Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

MEKANISME KOPING MALADAPTIF BERKAITAN DENGAN PROPORSI KECEMASAN: STUDI POTONG LINTANG PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER Sandra, Sandra; Lesmana, Cokorda Bagus Jaya; Aryani, Luh Nyoman Alit; Wardani, Ida Aju Kusuma
E-Jurnal Medika Udayana Vol 11 No 5 (2022): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2022.V11.i05.P14

Abstract

Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) memberikan banyak dampak untuk kesehatan, termasuk kesehatan mental. Kecemasan merupakan salah satu masalah yang timbul dalam situasi pandemi dan disebabkan oleh berbagai faktor. Mahasiswa kedokteran merupakan salah satu populasi yang rentan mengalami gejala kecemasan dibandingkan populasi lainnya. Dengan demikian, strategi koping yang tepat dapat membantu penanganan kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan proporsi tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana berdasarkan mekanisme koping yang banyak diterapkan. Studi ini menggunakan desain analitik potong lintang pada 311 mahasiswa pendidikan dokter Universitas Udayana angkatan 2018-2020 yang aktif mengikuti perkuliahan secara daring selama pandemi. Mekanisme koping dan kecemasan diukur dengan kuesioner Brief COPE dan Generalized Anxiety Disorder-7 (GAD-7) melalui Google Form dan dikerjakan secara mandiri oleh responden. Analisis data menemukan perbedaan proporsi yang signifikan antara mekanisme koping dan tingkat kecemasan (p = 0,002; <0,05). Rasio prevalensi menunjukkan bahwa mekanisme koping maladaptif 2,104 dan 2,122 kali lebih tinggi menyebabkan kecemasan sedang-berat dibandingkan koping sedang dan adaptif. Mekanisme koping adaptif dan maladaptif yang banyak digunakan oleh responden adalah koping aktif dan penghindaran secara berurutan. Perbedaan tahun angkatan (p = 0,000; <0,05) dan usia (p = 0,000; <0,05) memiliki perbedaan proporsi yang signifikan pada tingkat kecemasan, namun tidak dengan jenis kelamin (p = 0,103; >0,05). Mekanisme koping adaptif dan maladaptif ditemukan memiliki perbedaan proporsi tingkat kecemasan yang berbeda secara signifikan, yang mana prevalensi kecemasan berat ditemukan meningkat pada koping maladaptif. Penerapan mekanisme koping yang adaptif akan membantu mahasiswa dalam menghadapi penyebab kecemasannya. Kata Kunci: Kecemasan. Mahasiswa Kedokteran, Mekanisme Koping
Karakteristik dan Tingkat Kecemasan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dalam Mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh Selama Masa Pandemi COVID-19 Simanjuntak, Sarah Michelle; Diniari, Ni Ketut Sri; Wiguna, I Gusti Rai Putra; Aryani, Luh Nyoman Alit
E-Jurnal Medika Udayana Vol 12 No 3 (2023): E-Jurnal Medika Udayana
Publisher : Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/MU.2023.V12.i03.P08

Abstract

Kecemasan merupakan sebuah respons adaptif yang mendorong seseorang untuk dapat mengambil langkah kedepannya. Mahasiswa rentan terhadap gangguan kecemasan, khususnya pada masa pandemi COVID-19. WHO menetapkan bahwa COVID-19 sebagai pandemi. Upaya untuk tetap melanjutkan pendidikan sambil mencegah penyebaran penyakit adalah penyelenggaraan program Pembelajaran Jarak Jauh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dan tingkat kecemasan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dalam mengikuti sistem Pembelajaran Jarak Jauh. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan metode cross-sectional­ menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRS-A). Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana semester 1 angkatan 2020, semester 3 angkatan 2019, dan semester 5 angkatan 2018. Sampel diambil menggunakan metode stratified random sampling dengan total 260 sampel. Data diolah menggunakan aplikasi IBM SPSS Statistic Version 22. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat sebesar 54.2% mahasiswa tidak memiliki kecemasan dan sebesar 45.8% mahasiswa memiliki kecemasan dengan tingkat kecemasan yang berbeda-beda. Karakteristik yang terbanyak pada responden adalah mahasiswa berjenis kelamin perempuan, mahasiswa semester 3 angkatan 2019, mahasiswa yang berusia 19 tahun, mahasiswa yang memiliki dukungan finansial yang cukup, mahasiswa dengan kapasitas gawai dan jaringan yang cukup memadai, mahasiswa dengan situasi dan kondisi ruang belajar yang cukup memadai, mahasiswa dengan cara belajar sesuai mood, dan mahasiswa yang tidak memiliki riwayat gangguan kecemasan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat sebesar 45.8% mahasiswa yang memiliki tingkat kecemasan dengan kecemasan yang berbeda-beda pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana selama mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh.
Penyelesaian Sengketa Medis atas Kasus Pelayanan Buruk Fasilitas Pelayanan Kesehatan menurut Perspektif Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Kesehatan Subudhi, I Ketut Raka; Aryani, Luh Nyoman Alit
JUNCTO: Jurnal Ilmiah Hukum Vol 6, No 1 (2024): JUNCTO : Jurnal Ilmiah Hukum JUNI
Publisher : Universitas Medan Area

