Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PENATAAN KOTA PALU BERBASIS MITIGASI BENCANA Fauziya Bagawat Sari
TEKNOKRIS Vol 23 No 1 (2020): Jurnal Teknokris Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknik Unkris Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Banyak jenis bencana yang dihasilkan dari fenomena alam yang tidak dapat dihindari. Sulawesi merupakan wilayah yang memiliki banyak sesar yang berpotensi menimbulkan bencana gempa bumi. Apa yang harus kita lakukan adalah mengurangi resiko bencana. Disini keselamatan manusia ditempatkan dalam prioriitas pertama. Setiap jenis bencana alam membawa bahaya tertentu. Belajar dari bencana sebelumnya dan data ilmiah dari suatu kota, kita dapat menganalisis potensi bahaya, kerentanan dan strategi mitigasi untuk setiap ancaman bencana. Dalam mengurangi risiko bencana alam, sebuah kota harus dilengkapi dengan rencana terintegrasi untuk mengantisipasi bencana. Diantara langkah yang diperlukan adalah : 1. Mengidentifikasi potensi bencana, 2 pengaturan rencana tata ruang untuk mewujudkan ruang yang aman dan berkelanjutan pada daerah (kota)
ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SETU BABAKAN KECAMATAN JAGAKARSA KOTA JAKARTA Fauziya Bagawat Sari; Sukma Widiuotomo
TEKNOKRIS Vol 25 No 1 (2022): Jurnal Teknokris Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknik Unkris Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61488/teknokris.v25i1.107

Abstract

Tingginya angka pertumbuhan penduduk suatu kota dengan terbatasnya ruang menuntut untuk tersedianya lahan sebagai wadah aktivitas penduduk kota tersebut sehingga pemanfaatan ruang untuk pemenuhan kebutuhan penduduk pun menjadi tidak terkendali.Setu Babakan memiliki luas sekitar 20 hektear terletak di Kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi. Untuk melakukan perencanaan dengan memperhatikan pembangunan berkelanjutan maka diperlukan kesesuain pemanfaatan ruang di Kawasan Setu Babakan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui tingkat kesesuaian dan peruntukan lahan terhadap perencanaan di wilayah Kawasan Setu Babakan, yang menggunakan analisis kebijakan tata ruang dengan metode Overlay dengan metode pendekatan SIG (Sistem Informasi Geografis) dari hasi penelitian yang dilakukan terdapat bangunan yang berdiri diatas zona Jalur Hijau serta permukiman yang berada di zona taman lingkungan,di wilayah ini juga hasil survei primer menunjukan ada bangunan yang tidak memiliki KDB yang sesuai dengan peraturan zonasi RDTR Provinsi DKI Jakarta, Kesesuaian Pemanfaatan ruang di Kawasan setu babakan harus di revisi sebagai bentuk penindakan pelanggaran terhadap tata ruang agar dapat mencapai kesetaraan lingkungan alami dan buatan di wilayah kawasan Setu Babakan.
ANALISIS PENANGANAN KEMACETAN LALU LINTAS DI KORIDOR JALAN RAYA PONDOK GEDE JAKARTA TIMUR Fauziya Bagawat Sari
TEKNOKRIS Vol 26 No 1 (2023): Jurnal Teknokris Edisi Juni
Publisher : Fakultas Teknik Unkris Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61488/teknokris.v26i1.260

Abstract

Meningkatnya kemacetan pada jalan perkotaan maupun jalan luar kota diakibatkan bertambahnya kepemilikan kendaraan, terbatasnya sumber daya untuk pembangunan jalan raya dan belum optimalnya pengeoprasian fasilitas arus lalu lintas yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab kemacetan lalu lintas yang terjadi di Koridor Jalan Raya Pondok Gede. Setelah diperoleh data volume yang terjadi pada jam puncak, dilakukan analisa lalu lintas berdasarkan aspek teknik yang didasarkan pada pedoman Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI,1997) untuk menentukan hambatan samping, kapasitas dan tingkat pelayanan di Koridor Jalan Raya Pondok Gede. Di ruas Jalan Raya Pondok Gede terdapat pertokoan, pasar, kendaraan berhenti, parkir tidak pada tempatnya. Kemacetan lalu lintas berada dalam keadaan stabil, kecepatan operasi mulai dibatasi oleh kendaraan lainnya dan mulai dirasakan hambatan oleh kendaraan disekitarnya dengan hasil perhitungan. Nilai volume lalu lintas mencapai 1021 smp/jam dengan kapasitas jalan sebesar 2089 smp/jam. Setelah dilakukan analisis untuk penanganan kemacetan dapat dilakukan dengan pelebaran jalan, pelebaran jalan diharapkan kapasitas dapat menampung kapasitas 5.076 smp/jam yang semula hanya 2089 smp/jam, maka kinerja lalu lintas bisa ditekan sampai dengan level C yang semula di level D dengan tingkat pelayanan menjadi 0.5.
