Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Chemical characteristics during the fermentation process of siam kintamani orange peel (Citrus nobilis) probiotic drink Nadya Treesna Wulansari; A.A Istri Mas Padmiswari; Putu Rima Sintyadewi
Jurnal Pijar Mipa Vol. 18 No. 5 (2023): September 2023
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpm.v18i5.5613

Abstract

Functional foods containing bacteria that may improve digestive function are called probiotic beverages. The fruit is rich in vitamins, minerals, antioxidants, and bioactive substances that benefit the body's health. Therefore, it can be used to make non-dairy probiotic drinks. Kintamani is a province in Bali that produces fruit, namely Siam oranges. In 2021, citrus fruit production in Kintamani, Bangli, is the second highest, at 104,528 per ton. However, there are still damaged fruits due to poor post-harvest processing and management. Orange peel is one of the citrus wastes that is not utilized, but this waste can still be processed into food with good nutritional value. The skin of Siam oranges contains secondary metabolites composed mainly of flavonoids, phenols, steroids, and triterpenoids. Furthermore, the Kintamani orange peel has better antioxidant potential than its seeds. Metabolites derived from Siam Kintamani orange peel have the potential to be used as probiotic beverages. A SCOBY (Symbiotic Culture of Bacteria and Yeasts) starter produces Siam orange peel probiotic drink. SCOBY is a gel layer formed from a mixture of bacteria and yeast. The desired outcome of this study was to assess the total acid, degree of acidity, pH, vitamin C, and total reducing sugar of Siam Kintamani orange peel as a result of fermented probiotic drinks. This is an experimental study with an entirely randomized approach. The treatment in this study was a variation in fermentation length, including several days (0, 3, 6, 9, 12, 15, and 18 days), with 4 repetitions. ANOVA was used to analyze the data, followed by a multiple-range test based on Duncan's equation, the fermentation time had a substantial impact on the total acid, pH, vitamin C, and total flavonoids of the Siam Kintamani orange peel probiotic drink (Citrus nobilis) (p<0.05). The time of the fermentation process influences the entire amount of acid, pH, vitamin C levels, and quantity of flavonoids in the Siam Kintamani orange peel probiotic drink. The longer the fermentation process, the more the total acid value increases while the pH decreases. The highest content of vitamin C and total flavonoids was produced on the ninth day of fermentation, at 70455.33 mg/100 ml and 25.46 mg QE/100 g, respectively.
Edukasi Masyarakat Tentang Potensi Minuman Probiotik Sari Buah Salak Bali (Salacca zalacca) Sebagai Antibakteri Di Desa Sumerta Kelod Nadya Treesna Wulansari; A.A Istri Mas Padmiswari; Ida Bagus Maha Gandamayu; Ni Wayan Novi Suryati; Ni Made Raningsih
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 2 No 1 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v2i1.447

Abstract

Minuman probiotik merupakan minuman yang mengandung mikroorganisme hidup yang bermanfaat bagi kesehatan. Salak Bali merupakan salah satu buah varietas lokal yang memiliki kandungan antioksidan. Hal inilah menjadikan salak Bali berpotensi menjadi minuman probiotik. Tujuan dari kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang potensi minuman probiotik sari buah salak Bali (Salacca zalacca) sebagai antibakteri di Desa Sumerta Kelod. Kegiatan diawali kegiatan pengukuran pengetahuan awal masyarakat yaitu dengan pemberian pretest. Selanjutnya diberikan penyuluhan mengenai potensi minuman probiotik sari buah salak Bali. Penyuluhan dilakukan dengan memberikan penjelasan dan memberikan leaflet yang berisi tentang manfaat salak bali sebagai minuman probiotik yang dapat berpotensi sebagai antibakteri dan dilanjutkan dengan diskusi. Setelah itu, pemberian posttest kepada seluruh masyarakat di akhir kegiatan. Data hasil pre dan posttest diolah dengan menggunakan SPSS dan disajikan dalam bentuk tabel frekuensi. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan masyarakat sebelum diberikan penyuluhan menunjukkan bahwa sebanyak 66,7% masyarakat memiliki tingkat pengetahuan yang cukup dan 33,3% masih dalam kategori kurang. Setelah diberikan penyuluhan menunjukkan bahwa pengetahuan masyarakat setelah dilakukannya penyuluhan dalam kategori baik dan cukup yaitu berturut-turut sebanyak 90,0 % dan 10,0 %. Adanya perubahan tingkat pengetahuan masyarakat setelah dilakukannya penyuluhan mengenai potensi minuman probiotik sari buah salak Bali sebagai antibakteri. Kata kunci : Antibakteri, edukasi, minuman probiotik, salak bali
Edukasi Terapi Akupunktur Untuk Mengatasi Diferensiasi Sindrom Pada Penderita Vertigo I Gusti Bagus Panji Widiatmaja; Kadek Buja Harditya; Ida Ayu Suptika Strisanti; I Nengah Adiana; A.A Istri Mas Padmiswari; Nadya Treesna Wulansari
Jurnal Abdimas ITEKES Vol 2 No 2 (2023)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Institute Teknologi dan Kesehatan (ITEKES) Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37294/jai.v2i2.467

Abstract

Vertigo merupakan masalah kesehatan gangguan keseimbangan yang gejalanya seperti nyeri kepala hebat dengan sensasi berputar. Vertigo merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi masyarakat namun sering diabaikan, hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kurangya pengetahuan masyarakat tentang vertigo dan motivasi masyarakat dalam mencari informasi tentang penyakit vertigo dan cara penangannya. Tujuan dari pengabdian masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit vertigo dan cara penanganan vertigo dengan akupunktur terapi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu pendekatan personal berupa edukasi dan pembagian kuisioner pengetahuan sebelum dan sesudah materi edukasi yang dikemas dalam kegiatan edukasi dan pemeberian terapi akupunktur untuk masalah kesehatan vertigo yang dihadiri sebanyak 73 peserta. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat menunjukkan adanya peningkatan jumlah pengetahuan dan mayoritas memiliki pengetahuan yang baik sebanyak 82% dari jumlah peserta, serta adanya perbedaan yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan peserta sebelum diberikan edukasi (M=83.56, SD=21.81) dan setelah diberikan edukasi (M=93.29, SD=15.09), p<0.005. Peningkatan pengetahuan diharapkan dapat meningkatkan motivasi perubahan perilaku pola hidup sehat. Kata kunci : Pengetahuan, Akupunktur, Vertigo