Penurunan nafsu makan sering terjadi pada anak usia 1-3 tahun, kejadian penurunan nafsu makan di desa Bayeman pada tahun 2021 hingga 2022 belum menurun. Beberapa upaya dilakukan salah satunya yaitu pemberian herbal temulawak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan mengenai temulawak dan cara pengolahan oleh ibu dengan anak usia Toddler di Desa Bayeman. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah 120 Ibu yang memiliki anak usia 1-3 tahun. Besar sampel 93 responden yang diambil dengan teknik simple random sampling. Variabel penelitian yaitu : pengetahuan dan cara pengolahan Herbal Tradisional Temulawak sebagai penambah nafsu makan pada Anak Usia Toddler (1-3 tahun). Instrument yang digunakan adalah kuesioner pengetahuan dan cara pengolahan herbal tradisional temulawak. Data dianalisis dengan statistic deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan sebanyak 93 ibu di desa Bayeman, menunjukkan 84 responden dengan presentase (90,3%) memiliki tingkat pengetahuan yang baik. Cara pengolahan herbal tradisional temulawak hamper setengah dari responden yaitu 44 responden (44,1%) menggunakan cara kombinasi , sebanyak 35 responden (37,6%) menggunakan cara direbus dan 17 responden (18,3%) menggunakan serbuk instan. Secara umum dapat disimpulkan bahwa responden mengetahui tentang temulawak. Tetapi mayoritas responden lebih memilih menggunakan obat farmakologi yang dinilai lebih efisien. Perlu dilakukan demonstrasi yang berisi slogan atau ajakan tentang penggunaan temulawak sebagai pengobatan alternative untuk meningkatkan nafsu makan.