ANALISIS KETERSEDIAAN PELAYANAN FASILITAS KESEHATAN MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 DI KABUPATEN BEKASI Fauziya Bagawat Sari
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 18 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.18 No.2 | Desember 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Corona Virus Disease (COVID-19) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang diperkirakan berasal dari pasar hewan di Laut Cina Selatan Wuhan. Karena proses infeksi yang cepat pada tanggal 11 Maret WHO menetapkan COVID-19 sebagai pandemi. Munculnya permasalahan yang di sebabkan oleh Covid-19 seperti meningkatnya jumlah kasus Covid-19 di Kabupaten Bekasi mengakibatkan ketersediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit menjadi terbatas sehingga terjadi overkapasitas rumah sakit di Kabupaten Bekasi. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah teridentifikasi tingkat persebaran Virus Covid-19 di Kabupaten Bekasi, teridentifikasi tingkat ketersediaan pelayanan fasilitas kesehatan (Rumah Sakit Rujukan Covid-19) di Kabupaten Bekasi dan memberikan alternatif pemecahan masalah terkait ketersediaan pelayanan fasilitas kesehatan di Kabupaten Bekasi dalam menghadapi pandemi Covid-19. Metode Analisis yang digunakan dalam Analisis Kolerasi, Analisis Rasio Rumah Sakit untuk mengetahui ketesediaan rumah sakit yang ada di Kabupaten Bekasi dan Analisis Buffer untuk jangkauan pelayanan fasilitas kesehatan di Kabupaten Bekasi. Dari Analisis Korelasi didapatkan Hubungan antara Jumlah Penduduk (X1) dengan Positif Covid-19 (Y) sebesar 0,915 artinya terdapat hubungan korelasi sangat kuat. Hubungan antara Jumlah Fasilitas Transportasi (X2) dengan Positif Covid-19 (Y) sebesar 0,696 artinya terdapat hubungan korelasi kuat. Hubungan antara kedua variabel bersifat positif atau dengan kata lain semakin meningkatnya Jumlah Penduduk dan Jumlah Fasilitas Transportasi maka akan meningkat pula kasus Jumlah Positif Covid-19. Tingkat persebaran Covid-19 tertinggi berdasarkan kasus harian di Kabupaten Bekasi yaitu terdapat di Kecamatan Cikarang Selatan dengan jumlah 578 kasus dan nilai persentase 0,357%. Hal itu disebabkan oleh jumlah penduduk tinggi, kawasan industri terluas dan fasilitas transportasi keluar masuk lebih banyak mengakibatkan resiko penularan Virus Covid-19 semakin tinggi. Identifikasi tingkat ketersediaan rumah sakit rujukan Covid-19 berdasarkan ketersediaan Bed Occupancy Ratio (BOR) tertinggi yaitu Kecamatan Cibarusah, Tambun Utara, Sukatani dan Cabangbungin yang memiliki Bed Occupancy Ratio (BOR) tinggi yaitu 18,18% - 58,06%. Hal itu disebabkan oleh rendahnya kasus Positif Covid-19 sehingga rendahnya keterisian ruang isolasi rumah sakit Covid-19 di kecamatan tersebut. Hasil dari Analisis Rasio Rumah Sakit didapatkan kecamatan dengan ratio tinggi yaitu