Krisdiana Krisdiana
Sekolah Tinggi Pastoral Tahasak Danum Pambelum Keuskupan Palangka Raya

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

TINJAUAN KRITIS RITUAL SANGIANG DALAM PERSPEKTIF KRISTIANI KHUSUSNYA SAKRAMEN PENGURAPAN ORANG SAKIT DI PAROKI SANTO FRANSISKUS ASISI PARENGGEAN Krisdiana Krisdiana; Timotius Tote Jelahu; Paulina Maria
Sepakat : Jurnal Pastoral Kateketik Vol. 5 No. 1 (2019): Mei : Sepakat : Jurnal Pastoral Kateketik
Publisher : Sekolah Tinggi Pastoral Tahasak Danum Pambelum Keuskupan Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58374/sepakat.v5i1.15

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pandangan umat Katolikdalam Budaya Dayak Ngaju tentang Ritual Sangiang, bagaimana penghayatan dari masyarakat Dayak Ngaju beragama Katolik terhadap sakramen pengurapan orang sakit, dan bagaimana perbandingan pelaksanaan sakramen pengurapan orang sakit dan ritual sangiang dalam budaya Dayak Ngaju. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode penelitian kualitatif. Data diperoleh dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis menggunakanMiles dan Huberman langkah-langkah yang digunakan melalui, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umat bersuku Dayak Ngaju mengetahui tentang ritual sangiang sebagai ritual penyembuhan yang ada dalam budaya. Dan umat mengetahui tentang sakramen pengurapan orang sakit yang ada dalam Gereja Katolik sebagai salah satu sakramen yang memohon agar orang yang sedang mengalami sakit dikuatkan agar mampu melewati segala penyakitnya berkat pertolongan Tuhan. Kesimpulan ini adalah ritual sangiang memiliki dimensi sosial yang mengarahkan, dan membawa orang untuk menyadari bahwa hidup bersama sangat diperlukan rasa kepedulian anatara satu dengan yang lain. Nilai yang terdapat dalam ritual sangiang adalah nilai kebersamaan dan persaudaraan. Kehadiran Gereja dalam budaya tersebut merupakan pintu masuk untuk mewartakan tentang kerajaan Allah terutama memberikan katekse berkaitan dengan sakramen pengurapan orang sakit karena Allah sendirilah yang bekerja yang menyembuhkan terutama dalam ritual sangiang tersebut.