Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PEMANFAATAN RUANG PUBLIK PADA KAWASAN RUMAH TOKO DI KECAMATAN PANAKKUKANG MAKASSAR Nashrah Arsyad
LOSARI Jurnal Arsitektur, Kota dan Permukiman Vol 1 No 1 Februari 2016
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.608 KB) | DOI: 10.33096/losari.v1i1.33

Abstract

Ruang publik kota merupakan elemen perancangan kota yang sangat besar peranannya bagi pertumbuhan dan perkembangan kota. Keberadaannya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari bangunan-bangunan yang ada diperkotaan. Sebagai wadah pengikat dan pernghubung antar fungsi-fungsi kawasan perkotaan, ruang publik banyak dimanfaatkan oleh masyarakat atau komunitas untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan ekonomi, interaksi sosial atau sebatas berekreasi ringan didalamnya. Meskipun demikian, perencanaan maupun perancangan ruang publik belum mendapat perhatian yang lebih serius untuk bisa mewadahi aktifitas masyarakat kota.Pertumbuhan ekonomi memicu pembangunan rumah toko di beberapa kota termasuk Makassar sebagai tanggapan dari kebutuhan hunian dan tuntutan ekonomi. Pembangunan kawasan rumah toko seharusnya diimbangi dengan pengadaan sarana dan prasarana sesuai tuntutan dan kebutuhannya. Namun dalam perkembangannnya, pembangunan rumah toko menjadi tidak terkendali akibat dorongan tuntutan ekonomi tersebut. Melihat fungsinya, rumah toko yang disingkat dengan ”ruko” yang sejalan dengan perkembangan nilai komersil kawasan lebih menekankan pada aspek ekonomi dengan mengabaikan harmonisasi dengan lingkungan sekitarnya . Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan ruang publik pada Kawasan Rumah Toko di Kecamatan Panakkukang Makassar melalui identifikasi kondisi eksisting ruang publik, analisis pemanfaatan ruang publik berdasarkan bentuk, jenis dan fungsi ruang terbuka publik, juga pola pemanfaatan ruang terbuka publik yang ada didalam kawasan Rumah Toko di Kecamatan Panakkukang Makassar. Keseluruhan proses analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui telaah dokumen, observasi lapangan secara langsung, dan wawancara. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang publik pada Kawasan Rumah Toko di Kecamatan Panakkukang cukup variatif meskipun penyediaan ruang publik pada kawasan tidak dibarengi dengan perencanaan dan perancangan yang lebih optimal, proporsional dan sistemik.
RUANG TERBUKA HIJAU DI KELURAHAN BANTA-BANTAENG KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR Nashrah Arsyad
LOSARI Jurnal Arsitektur, Kota dan Permukiman Vol 1 No 2 Agustus 2016
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/losari.v1i2.47

Abstract

Ruang Terbuka Publik adalah bagian dari sub sistem kota. Kondisi sempit dan langkanya ruang kota yang banyak ditemui diberbagai kota besar saat ini sering meminggirkan eksistensi ruang terbuka publik. Akibatnya muncul ketimpangan sinerji, proporsi, ratio, distribusi (penyebaran) ruang terbuka publik di kota. Ketersediaan ruang terbuka pada suatu kawasan mempunyai peranan yang sangat berarti dalm membentuk mental, potensi, budaya dan perilaku sosial masyarakat. Oleh sebab itu kebutuhan dan penyediaan ruang terbuka publik Memerlukan pendekatan perencanaan dan perancangan yang lebih serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisiskarakteristik kebutuhan ruang terbuka publikditinjau dari aspek sosial budaya serta sejauhmana pengaruh aspek sosial budaya terhadap pemanfaatan ruang terbuka publik di Kelurahan Banta-bantaeng Kecamatan Rappocini Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banta-bantaeng Kecamatan Rappocini Makassar dengan waktu penelitian mulai dari bulan Mei 2016 sampai dengan bulan Oktober 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik Ruang Terbuka Publik sedangkan metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk menggambarkan pengaruh aspek sosial budaya terhadap pemanfaatan ruang terbuka publik melalui perhitungan rumus matematis sederhana. Hasil analisis dari penelitian menunjukkan bahwa ketersediaan ruang terbuka publik pada kelurahan Banta-bantaeng masih sangat kurang dan belum memenuhi standar kebutuhan ruang terbuka berdasarkan peraturan pemerintah. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa kurangnya ketersediaan ruang terbuka mengakibatkan masyarakat memanfaatkan ruang terbuka yang ada baik berupa lahan kosong milikk pribadi masyarakat, jalan-jalan lingkungan yang ada, ruang-ruang terbuka milik instansi dan lahan-lahan kosong lain yang tak jelas statusnya. Berdasarkan hasil studi menunjukkan bahwa masyarakat kelurahan banta-bantaeng sangat membutuhkan ruang terbuka utamanya ruang terbuka jenis lapangan olah raga dan taman bermain. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk pemerintah dan untuk penelitian selanjutnya yang terkait dengan ruang terbuka publik
OPTIMALISASI DISTRIBUSI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI KELURAHAN BANTA-BANTAENG KECAMATAN RAPPOCINI KOTA MAKASSAR Nashrah Arsyad
LOSARI Jurnal Arsitektur, Kota dan Permukiman Vol 2 No 1 Februari 2017
Publisher : Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.36 KB) | DOI: 10.33096/losari.v2i1.52