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31289/juncto.v6i1.3707

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengkaji dan menganalisis perlindungan hukum pasien atas kasus pelayanan buruk tenaga kesehatan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) sebagaimana diatur pada Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023 dan mekanisme penyelesaian sengketa medis yang melibatkan tenaga kesehatan yang bekerja di Fasyankes menurut perspektif Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa perlindungan hukum bagi pasien dalam konteks pelayanan kesehatan di Fasyankes sangat erat kaitannya dengan hak dan kewajiban pasien yang diatur dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 Tahun 2023. Pasien, dalam hubungan hukumnya dengan tenaga kesehatan memiliki hak-hak yang mencakup informasi, penjelasan pelayanan, pelayanan sesuai kebutuhan, persetujuan terhadap tindakan medis, akses terhadap rekam medis, dan hak-hak lain yang dijamin oleh peraturan perundang-undangan. Penyelesaian sengketa yang melibatkan tenaga kesehatan apabila terjadi sengketa medis sebagai bentuk perlindungan hukum bagi pasien diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan pada ketentuan Pasal 304 hingga Pasal 310.  
DEPRESI PADA REMAJA DENGAN ADIKSI TELAAH SISTEMATIS WIGUNA, GUSTI RAI PUTRA; ARYANI, LUH NYOMAN ALIT
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v4i2.3265

Abstract

As a period of transition from childhood to early adulthood, adolescence is often a difficult time. Depression is a mental health disorder characterized by feelings of sadness, unhappiness, hopelessness, and even guilt. depression in adolescents is often seen through other symptoms, which look different from the symptoms of depression in adults. When a teenager is depressed, he will show changes in attitude and behavior. Depression in adolescents can occur due to various things, the influence of social media, concerns about posture that are not ideal, or because of decreased academic problems. Often times, teens whose feelings are hurt look for substances or alcohol to make themselves feel better. The more the teenager uses substances to treat depression, the more likely he is to become addicted. That is why parents should be vigilant about children's mental health as well as their physical health. One of the psychological problems with internet addiction that causes depression can be caused by the reduced time spent with friends and family which leads to social isolation. This condition can lead to depression. Because depression in adolescents is often a chronic and sometimes relapsing disease that predicts an increased risk of depression in the adult years and because comorbid substance use disorders can increase the severity of depression. Because comorbid substance use disorders can increase the severity of depression, treatment for depression should always include both the acute and advanced phases. ABSTRAKSebagai periode transisi dari masa anak-anak hingga masa awal dewasa, masa remaja tidak jarang menjadi waktu yang sulit. Depresi adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perasaan sedih, tidak bahagia, putus asa, dan bahkan bersalah. Depresi pada remaja seringkali terlihat melalui gejala lain, yang terlihat berbeda dari gejala depresi orang dewasa. Ketika remaja mengalami depresi, ia akan memperlihatkan perubahan sikap dan perilaku. Depresi pada remaja dapat terjadi karena berbagai hal, pengaruh media sosial, kekhawatiran dengan postur tubuh yang tidak ideal, atau karena masalah akademis yang menurun. Seringkali, remaja yang perasaannya terluka mencari zat atau alkohol untuk membuat diri mereka merasa lebih baik. Semakin banyak remaja menggunakan zat untuk mengobati depresi, semakin besar kemungkinan dia menjadi kecanduan. Itulah mengapa orang tua harus waspada tentang kesehatan mental anak seperti kesehatan fisik mereka. Salah satu masalah psikologis pada kecanduan internet yang menimbulkan depresi dapat disebabkan karena berkurangnya waktu bersama teman dan keluarga yang menyebabkan isolasi sosial. Kondisi inilah yang dapat mengarah pada depresi. Karena depresi pada remaja seringkali merupakan penyakit kronis dan kadang kambuh yang memprediksi peningkatan risiko depresi pada tahun-tahun dewasa dan karena komorbiditas gangguan penggunaan zat dapat meningkatkan keparahan depresi. Karena komorbiditas gangguan penggunaan zat dapat meningkatkan keparahan depresi, maka pengobatan depresi harus selalu mencakup fase akut dan lanjutan.
LITERATURE REVIEW : PROFIL KEPRIBADIAN BERDASARKAN PSIKOMETRI PADA GANGGUAN PENYALAHGUNAAN ZAT HARIANDJA, SAHAT HAMONANGAN; ARYANI, LUH NYOMAN ALIT; MAHARDIKA, I KOMANG ANA
KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian dan Pengembangan Vol. 4 No. 2 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/knowledge.v4i2.3266

