Yohanes Theo
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Phusis (φύσις) Menurut Galen: Hubungan Makro-Mikro Kosmos Yohanes Theo
Divinitas Jurnal Filsafat dan Teologi Kontekstual Vol 1, No 2 (2023): Juli 2023
Publisher : Fakultas Teologi, Universitas Sanata Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24071/div.v1i2.6700

Abstract

Tubuh manusia adalah sistem kompleks yang dapat dipahami melalui pengamatan dan kajian yang cermat layaknya seorang dokter memeriksa pasiennya. Dalam kompleksitas tubuh manusia (mikrokosmos) itu, kita dapat melihat dua hal: (1) kodrat manusia dan (2) keterkaitannya dengan alam semesta (makrokosmos). Tubuh manusia terdiri dari empat humor: darah, dahak, empedu kuning, dan empedu hitam (blood, phlegm, yellow bile, and black bile) yang perlu dijaga keseimbangannya agar tubuh tetap sehat. Sebaliknya, ketidakseimbangan empat humor ini dapat menyebabkan penyakit. Menurut Galen, kodrat manusia adalah keseimbangan. Orang yang seluruh humor-humornya seimbang adalah orang yang mencapai kepenuhan kodratnya, atau dalam bahasa Galen disebut orang yang sehat.Keseimbangan yang terjadi pada tubuh juga harus terjadi di alam semesta, Galen melihat keduanya sebagai sebuah sistem yang harmonis dan saling bergantung. Menurut Galen, kosmos terdiri dari empat unsur: tanah, udara, api, dan air (seperti empat humor). Galen melihat tubuh manusia sebagai mikrokosmos dengan empat elemen yang sama tetapi berbeda dalam hal proporsi. Hubungan itu dirumuskan dalam konsep mimēsis dan simpati. Mikrokosmos meniru serta bersimpati pada makrokosmos dan sebaliknya. Secara keseluruhan, Galen melihat kosmos sebagai sistem yang terpadu dan memiliki tujuan, dengan setiap elemen dan makhluk hidup memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan dan keharmonisannya.
Tentang Kematian Menurut Kaum Epikurean Yohanes Theo
Sapientia Humana: Jurnal Sosial Humaniora Vol 3 No 01 (2023): .
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26593/jsh.v3i01.6665

Abstract

Epicurus had four remedies called tetrapharmakos, which were as follows: 'Don't fear God, don't worry about death: what is good is easy to get, and what is terrible is easy to endure.' Death should not be feared because when it arrives, we are no longer capable of experiencing it. In reality, why do humans fear death? This issue has been examined using the research method of studying literature, particularly the philosophical thoughts of Epicureans. Many of the implicit fears humans have about death are actually fears of suffering (pain). Those who are excessively afraid of death and plan for it in great detail end up disturbing their inner peace and, as a result, they are not happy. Therefore, Epicureans suggest that we should enjoy the present moment. Death will certainly come, but we can face it with a calm and undisturbed soul (ataraxia), which is the happiness that Epicureans seek to achieve.