Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search
Journal : Jurnal Jalan Jembatan

Volume Pemakaian Bahan Bakar Truk Medium 2 AS Yang Beroperasi Di Ruas Jalan Wilayah Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan No 2 (1987)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dalam proses perencanaan jalan yang berkaitan dengan analisa ekonomi jalan raya, volume pemakaian bahan bakar oleh kendaraan merupakan salah satu elemen Vechile Operating Cost (VOC) yang dominan. Selama ini angka-angka yang sering dipakai adalah angka-angka yang didasarkan kepada literatur luar negeri. Hal ini disebabkan karena angka-angka FC yang standar belum diterbitkan. Literatur dari luar negeri yang sering dipakai dipandang masih membutuhkan penyesuaian dengan kondisi di Indonesia, mengingat kecenderungan kemajuan teknology automotif dewasa ini dan kondisi perlalulintasan di Indonesia yang khas. Puslitbang Jalan bersama dengan pihak Bina Marga dan PT. Jasa Marga telah melakukan pengukuran kecil FC ini pada awal tahun 1987 dengan tujuan untuk membuat perbandingan terhadap literatur yang akan dipakai sebagai dasar perhitungan VOC rencana jalan toll Cikampek Padalarang. Pengukuran dilalkukan untuk 2 jenis Truk percobaan yang dioperasikan di ruas-ruas jalan toll Srondol - Jatingaleh Semarang. Hasil pengukuran menunjukan bahwa dibandingkan dengan nilai-nilai pada literatur, FC kedua jenis kendaraan ini pada umumnya lebi kecil.
KAJIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL JALAN UNTUK JALAN UMUM NON-TOL Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 28 No 1 (2011)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18021.503 KB)

Abstract

ABSTRAKStandar Pelayanan Minimal (SPM) jalan adalah ukuran teknis jalan yang harus diwujudkan oleh penyelenggara jalan agar jalan dapat beroperasi sesuai dengan standar pelayanan yang ditetapkan. Ukuran teknis tersebut diamanatkan Peraturan Pemerintah (PP) no. 34 Tahun 2006 tentang jalan yang meliputi 2 hal : 1) SPM jaringan jalan dengan indikator kinerja aksesibilitas, mobilitas, dan keselamatan, dan 2) SPM ruas jalan dengan indikator kinerja kondisi jalan dan kecepatan. Penetapan SPM jalan lebih lanjut diatur melalui Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Pemen PU). SPM jalan wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai amanat PP no. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Profinsi, dan Kabupaten/Kota. Pemerintah pusat berkewajiban mengatur penetapan SPM jalan yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah pusat danĀ  daerah. Makalah ini bermaksud membahas SPM Jalan yang meliputi dasar hukum, indikator kinerja, dan penetapan SPM jalan serta pertimbangannya. Indikator kinerja pelayanan yang harus dipakai dalam SPM jalan merubah indikator pelayanan jalan selama ini yang menggunakan model kemantapan jalan. SPM jalan untuk kabupaten/kota yang telah ditetapkan mempertimbangkan kondisi pelayanan jalan yang telah berjalan. Percapaian target SPM 2014 merupakan upaya relasi good govermance dalam penyelenggaraan jalan.Kata Kunci : Kebijakan jalan, Peraturan Jalan, pelayanan jalan, jaringan jalan, ruas jalan.
KAJIAN PENYESUAIAN GOLONGAN DAN TARIF TOL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN PENGRUSAKAN PERKERASAN JALAN OLEH KENDARAAN BERAT Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 26 No 1 (2009)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (129.534 KB)

