Mawardi, Tatang Khalid
Unknown Affiliation

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Representasi Buketan Pada Batik Oey Soe Tjoen Mawardi, Tatang Khalid
Urban: Jurnal Seni Urban Vol 3, No.1: April 2019
Publisher : Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52969/jsu.v3i1.27

Abstract

Batik Pekalongan has its own characteristic, which is different from the other coastal batik in the northern part of Java. Oey Soe Tjoen batik is one type of batik from Kedungwuni, Pekalongan. This batik is widely recognized because of its quality in technique that offers detailed and fine works. The term buketan came from a French word ‘bouquet’ meaning flower arrangement. Buketan motif produced by Oey Soe Tjoen batik was inspired by buketan motif made by Dutch batik makers who were living in Pekalongan in colonial times. Buketan motif is one of the types of the main motifs produced by Oey Soe Tjoen batik other than the motifs of merak ati, cuwiri, and urang ayu. This research uses qualitative method utilizing interviews, field observation and literature study to collect data. Since the first generation, Oey Soe Tjoen has experiences some changes in its buketan motif. The context of time and also the batik market of each generation influenced this change. Applying Stuart Hall’s circuit of culture theory, this research is to delve into how the buketan motif on sarong clothes that has been produced for three generations are applied.Batik Pekalongan mempunyai ciri khas atau karakter yang berbeda dengan batik dari daerah pesisir lainnya. Batik Oey Soe Tjoen merupakan batik yang berasal dari daerah Kedungwuni, Pekalongan. Batik Oey Soe Tjoen dikenal luas karena kualitas teknik pengerjaannya yang detail serta halus. Buketan berasal dari kata bouquet yang merupakan kata bahasa Perancis yang berarti rangkaian bunga. Motif buketan yang dibuat oleh Batik Oey Soe Tjoen terinspirasi oleh motif buketan yang dibuat oleh pembatik Belanda saat itu yang ada di Pekalongan. Motif buketan merupakan salah satu jenis ragam hias motif utama yang dibuat oleh Batik Oey Soe Tjoen selain motif merak ati, cuwiri, dan urang ayu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bantuan wawancara, observasi lapangan, dan studi pustaka dalam mengumpulkan data. Sejak dirintis oleh generasi pertama, batik Oey Soe Tjoen telah mengalami beberapa perubahan motif buketan yang dihasilkan. Perubahan ini dipengaruhi oleh konteks zaman maupun pasar batik setiap generasi. Penelitian ini, yang menggunakan teori sirkuit kebudayaan dari Stuart Hall, dilakukan untuk mengkaji bagaimana motif buketan pada kain sarung hasil dari tiga generasi yang berbeda ditampilkan.