Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PENGARUH PROPORSI SEPEDA MOTOR TERHADAP NILAI EKUIVALEN MOBIL PENUMPANG PADA RUAS JALAN LUAR KOTA (THE INFLUENCE OF MOTORCYCLE PROPORTIONS AGAINST THE PASSENGER CAR EQUIVALENT ON OUTER URBAN ROADS) Hafdiansyah, Hafdiansyah; Yuwono, Tri Basuki; Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 33 No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (646.603 KB)

Abstract

ABSTRAK  Dominasi sepeda motor dalam arus lalu lintas di jalan-jalan di Indonesia memerlukan perhatian khusus dikarenakan berbagai parameter lalu lintas saat ini belum mempertimbangkan pengaruh perubahan proporsi sepeda motor. Nilai ekuivalensi merupakan salah satu faktor kunci dalam evaluasi kinerja lalu lintas yang perlu disesuaikan terkait dengan besarnya proporsi sepeda motor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan nilai ekuivalen mobil penumpang (EMP) untuk berbagai proporsi sepeda motor pada ruas jalan luar kota dengan asumsi sepeda motor sebagai hambatan dan menganalisis pengaruhnya. Metode perhitungan nilai EMP yang digunakan adalah metode waktu antara. Analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara proporsi sepeda motor dengan nilai EMP kendaraan berat menengah. Analisis menunjukkan pula bahwa semakin besar proporsi sepeda motor, maka nilai EMP kendaraan berat menengah juga semakin meningkat. Nilai EMP yang diperoleh memiliki rentang antara 1,143 sampai 2,919.Kata Kunci: proporsi sepeda motor, arus lalu lintas, EMP, waktu antara, jalan luar kota. ABSTRACTThe dominance of motorcycles in traffic flow on roads in Indonesia requires special attention due to a fact that variety of traffic parameters has not considered the effect of changes in the proportion of motorcycles yet. Equivalent value is one of the key factors in the evaluation of traffic performance that needs to be adjusted as a consequence of the proportions of a motorcycle. The purpose of this study is to determine the value of a passenger car equivalent (pce) for different proportions of motorcycles and analyze its influence. The method of pce calculation employs the value of headway. Analysis shows that the greater the proportion of motorcycle, the higher the value of pce. The pce values obtained has a range in between 1.143 to 2.919.Keywords: proportion of motorcycle, traffic flow, pce, headway, outer urban.
KAPASITAS DASAR JALAN BEBAS HAMBATAN Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 29 No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.539 KB)

Abstract

 ABSTRAK Sejak Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI’97) dirumuskan 14 tahun yang lalu, banyak hal dalam perlalu lintasan di Indonesia yang berubah, terutama populasi kendaraan dan regulasinya, yaitu UU No.38/2004 tentang jalan, UU No.22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dan peraturan-peraturan turunannya. Beberapa pakar dan praktisi jalan berpendapat, perlu dilakukan evaluasi terhadap MKJI’97 terkait dengan perbuhan tersebut. Latar belakang ini mendasari dilakukanya kegiatan pengkinian MKJI’97 yang pada makalah ini  didiskusikan dengan focus memutakhirkan ekivalen kendaraan ringan (ekr) dan utama-nya kapasitas dasar (Co) Jalan Bebas Hambatan (JBH. Ada beberapa cara untuk penetapan ekr, diantaranya  pendekatan kapasitas, kecepatan, dan waktu antara. Cara lain yang dikembangkan adalah cara perbandingan penggunaan ruang lajur jalan oleh kendaraan-kendaraan. Cara penetapan Co menggunakan pendekatan pemodelan mate-matis hubungan antara kecepatan dan kepadatan. Pada tahun 2011, dikumpulkan sample data arus lalu lintas di 15 ruas JBH di Indonesia. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa nilai ekor mengali perubahan dari nilai yang dipakai MKJI’97. Hasil Co yang ditetapkan dari pemodelan non-lenear menunjukan peningkatan sebesar 4,3%-8,7%. Kata kunci : Rekayasa Lalu Lintas, arus lalu lintas, hubungan kecepatan-kpadatan, Kapasitas Jalan, ekivalen kendaraan ringan.
KAJIAN NILAI EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG BERDASARKAN DATA WAKTU ANTAR PADA RUAS JALAN TOL Prima, Gary Raya; Iskandar, Hikmat; Joewono, Tri Basuki
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 31 No 2 (2014)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (551.808 KB)