Kecamatan Cikarang Utara dengan ratio 0,47 dan Kecamatan Cabangbungin dengan ratio 0,56. Hasil dari Analisis Buffer yaitu Kecamatan yang memiliki pelayanan kesehatannya terpenuhi berdasarkan radius pencapainnya yaitu Kecamatan Cikarang Selatan, Cikarang Barat, Cikarang Utara dan Tambun Selatan. Hal itu disebabkan oleh tingginya jumlah kasus Positif Covid-19 sehingga pemerintah memperbanyak rumah sakit di kecamatan tersebut. Untuk itu saran dari penulis adalah Membuat Team Petugas Protokol Kesehatan Covid-19 pada daerah yang memiliki kasus tinggi Covid-19 dan pada jalur keluar masuk wilayah serta pada titik fasilitas transportasi publik seperti Terminal Bus dan Stasiun Kereta Api. Penambahan fasilitas kesehatan rumah sakit rujukan Covid-19 pada kecamatan yang memiliki jumlah Positif Covid-19 dan kecamatan yang tidak terjangkau oleh rumah sakit rujukan Covid-19. Menyediakan ruang isolasi terpusat seperti di beberapa Hotel dan memaksimalkan pemanfaatan gedung-gedung di Kawasan Stadion Wibawa Mukti. Untuk Kebijakan Tata Ruang kedepan, lebih di lengkapi dengan fasilitas kesehatan pada tingkat kelurahan/kecamatan sebagai antisipasi ketahanan kota dan menerapkan konsep Smart Health City.
ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN RUANG KAWASAN SETU BABAKAN KECAMATAN JAGAKARSA KOTA JAKARTA SELATAN Fauziya Bagawat Sari; Sukma Widiuotomo
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 18 No 1 (2022): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.18 No.1 | Juni 2022
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya angka pertumbuhan penduduk suatu kota dengan terbatasnya ruang menuntut untuk tersedianya lahan sebagai wadah aktivitas penduduk kota tersebut sehingga pemanfaatan ruang untuk pemenuhan kebutuhan penduduk pun menjadi tidak terkendali.Setu Babakan memiliki luas sekitar 20 hektear terletak di Kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi. Untuk melakukan perencanaan denganmemperhatikan pembangunan berkelanjutan maka diperlukan kesesuain pemanfaatan ruang di Kawasan setu babakan. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui tingkat kesesuaian dan peruntukan lahan terhadap perencanaan di wilayah Kawasan Setu Babakan, yang menggunakan analisis kebijakan tata ruang dengan metode Overlay dengan metode pendekatan SIG (Sistem Informasi Geografis) dari hasi penelitian yang dilakukan terdapat bangunan yang berdiri diatas zona Jalur Hijau serta permukiman yang berada di zona taman lingkungan,di wilayah ini juga hasil survei primer menunjukan ada bangunan yang tidak memiliki KDB yang sesuai dengan peraturan zonasi RDTR Provinsi DKI Jakarta, Kesesuaian Pemanfaatan ruang di Kawasan setu babakan harus di revisi sebagai bentuk penindakan pelanggaran terhadap tata ruang agar dapat mencapai kesetaraan lingkungan alami dan buatan di wilayah kawasan setu babakan.
