Lansia mengalami beberapa kemunduran sitem tubuh. Perubahan psikologis berpengaruh terhadap perubahan kognitif lansia, gangguan kecemasan dan stres hal yang paling sering dialami lansia. Penderita gangguan kesehatan mental mencapai 12,5 % pada usia 75 tahun keatas, angka kejadian perempuan lebih tinggi 8,9 % dibandingkan laki-laki 5,0%. Hasil studi studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di BPSTW Unit Budi Luhur Kasihan Bantul, 4 dari 6 lansia mengalami stres. Terapi warna merupakan terapi komplementer yang memberi efek relaksasi dan berepengaruh terhadap kerja saraf simpatik dan parasimpatik..Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh terapi warna terhadap tingkat stres lansia. Penelitian ini menggunakan metode pre test and post test nonequivalent control group design. Jumlah sampel 36 responden yang dibagi menjadi 2 kelompok, 18 responden sebagai kelompok kontrol dan 18 responden sebagai kelompok intervensi. Derajat stres diukur dengan menggunakan DASS 42. Penelitian dilakukan selama 7 hari berturut –turut, data pretest diambil sebelum terapi warna pada hari pertama dan data posttest setelah dilakukan terapi warna pada hari ke 7.Hasil uji statistik dengan menggunakan wilxocon pada kelompok kontrol didapatkan nilai P value = 0,291 tidak ada perbedaan tingkat stres lansia. Hasil uji statistik dengan menggunakan T–Test–Paired pada kelompok intervensi didapatkan nilai p value =0,000 ada perbedaan tingkat stres lansia. Hasil uji statistik dengan menggunakan T-test independent pada uji post test kedua kelompok didapatkan nilai P value =0,000 (p value<0,05) maka ada perbedan tingkat stres lansia antara kelompok kontrol dan intervensi. Kesimpulan pada penelitian ini ada pengaruh terapi warna terhadap penurunan tingkat stres lansia. Kata Kunci : Lansia, Terapi Warna, Tingkat Stres