Abstract

ABSTRAKNilai ekivalensi merupakan faktor konfersi yang digunakan untuk mengubah arus lalu lintas campuran menjadi arus lalu lintas homogen. Nilai ekivalensi mobil penumpang (emp) perlu di evaluasi menjadi perilaku dan karakteristik lalu lintas mengalami perubahan dari waktu ke waktu. tujuan dari kajian ini adalah menentukan nilai ekivalensi mobil penumpang pada ruas jalan tol, dimana kajian dilakukan pada ruas jalan tol Jakarta-Cikampek. Hasil analisis menghasilkan nilai emp yang cenderung lebih besar dari nilai emp MKJI 1997. Nilai emp untuk jenis kendaraan berat menengah berkisar antara 1,88-2,25, untuk truk besar berkisar antara 3,12-3,77, dan untuk bus besar berkisar antara 1,52-1,64. Peningkatan nilai emp tersebut diduga disebabkan oleh bertambahnya jumlah kendaraan, berubahnya kapasitas dan kinerja kendaraan, maupun kondisi geometrik jalan raya. hasil perhitungan nilai emp selanjutnya diaplikasikan untuk menghitung kapasitas jalan dan ditemukan adanya variasi kapasitas, berada pada rentang 1800 hingga 2500 smp/jam, bila dibandingkan dengan MKJI 1997.Kata kunci : ekivalensi mobil penumpang, waktu antara, jalan bebas hambatan, volume, kapasitas
ANALISIS FAKTOR JAM SIBUK PADA JALAN JALUR LUAR KOTA Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 32 No 2 (2015)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.162 KB)

Abstract

ABSTRAKFaktor Jam Sibuk (FJS) dipakai untuk mengkonvensersikan volume lalu lintas jam-jam arus lalu lintas 15 menitan tertinggi dalam jam sibuk, dirumuskan sebagai perbandingan antara volume lalu lintas dalam satu jam (kend/jam) terhadap empat kali arus lalu lintas 15 menit tertinggi dalam jam sibuk. FJS menjadi perhatian khusus perencan dalam analisis kapasitas karena pada jam tersebut terjadi fluktuasi arus lalu lintas yang sampai pada ketinggian arus tersebut jalan masih dituntut untuk mampu mengalirkan arus lalu lintas dengan kualitas pelayanan yang diharapkan. Dalam beberapa manual perencaan, FJS menjadi salah satu faktor dalam menganalisis arus jam perencaan dalam tingkatpelayanan. Tipikal nilai FjS berkisar antara 0,95 sampai dengan 0,80 yang berarti flukturasi arus jam sibuk bisa lebih tinggi 5% sampai dengan 25% dari volume lalu lintas jam sibuknya. Di Indonesia, dokumen perencanaan yang sering menjadi acuan,missalnya manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI’97), belum memperhitungkan FJs. Makalah ini bertujuan menyajikan hasil pengamatan variabilitasi arus lalau lintas dalam jam sibuk di beberapa ruas jalan nasional luar kota melalui perekaman arus lalu lintas menggunakan  video  kamera, untuk menentukan nilai Fjs. Hasil pengamatan menunjukan bahwa FJS bervariasi antara 0,69-0,94 untuk tipe jalan 2/2TT dan 0,83-0,97 untuk tipe 4/2T dengan nilai rata-rata masing-masing 0,89 dan 0,091. Nilai yang rendah diperoleh dari ruas dengan volume lalu lintas yang rendah, dan nilai yang tinggi diperoleh dari ruas dengan volume  lalu lintas yang tinggi.Kata kunci :  Perencanaan lalu lintas, volume lalu lintas jalm perencaan, arus lalu lintas, faktor jam sibuk, kapasitas
STANDAR JALAN YANG BERWAWASAN KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 25 No 1 (2008)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.096 KB)

Abstract

Peran jalan yang sangat penting dalam mendukung semua kegiatan masyarakat perlu dipelihara secara berkesinambungan agar berfungsi optimum sesuai dengan standarnya. Standar jalan merupakan acuan perwujudan phisik prasarana transportasi yang menggunakan jalan darat, ditetapkan dengan kriteria minimum sesuai dengan sarana yang harus dilayaninya berikut karakteristiknya sehingga apapun suatu perjalanan harus terlaksana secara aman, cepat, murah, dan nyaman. Makalah ini bermaksud mengupas standar jalan yang diamanahkan dalam undang-undang yang terkait dengan jalan dan penggunaannya berikut perangkat peraturannya, berupa peraturan-peratutran pemerintah, dan pedoman-pedoman teknis yang melengkapinya. Sesuai dengan amanat undang-undang, standar penggunaan jalan ditetapkan untuk dituruti dan menjadi acuan bagi pengelola Pembina lalu-lintas, dan berdasarkan standar penggunaan tersebut, maka perwujudan fisik jalan pun distandarkan. Kedua hal terakhir ini dibahas dalam makalah ini. Kata kunci: Geometrik jalan, Standar jalan, Keselamatan.
JALUR KHUSUS SEPEDA MOTOR Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 2 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.504 KB)