Abstract

Nuansa kenaikan tarif tol menjadi isu di lingkungan masyarakat, baik pengelola maupun pengguna jalan tol. Walaupun kenaikan tarif tol tidak populer di kalangan pengguna jalan yang dewasa ini banyak di bebani, tetapi pengelola jalan tol terus mengharapkan kenaikan pendapatan. Undang-undang No. 15 tahun 2006 tentang Jalan Tol mengamanatkan bahwa perubahan tarif tol dilakukan untuk penyesuaikan nilai tarif tersebut terhadap inflasi setiap kurun waktu 2 (dua) tahunan. Sementara itu, pengelola mengharapkan kenaikan tarif berkaitan dengan dugaan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh meningkatnya beban kendaraan sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan perkerasan lebih dini yang juga menyebabkan meningkatnya biaya pemeliharaan jalan. Makalah ini membahas kajian perubahan tarif tol yang berkaitan dengan kondisi beban as kendaraan dan kesesuaian untuk diaplikasikan, dengan mempertimbangkan amanat peraturan yang berlaku. Hasil kajian menunjukkan bahwa 1) dengan mempertimbangkan beban kendaraan, memungkinkan untuk melakukan penggolongan ulang, sehingga lebih banyak dari sebelumnya, misalnya dari 3 (tiga) menjadi 7 (tujuh) golongan, dan 2) kenaikan tarif tol yang telah di operasikan, yang melibatkan pengrusakan jalan oleh kendaraan belum memiliki landasan hukum yang jelas, kecuali jika diperhitungkan sejak awal dalam business plan jalan tol tersebut atau mengkaji ulang secara keseluruhan. Kata kunci: tarif tol, beban kendaraan
CARA PEMUTAKHIRAN NILAI EKIVALEN MOBIL PENUMPANG DAN KAPASITAS DASAR RUAS JALAN LUAR KOTA Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 27 No 2 (2010)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Passenger car equivalent (pce) converts unit of traffic flow from vehicles per hour to passenger car unit (pcu). A traffic flow consists of several types of vehicles such as passenger car, bus,truck, and motor cycle are converted to a uniform unit of traffic flow, ie. pcu, by assuming that a vehicle other than passenger car is 'replaced' by a passenger car multipled by pce. Each type of vehicle has its owned pce value and different from other, depending on influences of it's presence in a trafic flow. Basic capacity is a maximum number of vehicle that may be reached under a specified standard geometric condition and by an undisturb traffic condition. Pce is used to convert unit of a basic capacity from vehicles/hour to pcu/hour. This paper aimed to discus methods of defining pce and basic capaity of inter urban roads, including data required for testing capacity of inter urban roads, including data required for testing applicabiliy of the method. The review showed that for inter urban road segment, pce may be derived from a relationship between speeds versus flow rate of each individual type of vehicles, whereas the basic capacity may be derived from a linear relationship between densities versus speeds. Application of the method to a set of traffic flow data showed that the method may be used for defining values of emp and basic capacity. The results of analyzing a segment of Nagreg-Tasikmalaya data showed that emp and basic capacity tend to change. Key words : Inter-urban roads, road capacity, speed-density relationship, pce, pcu
IDENTIFIKASI MASALAHH KEMACETAN DI RUAS JALAN TOL CAWANG - BEKASI Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 13 No 2 (1996)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemacetan di jalan tol Jakarta - Cikampek ruas Cawang - Bekasi terutama pada jam - jam sibuk sudah menyebabkan waktu tenda yang terlalu panjang. Kemacetan terutama terjadi pada waktu sore hari untuk arus lalu - lintas dari arah Cawang menuju Bekasi pada waktu pagi hari untuk arah lalu-lintas menuju Jakarta. Makalah ini mengemukakan hasil pengamatan arus lalu-lintas ditempat tempat yang diidentifikasikan mengalami kemacetan yang meliputi evaluasi terhadap kapasitas pelayanan gerbang tol dan evaluasi tingkat pelayanan ruas jalan. Tinjauan dari pengamatan tersebut adalah untuk mengindentifikasi persoalan kemacetan di ruas jalan bebas hambatan ini dan mengusulkan penanganannya. Hasil evaluasi terhadap tingkat pelayanan jalan dan gerbang tol menunjukkan bahwa pada kasus kemacetan di ruas jalan antara Cawang - Bekasi pada waktu sibuk baik pagi maupun sore, secara umum disebabkan oleh terlalu tingginya demand lalu-lintas yang ada sehingga ruas jalan ini sudah periu ditingkatkan jumlah lajutnya.
FAKTOR VOLUME JAM PERENCANAAN ( Faktor K ) Iskandar, Hikmat
Jurnal Jalan-Jembatan Vol 15 No 1 (1998)
Publisher : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Faktor K adalah porsi (%) Volume Jam Perencanaan ( VJP ) terhadap Volume Harian Rata rata tahunan ( LHR ) VJP dipakai sebagai dasar untuk menetapkan jumlah lajur jalan atau lebar jalur jalan. Dalam penetapan VJP untuk perencanaan, LHR merupakan LHR proyeksi pada akhir usia rencana. Beberapa literatur menyebutkan nilai faktor K untuk jalan rural bervariasi 12% s.d 25% di mana angka tsb ditetapkan dari tumit jam sibuk kurva distribusi Volume Lalu Lintas Jam Jaman terbesar pada umumnya berdasarkan data di USA tumit tsb jatuh pada urutan jam sibuk ke 30 indonesia s.d saat ini belum memiliki angka yang baku. Manual kapasitas jalan indonesia. MKJI ( 1996) menggunakan 11%. Latar belakang ini melandasi dilakukannya pengukuran Volume Lalu Lintas jam jaman ( VLJ ) di 6 ruas jalan arteri antar kota di jalur pantura pulau jawa. Analisa data menyimpulkan bahwa tumit jam sibuk pada ruas jalan tsb dengan LHR, antara 12,15,&21,543 satuan mobil penumpang ( smp).Jatuh pada urutan jam antara 100 s.d 350 dan dengan nilai faktor K rata rata 6,5% jika kriteria urutan jam ke 30 pakai maka faktor K meningkat menjadi 75%