Abstract

Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) suatu wilayah yang ideal adalah minimal 30% dari luas kawasan perkotaan. Namun dalam kenyataannya ketersediaan Ruang Terbuka Hijau dihampir semua kota di Indonesia rata-rata baru mencapai 10% dari luas wilayah. Ketersediaan Ruang terbuka Hijau yang terbatas dan sebaran yang tidak merata serta terkonsentrasinya ruang terbuka hijau pada titik-titik tertentu di beberapa wilayah mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan kota menjadi timpang dan cenderung semrawut. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan Ruang Terbuka Hijau dan untuk menganalisis optimalisasi distribusi Ruang Terbuka hijau menurut jenis dan fungsinya di Kota Makassar. Penelitian ini dilaksanakan di Kota Makassar dengan mengambil lokasi studi pada Kelurahan Banta-bantaeng Kecamatan Rappocini Kota Makassar, dengan waktu penelitian mulai dari bulan Juli 2016 sampai dengan bulan April 2017. Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi ketersediaan jenis dan fungsi Ruang Terbuka Hijau sedangkan metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk menggambarkan kebutuhan dan distribusi ruang terbuka hijau di Kota Makassar melalui perhitungan rumus matematis sederhana dan proyeksi jumlah penduduk. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketersediaan ruang terbuka Hijau di Kota Makassar khususnya di Kelurahan Banta-bantaeng belum memenuhi standard kebutuhan ruang terbuka Hijau ditinjau dari luas wilayah dan jumlah penduduk. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penyebaran ruang terbuka belum terdistribusi secara optimal diantaranya karena terbatasnya ruang kosong di beberapa wilayah Kelurahan Banta-bantaeng yang disebabkan oleh padatnya permukiman penduduk
Pelatihan Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Bulu Ayam Menjadi Panel Dinding Ramah Lingkungan Di Desa Borisallo Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa Ansarullah Faharuddin; Nashrah Arsyad; Gusti Hardyanti
Window of Community Dedication Journal Vol. 3 No. 2 (Desember, 2022)
Publisher : Pusat Kajian dan Pengelola Jurnal FKM UMI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/wocd.v3i2.978

Abstract

Daging Ayam merupakan makanan yang dan dikonsumsi oleh hampir setiap kalangan masyarakat, karena harganya cukup terjangkau dan enak. Hal ini menghasilkan limbah bulu ayam yang cukup besar dan jika tidak diolah dengan baik dapat berakibat pada pencemaran lingkungan. Limbah bulu yang dihasilkan rata-rata 6% dari bobot, sehingga dibutuhkan teknologi atau kreatifitas pengolahan dalam pemanfaatannya. Guna pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah dilakukan penelitian pengolahan limbah bulu ayam menjadi material bangunan dalam bentuk panel dinding. Hasil penelitian diharapkan dapat memenuhi kebutuhan material bangunan dan menjadi bahan panel dinding alternatif. Ketersediaannya yang melimpah memberi referensi baru dalam ilmu pengetahuan di bidang arsitektur dan informasi material ramah lingkungan. Pada tahun 2021, tim PKM telah memberikan edukasi tentang pemanfaatan bulu ayam sebagai material panel ramah lingkungan kepada warga Desa Borisallo. Sebagai tindak lanjut, tim pelaksana kegiatan PKM kembali melakukan kegiatan berupa pelatihan pengolahan limbah bulu ayam menjadi panel. Hasil kegiatan tersebut dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan warga Desa Borisallo dalam mengolah dan menghasilkan panel dinding dari bahan dasar bulu ayam.