Abstract

Kejadian kecelakaan lalu-lintas di Indonesia sudah sering diberitakan dimedia masa, laporan kepolisian tahun 2003 mengindikasikan setiap tahun tercatat kurang lebih 14000 kejadian kecelakaan. Dari jumlah tersebut, sekitar 80% melibatkan sepeda motor, Porsi keterlibatan sepeda motor yang tinggi tersebut menuntut penanganan yang nyata. Salah satu bentuk penanganan yang sudah diimplementasikan dibeberapa negara tetangga adalah pemisahan sepeda motor dari arus lalu-lintas kendaraan bermotor lainnya, dikenal Lajur Khusus Sepeda Motor (LKSM). Pemisahan seperti ini di beberapa kota di Indonesia pun telah ada yang dicoba, sekalipun masih bersifat lokal, bukan merupakan jalan yang standar. Baik di dalam UU No. 38-2004 tentang jalan maupun PP No.34-2006 yang melengkapinya, tidak mengatur fasilitas khusus untuk sepeda motor. demikian juga dalam tatacara perencanaan geometri jalan. Bentuk LKSM yang telah diimplementasikan diantaranya berupa: a) pemanfaatan bahu jalan yang diperbaiki untuk LKSM (inklusif); b) pengkhususan lajur paling kiri pada jalan multi lajur untuk sepeda motor; dan c) melengkapi LKSM yang terpisah dari lalu-lintas utama dengan geometrik yang di sesuaikan dengan kebutuhan sepeda motor (ekslusif). Makalah ini membahas kemungkinan penerapan LKSM di jalan-jalan umum Indonesia yang meliputi dasar hukum, perlunya kajian karakteristik aliran lalu-lintas sepeda motor, geometrik LKSM, tata cara berlaku lintas, kampanye dan penegakan hukum. Kata kunci : Geometri Jalan, Lajur Sepeda Motor
VOLUME LALU-LINTAS RENCANA UNTUK GEOMETRIK DAN PERKERASAN JALAN Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 24 No 3 (2007)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.34 KB)

Abstract

Indikasi kerusakan jalan banyak dituduhkan kepada penyebab utamanya, overloading khususnya kendaraan-kendaraan berat yang terjadi di jalur Pantura, pulau Jawa. Indikasi yang pernah terjadi, misalnya keruntuhan jembatan tipe Calender Hamilton ”Cipunegara Lama” pada tahun 2003. Sekalipun demikian, berapa besar overloading kendaraan-kendaraan tersebut, sampai saat ini ”belum” ada publikasi yang menguraikannya secara pasti. Makalah ini bermaksud menyajikan bahasan tentang perencanaan volume lalu-lintas yang melingkupi landasan hukum dan metodologinya, baik untuk perencanaan geometrik maupun perkerasan jalan. Dari bahasannya, disimpulkan bahwa istilah overloading memiliki dua arti yang berbeda, pertama yaitu berat as kendaraan melampaui batas Muatan Sumbu Terberat (MST), dan yang kedua yaitu terjadinya kerusakan dini akibat beban rencana lalu-lintas dicapai lebih cepat dari yang diperkirakan. Untuk mengatasi masalah tersebut, disarankan untuk melakukan pengukuran volume lalu-lintas dan beban kendaraan yang representatif sebagai dasar perencanaan. Kata Kunci : Kerusakan Jalan, Beban As Kendaraan, Muatan Sumbu Terberat
KONSEP PENANGANAN MASALAH KECELAKAAN LALU-LINTAS Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 23 No 1 (2006)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.3 KB)

