Indro Puspito
STAK Anak Bangsa

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

YESUS SEBAGAI MODEL GEMBALA SEJATI DAN RELASINYA TERHADAP GEMBALA SEBAGAI PENDIDIK Indro Puspito
Excelsis Deo: Jurnal Teologi, Misiologi, dan Pendidikan Vol 4, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Excelsius

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51730/ed.v4i2.56

Abstract

The need for quality leaders who are expected to be able to shepherd believers is enormous. This urgent need dates back to the very real work of the Holy Spirit in Acts. The problem that arises is: What is the meaning of the person of the Shepherd? How is the pastor's job as an educator who teaches the church? How is Jesus as a Model of the True Shepherd and his relationship to the Shepherd as an Educator? The answer: (1) The pastor of the church is someone whose job is to care for, care for, feed and who has a relationship with the people he serves. (2) The pastor's duties as education that teaches the church are: to feed, care for, and lead. (3) The image of Jesus as a model of the shepherd is used as a means of material for the teaching and learning process both for himself as an educator and for his congregation so that both the educator and the congregation can change according to the characteristics of the true shepherd, Jesus Christ. AbstrakKebutuhan akan pemimpin yang berkualitas dan  diharapkan mampu menggembalakan orang-orang percaya, begitu besar. Kebutuhan yang mendesak ini sudah dimulai sejak pekerjaan Roh Kudus yang begitu nyata dalam Kisah Para Rasul. Persoalannya yang timbul adalah: Apakah yang dimaksud dengan pribadi Gembala? Bagaimanakah tugas gembala sebagai pendidik yang mengajar jemaat? Bagaimanakah Yesus sebagai Model Gembala Sejati dan relasinya terhadap Gembala sebagai Pendidik? Jawabnya: (1) Kepribadian Gembala jemaat adalah seseorang yang pekerjaannya menjaga, memelihara, memberi makan dan yang memiliki hubungan dengan orang-orang yang dilayaninya.   (2) Tugas gembala sebagai pendidikan yang mengajar jemaat adalah: memberi makan, memelihara, dan memimpin. (3) Gambaran Yesus sebagai  model gembala digunakan sebagai sarana materi proses belajar mengajar baik terhadap dirinya sebagai pendidik  mapun terhadap jemaatnya agar baik pendidik maupun jemaat terjadi perubahan sesuai dengan karakteristik gembala sejati adalah Yesus Kristus.
PENTINGNYA PERAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK Indro Puspito; Rosiana Rosiana
Inculco Journal of Christian Education Vol 2, No 3 (2022): Vol 2, No 3 (2022): September 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59404/ijce.v2i3.134

Abstract

Abstrak: Mendidik merupakan tanggung jawab yang wajib digarap oleh orang tua sebagai pendidik yang pertama dalam keluarga dan bertanggung jawab dihadapan Tuhan, orang tua tidak dapat membenarkan kerja keras sebagai alasan kurangnya pendidikan anaknya dan menganggapnya sebagai tugas dan tanggung jawab sekolah. Keluarga merupakan sebuah masyarakat kecil yang didalamnya terdiri dari anggota individu yang saling melengkapi. Metode pembahasan dalam tulisan ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan membaca dari beberapa sumber bacaan, mengeksplorasi dari berbagai jurnal, buku. Masalah yang diangkat dalam artikel ini adalah peranan orang tua dalam mendidik anak? Bagaimana orang tua memberi kesempatan untuk melihat anak memilih minat dan bakatnya?. Hasilnya 1. Orang tua harus mendampingi, mengawasi, mengarahkan dan membimbing, mendorong dan memberikan motivasi. 2. Memberikan kesempatan sebaik dan sebagusnya pada anak untuk menghasilkan minat serta kecakapan- kecakapan yang lain serta menekan anak biar berharap bimbingan dan nasehat pada guru. Sajikan informasi- data berarti dan relevan yang sesuai dengan keahlian dan minat anak. Sajikan alat atau perlengkapan belajar serta membantu kesulitan belajarnya. Abstract: Educating is a responsibility that must be worked on by parents as the first educators in the family and responsible before God, parents cannot justify hard work as the reason for their child's lack of education and regard it as the duty and responsibility of the school. The family is a small community in which it consists of individual members who complement each other. The method of discussion in this paper uses a descriptive analytical method by reading from several reading sources, exploring from various journals, books. The problem raised in this article is the role of parents in educating children? How do parents give the opportunity to see children choose their interests and talents? The results 1. Parents must assist, supervise, direct and guide, encourage and provide motivation. 2. Provide the best possible opportunity for children to discover interests and other skills and encourage children to ask teachers for guidance and advice. Provide important and relevant information according to children's talents and interests. Provide facilities or learning tools and help with learning difficultie.
DASAR KAPABILITAS STUDENT LEARNING PROCESS PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN MELALUI PENDEKATAN COOPERATIF LEARNING Indro Puspito; Melani Krisna Nosi Bune
Inculco Journal of Christian Education Vol 4, No 1 (2024): Vol 4, No 1 (2024): Februari 2024
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Kristen Anak Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59404/ijce.v4i1.180

Abstract

Pentingnya menekankan proses belajar bagi siswa untuk memperkuat sistem pendidikan maka dibutuhkan komponen dasar untuk membangun diri siswa salah satunya melalui cooperative learning. Pendidikan merupakan bisnis untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan kemampuan dasar sehingga terbentuknya citra diri siswa itu dalam mengembangkan setiap kemampuan yang mereka milik. Tujuan dari proses pembelajaran siswa melalui pendekatan Cooperatif  Learning saling berkaitan. Dalam konteks pendidikan, adanya keterlibatan siswa saling berinteraksi didalam kelas dengan memberikan tugas kelompok kecil dan hasilnya akan dipresentasikan kepada kelompok lain. Untuk meningkatkan keaktifan dan menciptakan peluang bagi siswa mengutarakan argumen-argumen yang dimiliki setiap siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan pendekatan studi pustaka dengan cara mengumpulkan data melalui dokumen, karya ilmiah dan internet. Hasil yang diperoleh dengan menerapkan cooperatif learning sangat membantu siswa dalam proses pendidikan agama Kristen dengan mewujudkan karakteristik siswa yang baik, aktif, menerima kekurangan orang lain dan saling memberikan dukungan atau motivasi. The importance of emphasizing the learning process for students to strengthen the education system requires basic components to build students, one of which is through cooperative learning. Education is a business to equip students with basic ability knowledge so that the formation of students' self-image in developing every ability they have. The objectives of the student learning process through the Cooperative Learning approach are interrelated. In the context of education, there is the involvement of students interacting with each other in class by giving small group assignments and the results will be presented to other groups. To increase activeness and create opportunities for students to express the arguments that each student has. The method used in this research is qualitative with a literature study approach by collecting data through documents, scientific papers and the internet. The results obtained by applying cooperative learning greatly help students in the process of Christian education by realizing the characteristics of students who are good, active, accept the shortcomings of others and provide mutual support or motivation