Abstract

This study aims to determine the personality profile based on the results of psychometric tests as outcome predictor on substance abuse disorders. The method used is a systematic review conducted through a literature search on Google Scholar, Science Direct and Pubmed databases published in the last 5 years. Journal searches were carried out using the keywords “Personality Profile”, “Drug Addiction”, “Substance Use Disorder” and “Adolescents”. There are 6 search results articles that will be analyzed after using the manual screening article selection technique with reference to the inclusion and exclusion criteria. Searches obtained from Google Scoolar were 10 articles, Science Direct 18 and those obtained from the Pubmed database were 16 articles so that the results from the two databases were 44 articles. After screening, there were 26 articles that were not full text. Journals that did not meet the inclusion criteria were 12 articles, so that a complete article was obtained which was assessed for eligibility as many as 6 articles. Certain personality profiles are associated with dropout and relapse in substance use disorders. Almost all of the psychometric testing shown capability to differentiate substance abuse disorders with general population, with significant difference. Different types of psychometrics show that some personality traits have significant differences between groups with substance abuse versus the normal population, or differences between groups with opioids versus alcohol. Consistently from various psychometric tests conducted on diverse populations, it can be concluded that evaluation of personality traits should be the initial basic management for clients with substance use disorders and can be a predictor of dropout and relapse. ABSTRAKPenulisan ini bertujuan untuk mengetahui profil kepribadian berdasarkan hasil uji psikometri sebagai Prediktor Luaran Klinis pada Gangguan Penyalahgunaan Zat. Metode yang digunakan adalah tinjauan sistematis yang dilakukan melalui pencarian literatur pada database Google Scholar, Science Direct dan Pubmed yang diterbitkan 5 tahun terakhir. Pencarian jurnal dilakukan dengan menggunakan keyword “Personality Profile”, “Drug Addiction”, “Substance Use Disorder” dan “Adolescents”. Terdapat 8 artikel hasil pencarian yang akan di analisis dengan teknik penyeleksian artikel secara manual screening dengan mengacu pada kriteria inklusi dan ekslusi. Pencarian yang di dapatkan dari Google Scoolar sebanyak 10 artikel, Science Direct 18 dan yang didapatkan pada database Pubmed sebanyak 16 artikel sehingga hasil dari dua database yaitu sebanyak 44 artikel. Setelah diskirining didapatkan 26 artikel yang tidak full text. Jurnal yang tidak sesuai kriteria inklusi sebanyak 12 artikel, sehingga didapatkan artikel lengkap yang dinilai kelayakannya sebanyak 6 artikel. Profil Kepribadian tertentu berkaitan dengan kejadian dropout dan relapse pada gangguan penyalahgunaan zat. Hampir semua tes psikometri menunjukkan kemampuan untuk membedakan gangguan penyalahgunaan zat dan populasi umum dengan signifikan. Berbagai jenis psikometri menunjukkan beberapa ciri kepribadian memiliki perbedaan yang signifikan antara kelompok dengan penyalahgunaan zat dibandingkan populasi normal, atau perbedaan antara kelompok dengan opioid dibandingkan alkohol. Secara konsisten dari berbagai tes psikometri yang dilakukan pada populasi yang beragam dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi ciri kepribadian harus menjadi tatalaksana dasar awal bagi klien dengan gangguan penyalahgunaan zat dan dapat menjadi prediktor terjadinya dropout dan relapse.
KOMORBIDITAS TRAUMA FISIK OKULI SINISTRA DAN GANGGUAN MENTAL PERILAKU AKIBAT ZAT MULTIPEL YANG MERUGIKAN PADA WARGA BINAAN LAPAS MANIK, I GUSTI NGURAH WISUDA; ARYANI, LUH NYOMAN ALIT
HEALTHY : Jurnal Inovasi Riset Ilmu Kesehatan Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/healthy.v3i1.2996

Abstract

The use of drugs and addiction is a prevalent psychiatric issue that imposes a burden on individuals, families, communities, and even the nation. The burden caused by drug addiction cases can manifest in various forms, including physical, mental, economic (both individual and broader scope), legal, social, and healthcare burdens. Aggressiveness, particularly within correctional institutions, is a common but often overlooked issue. Aggressive and impulsive behavior can arise from underlying psychological problems or as a consequence of excessive or chronic substance use. This literature review aims to provide an explanation of addiction and illicit drug use from the aspects of definition, symptoms, diagnosis, therapy, and issues related to aggressive and impulsive behavior among substance users in correctional facilities. ABSTRAKPenggunaan obat-obatan dan adiksi merupakan permasalahan kejiwaan yang banyak terjadi dan menjadi beban baik dalam lingkup individu, keluarga, lingkungan sekitar, hingga kepada negara. Beban yang dapat ditimbulkan pada kasus adiksi obat-obatan dapat berupa beban fisik, beban mental, beban ekonomi baik individu maupun lingkup luas, beban hukum dan sosial, dan beban perawatan. Fenomena agresivitas terutama didalam lembaga permasyarakatan (Lapas) merupakan salah satu masalah yang umum terjadi namun tidak terlalu banyak disorot. Perilaku agresif dan impulsif timbul akibat permasalahan psikologis yang melatarbelakangi maupun akibat dari penggunaan substansi yang berlebihan maupun berlangsung secara kronis. Tinjauan literatur ini bertujuan memberikan penjelasan mengenai adiksi dan penggunaan obat terlarang dari aspek definisi, gejala, diagnosis, terapi dan permasalahan perilaku agresif dan impulsif pada pengguna substansi di Lapas