Abstract

Sejak tiga dasawarsa terakhir, angka kecelakaan lalu-lintas di Indonesia masih cukup tinggi, sekalipun laporan Kepolisian menunjukkan kecenderungan menurun. Pada tahun 1971 dilaporkan 23294 kejadian, dan pada tahun 2003 dicatat 13399. Tingkat korban meninggal akibat suatu kecelakaan lalu-lintas juga masih tinggi, pada tahun 1971 berkisar 11.9% dan pada tahun 2000 naik sampai 39.9%, hal ini diperkirakan naik terus di masa yang akan datang jika tidak ada upaya “menghentikannya”. Ini memperingatkan para pelaku perjalanan dengan kemungkinan yang mengerikan, dari 10000 pemilik kendaraan di Indonesia, dalam satu tahun paling tidak lima “diancam” terlibat kecelakaan lalu-lintas, dan dari 10 korban kecelakaan lalu-lintas, empat “diancam” tewas (39.9%). Dalam mengantisipasi masalah kecelakaan lalu-lintas seperti ini, telah disusun program penanganan kecelakaan lalu-lintas yang telah dimulai diimplementasikan di Indonesia mulai dari Sumatra bagian Utara (Sumut, Riau, Sumbar dan Aceh) dan Bali yang kemudian akan dilanjutkan ke propinsi-propinsi lain. Makalah ini bermaksud menyajikan konsep penanganan masalah kecelakaan lalu-lintas di Indonesia, melingkupi sistem organisasi yang akan dikembangkan di Daerah-daerah termasuk di dalamnya model koordinasi antar unit yang terkait, unit-unit investigasi kecelakaan lalu-lintas, dan teknologinya.
PENGEMBANGAN BASIS DATA KECELAKAAN LALU-LINTAS Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 22 No 3 (2005)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.451 KB)

Abstract

Kecelakaan lalu-lintas adalah kejadian yang tidak diharapkan, menakutkan, dan merugikan tetapi sulit dihindarkan, selalu menghantui setiap pelaku perjalanan. Polantas melaporkan, tidak kurang dari 10000 jiwa melayang setiap tahun di jalan-jalan umum di Indonesia, suatu potensi ekonomi yang terbuang percuma. Hal ini melatar belakangi perlunya upaya untuk mengurangi dan mencegah terjadinya kecelakaan di waktu yang akan datang. Makalah ini mengemukakan perlunya mengembangkan data base serta upaya-upaya yang telah dilakukan selama ini untuk mewujudkan penanganan kecelakaan lalu-lintas secara sistematis. Dalam uraian ini akan dijelaskan latar belakang informasi yang dibutuhkan untuk penanganan kecelakaan lalu-lintas dan tools yang diperlukan. Formulir pencatatan kecelakaan lalu-lintas sebagai produk kajian, dilampirkan sebagai upaya diseminasi untuk juga mendapat kritik dan saran yang membangun
Perkiraan AADT dengan cara Proporsi Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan No 3 (1985)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lalu lintas harian rata-rata tahunan (LHR-tahunan) adalah angka yang mewakili demand lalu lintas terhadap fasilitas jalan. Besarannya, bervariasi, tergantung kepada aktivitas socio-ekonomi dari areal yang dilayani oleh ruas jalan tersebut LHR-tahunan umumnya dipakai sebagai masukan dalam proses perencanaan jalan, sebagai dasar untuk menetapkan geometri jalan, tebal dan jenis perkerasan jalan dan evaluasi ekonomi suatu appraisal dibidang jalan. Karena proses untuk mendapatkan nilai LHR-tahunan cukup lama (1 tahun penuh) dan ini dianggap kurang praktis ataupun kurang ekonomis, maka diperlukan suatu cara estimasi yang cukup tepat, mudah dilaksanakan dalam arti tidak diturunkan dari data survey yang lama dan cukup murah. Berdasarkan pengalaman, di mana LHR-tahunan sering disamakan dengan LHR 7 hari yang mana hal ini dapat menyebabkan kesalahan yang besar (bisa sampai ± 20%), maka dalam tulisan ini dikemukakan satu cara yang disebut cara proporsi. Perkiraan LHR-tahunan cara proporsi ini berdasarkan kepada pola rata-rata pergerakan lalu lintas di dalam satu regional dimana jaringan jalannya terintegrasi secara fungsional antara ruas yang satu dengan ruas-ruas jalan yang lainnya. Atas dasar anggapan bahwa pola pergerakan manusia tidak berubah penting dari waktu ke waktu, maka pola-pola tersebut dapat dijabarkan dalam bentuk angka yang disebut faktor proporsi musiman (seasonal variation factors). Berdasarkan faktor-faktor tersebut, perkiraan LHR-tahunan dilakukan dengan mengoreksi data volume lalu lintas harian rata-rata (LHR) untuk satu satuan waktu tertentu (misal 7 hari) oleh faktor-faktor proporsi tersebut.