Singgih Afifa Putra
Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan Perikanan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPMPV KPTK), Jl. Diklat No. 30, Pattallasang, Gowa, Sulawesi Selatan, 92171

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Colonization of Coral Communities in the Krakatau Islands Strict Marine Nature Reserve, Indonesia (Kolonisasi Komunitas Karang di Kepulanan Krakatau) Singgih Afifa Putra; Ario Damar; Agustinus M Samosir
ILMU KELAUTAN: Indonesian Journal of Marine Sciences Vol 19, No 2 (2014): Ilmu Kelautan
Publisher : Marine Science Department Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4519.424 KB) | DOI: 10.14710/ik.ijms.19.2.63-74

Abstract

Pulau-pulau Krakatau memiliki dinamika secara geomorfologi, dan berbagai perubahan fisik yang berlangsung memberikan dampak terhadap biota, termasuk pada proses dan tingkat pergantian suksesi komunitasnya. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan kondisi terkini dan proses kolonisasi komunitas karang, termasuk status kerusakan komunitas karang dan disturbansi lingkungan yang mempengaruhinya. Line intercept transect dilakukan di enam stasiun pada dua kedalaman yang berbeda yakni 5 dan 10m. Sedangkan observasi terhadap komunitas koral dilakukan dengan perekaman video. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa suksesi atau perkembangan komunitas (i.e. kolonisasi) karang yang dijumpai di Pulau Anak Krakatau masih mengindikasikan tahap awal kolonisasi, berbeda dengan komunitas karang yang dijumpai di Pulau Rakata dan Panjang. Diversifikasi komunitas karang di kedua pulau tersebut, menunjukkan dominansi spesies oportunis dan pioner (i.e. Pocillopora dan Seriatopora) yang umum dijumpai di Anak Krakatau sudah tergantikan. Dominansi dari beberapa spesies karang telah mengindikasikan terjadinya proses eksklusi kompetitif di antara komunitas karang. Tiga tipe komunitas karang yang dijumpai dapat dibedakan menurut karakteristik masing-masing kawasan, yaitu komunitas kawasan terpapar, semi terpapar/terlindung, dan terlindung. Kerusakan komunitas karang di Krakatau berdasarkan kriteria indeks kerusakan karang (CDI) sudah termasuk kedalam kategori wilayah “hot spot”, dimana sangat memerlukan perhatian, pengawasan, pengamatan atau restorasi komunitas karang. Hasil penelitian ini memberikan gambaran bahwa terjadinya kolonisasi dan tingkat kerusakan komunitas karang perlu menjadi acuan dalam pengelolaan kawasan terumbu karang di Cagar Alam Laut Krakatau. Kata kunci: kolonisasi, suksesi; komunitas karang; pengelolaan; Krakatau Krakatau Islands diversity is geomorphologically dynamic, and these physical changes influence on organisms including community successional. The purposes of this research were to determine the condition and describe the recent colonization development of coral communities in the Krakatau Islands after sterilization. Transects were done at six stations at two different depth (i.e. 5 and 10 m) using line intercept transect. While observations of coral communities were done with video transect. This study showed that succession or development of coral communities (i.e. colonization) that found in Anak Krakatau indicated earlier stage of colonization. It has different coral communities compared with those that found in Rakata and Panjang island. The diversification of coral communities on both islands, showed that opportunistic and pioneer species (i.e. Pocillopora and Seriatopora) that generally found in Anak Krakatau has been replaced. There are indications of dominance may already take place through competitive exclusion in the coral communities. Three community types were distinguished based on characteristics for each sites, as follows: communities of wave-exposed habitats, communities of semi- exposed to sheltered habitats, and communities of sheltered habitats. The extent of coral damage covered all six sites based on coral damage index (CDI). This suggests that of the all transects were "hot spots'' that required management action. These results indicate that colonization and the level of coral damage have to be taken into account on the manegement of coral ecosystem in the region. Keywords: colonization; succession; coral communities; management; Krakatau
Dampak Pelatihan Berbasis Kompetensi Bagi Guru Kejuruan Bidang Kemaritiman di Indonesia Singgih Putra
Jurnal Widyaiswara Indonesia Vol. 1 No. 3 (2020): September 2020
Publisher : Dewan Pimpinan Pusat Asosiasi Profesi Widyaiswara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) untuk guru kejuruan telah diimplementasikan dalam beberapa program prioritas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI (Kemendikbud RI) dengan verifikasi bukti kompetensi yang dilaksanakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi dengan berpedoman kepada panduan mutu BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi). Pelatihan berbasis kompetensi (PBK) merupakan suatu pendekatan pelatihan yang menekankan pada pengembangan keterampilan, pengetahuan, dan sikap (knowledge, skill, and attitude) untuk memenuhi suatu standar kompetensi. Paper ini merupakan kajian terhadap pengembangan kapasitas SDM Maritim (i.e. tenaga pendidik) sebagai dampak hasil pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi yang telah dilakukan oleh Kemdikbud RI di Indonesia. Data dianalisis dengan statistik deskriptif dengan pembahasan literature yang relevan.Tahap awal implementasi PBK pada program pelatihan bidang kemaritiman menunjukkan kelulusan pelatihan dan rekomendasi kompeten bagi semua peserta. Implementation of competency-based training (CBT) for vocational high school teachers has been done through several priority programs of Ministry of Education and Culture of Indonesia (Kemdikbud RI) during 2016 and 2017 such as Guru Pembelajar (professional teacher sustainable development) and Keahlian Ganda (teacher with dual expertise), with competence proof from skill competency assessment (SCA) organized by Lembaga Sertifikasi Profesi (Professional Certification Institution). CBT can be interpreted as a training approach that emphasizes the development of skills, knowledge, and attitude to meet a standard of competency. This article is a review related to the capacity building of Maritime Human Resource in terms of competency-based education and training conducted by the Ministry of Education and Culture of Indonesia. Data was analysed with statistical descriptive. The initial stage of CBT development in the field of maritime in the training program was proven by the graduation of training and competent recommendation for all teacher participants