. Sekitar 6% dari populasi di Amerika berusia 15–64 tahun dilaporkan melakukan penyalahgunaan opioid, dan perkiraan kematian akibat overdosis opioid adalah 115 per hari pada tahun 2015. Hal ini juga dikaitkan dengan efek samping yang tidak diinginkan seperti depresi napas, ileus, retensi urine, mual dan muntah pascaoperasi (PONV), imunosupresi, dan opioid induced hyperalgesia. Wanita 20 tahun dengan berat 51 kg direncanakan untuk laparotomi eksplorasi emergensi. Pasien didiagnosis dengan akut abdomen e.c kehamilan ektopik terganggu. Teknik anestesi yang digunakan adalah anestesi umum dengan metode opioid free anesthesia (OFA). Selama operasi didapatkan hemodinamik yang stabil mulai induksi, intubasi, sampai pasca operasi. Keluhan nyeri pasca operasi dan efek samping lainnya tidak ditemukan pada pasien ini. OFA didefinisikan sebagai teknik anestesi di mana opioid tidak digunakan pada periode perioperatif (baik sistemik, neuroaksial maupun intrakaviter). Manajemen nyeri multimodal adalah cara terbaik untuk mengurangi konsumsi opioid. Penggunaan analgesik non-opioid multimodal intraoperatif memungkinkan penghambatan reseptor pre-emptive di jalur nyeri yang kompleks, baik secara sentral maupun perifer. Anestesi yang stabil dapat dicapai dengan menggunakan pendekatan multimodal dari obat-obatan simpatolitik dan analgesik non-opioid. Pada kasus ini, OFA memberikan kestabilan hemodinamik mulai induksi, intubasi, sampai pasca operasi, tidak didapatkan keluhan nyeri pasca operasi, tidak ada penggunaan rescue analgesik, dan tidak ada keluhan mual dan muntah pasca operasi.