Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS SISTEM PROTEKSI DIRECTIONAL OVER CURRENT RELAYS (DOCR) DENGAN INTERKONEKSI DISTRIBUTED GENERATION (DG) PADA PENYULANG JOLOTUNDO Hartono, Bambang Prio; Nurcahyo, Eko; Hayusman, Lauhil Mahfudz
SISTEM Jurnal Ilmu Ilmu Teknik Vol 12 No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wisnuwardhana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (910.192 KB)

Abstract

Keandalan dan kemampuan sistem tenaga listrik dalam suatu jaringan sangat tergantung pada sistem pengaman yang digunakan. Oleh sebab itu dalam perencanaan suatu sistem tenaga listrik, perlu dipertimbangkan kondisi-kondisi gangguan yang mungkin terjadi pada sistem melalui analisis gangguan hubung singkat. Gangguan hubung singkat merupakan salah satu gangguan yang sering timbul, baik itu gangguan satu fasa ke tanah dua fasa ke tanah antar fasa. Penelitian ini akan menganlisis sistem proteksi Directional Over Current Relay (DOCR). Directional Over Current Relay(DOCR) atau lebih dikenal dengan relay arus lebih yang mempunyai arah tertentu adalah relay pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan tegangan serta dapat membedakan arah arus gangguan. Penelitian ini juga akan mencoba menganalisis pengaruh interkoneksi DistributedGeneration (DG) yaitu PLTMH Seloliman Mojokerto pada penyulang Jolotundo khususnya kenaikan arus lebih yang bisa berdampak pada sistem. Pemodelan dan simulasi menggunakan software ETAP power station. Hasil setting relay DOCR lebih sensitif dan selektif dibandingkan  seting awal, yaitu dari t = 0,95 detik menjadi t = 0,23 detik, setting relay lebih cepat 0,72 detik dari setting awal.
THE ANALYSIS ON HYBRID SUPERCONDUCTING FAULT CURRENT LIMITER (SFCL) USAGE TO LIMIT SHORT CIRCUIT FAULT CURRENT OF 20 KV ELECTRIC POWER DISTRIBUTION IN SENGKALING SUBSTATION Eko Nurcahyo; Bambang Prio Hartono; Choirul Saleh
JEEMECS (Journal of Electrical Engineering, Mechatronic and Computer Science) Vol 3, No 1 (2020): February 2020
Publisher : Merdeka Malang University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jeemecs.v3i1.3931

Abstract

Abstract—The occurrence of fault in electrical power system operation is inevitable. The causes of fault in electrical power transmission and distribution system for instances are lighting strikes on transmission canal, tree collapses, or short circuit inter-phases to the ground. In order to protect the equipment and the whole electrical system in Sengkaling Substation and to reduce the short circuit fault current quickly within timeframe of ½ cycle, it requires Superconducting Fault Current Limiter (SFCL) which is going to be placed on the bus that comes close to a critical point. The designing and analysis on the system of before and after hybrid SCFL installment utilize PSCAD software. The simulation result obtained by installing hybrid SFCL in incoming bus 2 (20 kV) was that hybrid SFCL was able to reduce short circuit fault current in ½ initial cycle with L-G fault of 16.77 kA changed to 5.9 kA, L-L-G fault of 35.38 kA changed to 9.15 kA, L-L-L-G fault of 38.36 kA changed to 9.8 kA, and L-L fault of 28.89 kA changed to 4.35 kA. The average percentage of short circuit fault current that was reduced by hybrid SFCL was 74.12%.
PENGONTROL SUHU PADA PASTEURISASI SUSU DI KUBE PSP DESA KEMIRI KECAMATAN JABUNG MALANG Eko urcahyo; Choirul Saleh; Bambang Prio Hartono
Industri Inovatif : Jurnal Teknik Industri Vol 9 No 2 (2019): Inovatif Vol. 9 No. 2
Publisher : Prodi Teknik Industri S1 Institut Teknologi Nasional Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36040/industri.v9i2.343

Abstract

Pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan pada suhu dibawah 100ºC dalam jangka waktu tertentu yang dapat mematikan mikroba yang ada dalam susu. Saat ini dikenal dengan dua metode yang lazim digunakan pada proses pasteurisasi susu, yaitu LTLT (low temperature long time) dan HTST (high temperature short time ). Metode LT LT pada dasarnya dilakukan dengan pemanasan susu antara suhu 63-65º C dan dipertahankan pada suhu tersebut selama 30 menit. Sedangkan metode HTST dilakukan dengan pemanasan susu selama 5-10 menit pada suhu 70-71ºC. Dengan pemanasan ini diharapkan akan dapat membunuh bakteri pantogen yang membahayakan kesehatan manusia dan meminimalisasi perkembangan bakteri lain, baik selama pemanasan maupun pada saat penyimpanan. Untuk itu dirancang sebuah alat untuk mengontrol suhu pada pasteurisasi susu dengan kontrol PID di Kube PSP Desa Kemiri Kecamatan Jabung Malang menggunakan sensor DS18B20 yang berfungsi untuk mengetahui suhu pada susu. Perancangan ini menggunakan servo dan dimmer untuk mengatur suhu pada susu. Dari hasil pengujian, alat dapat menurunkan dan menaikkan suhu ketika suhu melewati batas setpoint yang ditentukan oleh pengguna. Untuk mencapai setpoint 65ºC pemanasan membutuhkan waktu yang cukup lama, yaitu 2 jam 56 menit 51 detik sedangkan hasil tuning PID secara trial and error, servo dapat memutar dengan baik untuk nilai kp = 1,5, ki = 0,2, kd = 8 dengan setpoint 65ºC.