KARAKTERIKTIK PERMUKIMAN KUMUH (STUDI KASUS: RW 012 KELURAHAN KEBON MELATI) JAKARTA PUSAT Fauziya Bagawat Sari
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 17 No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.17 No.2 | Desember 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kemunculan kawasan kumuh di perkotaan merupakan fenomena yang banyak terjadi di kota-kota besar di Indonesia, kondisi yang terjadi di kampung kampung kota saat ini tengah menghadapi berbagai permasalahan khususnya kualitas dan kuantitas di lingkungan permukiman. Kelurahan Kebon Melati sebagai salah satu kawasan dengan perkembangan kegiatan bisnis dan perdagangan yang pesat, terindikasi terdapat kawasan kumuh. Oleh karena itu, dilakukan metode skoring pada penelitian ini dengan melakukan identifikasi Kawasan kumuh, yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan tiga tingkat kekumuhan yakni, kawasan kumuh ringan, kawasan kumuh sedang dan kawasan kumuh berat. Hasil penelitian menunjukkan di Kelurahan Kebon Melati menghasilkan tiga klasifikasi tingkat kekumuhan, 10 RT termasuk dalam kawasan kumuh berat dan 7 RT termasuk dalam kawasan kumuh sedang dan 2 RT dengan kumuh ringan . Upaya penataan kawasan meliputi perbaikan jalan lingkungan, drainase, dan peningkatan kualitas jalan, prasarana persampahan, serta prasarana limbah, pemugaran dan permukiman kembali
ANALISIS PENANGANAN KEMACETAN LALU LINTAS KORIDOR JALAN JATIWARINGIN KOTA BEKASI Fauziya Bagawat Sari
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 17 No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.17 No.1 | Juni 2021
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Jalan Jatiwaringin merupakan jalan arteri sekunder, yang secara geografis menghubungkan jalan penghubung antara Kota Bekasi dengan Kota Jakarta. Posisi ini membawa pengaruh bagi perkembangan Jalan Jatiwaringin ditandai oleh perkembangan aktivitas sosial yaitu pendidikan, perdagangan, perkantoran dan jasa. Meningkatnya aktivitas sosial mempunyai pengaruh besar terhadap tingginya bangkitan lalu lintas yang ada di Jalan Jatiwaringin, hal tersebut dapat dilihat dari nilai VCR mencapai 1,03 pada jam sibuk pagi dan sore, faktor tersebut menunjukkan kemacetan lalu lintas tinggi. Dari analisis, manajemen lalu lintas di ruas Jalan Jatiwaringin banyak jalan masuk Studi ini mencoba mencari faktor faktor yang mempengaruhi rendahnya derajat pelayanan Jalan Jatiwaringin serta mengusulkan bentuk penanganan masalah kemacetan lalu lintas yang dapat membantu kelancaran perjalanan di Jalan Jatiwaringin.
PENATAAN KAWASAN RAWAN BENCANA DI BANJARNEGARA Fauziya Bagawat Sari
Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Ilmiah Plano Krisna Vol.11 No. 2, Desember 2015
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Krisnadwipayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Secara geografis, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berada pada kawasan rawan Bencana, sehingga diperlukan penataan ruang yang berbasis mitigasi bencana (konsideran menimbang huruf e UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang). Penataan Ruang berbasis mitigasi bencana dapat dimaknai sebagai Penataan Ruang yang diposisikan sebagai salah satu upaya atau instrumen Pengurangan Risiko Bencana (Disaster Risk Reduction/DRR). Pada tahun 2014, terjadi bencana alam tanah longsor yang menelan banyak korban jiwa di Banjarnegara tepatnya di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar. Bencana ini bukan bencana yang pertama kalinya terjadi di Banjarnegara, mengingat terdapat sekitar 20 kecamatan disana yang memiliki potensi sedang-tinggi longsor. Berdasar hasil analisis, terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya bencana yaitu morfologi kawasan bencana dan sekitarnya, litologi yang bersifat daya resap air yang tinggi, dan curah hujan yang tinggi dan lama. Selain itu kesalahan pen ataan dan pengelolaan kawasan rawan bencana juga menjadi penyebabnya. Untuk mengurangi risiko bencana, dibutuhkan upaya penataan kawasan berbasis mitigasi bencana untuk mewujudkan ruang yang aman dan berkelanjutan pada wilayah tersebut, yang mencakup perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Untuk menghasilkan penataan kawasan berbasis mitigasi bencana, beberapa pedoman dapat dijadikan acuan, yaitu Pedoman Penataan Ruang Berbasis Mitigasi Bencana; Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana Longsor; Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana; Serta Pedoman Penyediaan Ruang Evakuasi Bencana. alat pengurangan risiko bencana dan menunjang terciptanya ruang yang aman dan berkelanjutan pada wilayah Kabupaten Banjarnegara.